3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas
waktu penyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost biaya keterlambatan
4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik
dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapat dihindarkan.Baker, 2001:5
3.3. Terminologi Penjadwalan
Beberapa defenisi yang digunakan dalam penjadwalan adalah sebagai berikut:
1. Processing Time t
i
Processing Time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam waktu proses ini sudah termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk persiapan dan pengaturan set up selama proses berlangsung. 2.
Due-date d
i
Due-date adalah batas waktu dimana operasi terakhir dari suatu pekerjaan harus selesai.
3. Slack time SL
i
Slack time adalah waktu tersisa yang muncul akibat dari waktu prosesnya lebih kecil dari due- datenya.
SL
i
= d
i
- t
i
4. Flow time F
i
Flow time adalah rentang waktu antara saat pekerjaan dapat dimulai tersedia
Universitas Sumatera Utara
dan saat pekerjaan selesai. Jadi flow time sama dengan processing time dijumlahkan dengan waktu tunggu sebelum pekerjaan diproses.
5. Completion time C
i
Completion time adalah saat selesainya pekerjaan. Completion time disimbolkan dengan C
i
. 6.
Lateness L
i
Lateness adalah selisih antara completion time C
i
dengan due-date-nya d
i
. Suatu pekerjaan memiliki lateness yang bernilai positif apabila pekerjaan
tersebut diselesaikan setelah due-date-nya. 7.
Tardiness T
i
Tardiness adalah lateness positif dimana pekerjaan diselesaikan lebih lambat dari due date yang telah ditetapkan. Tardiness disimbolkan dengan T
i
. 8.
Makespan M Makespan adalah total waktu penyelesaian pekerjaan mulai dari urutan
pertama yang dikerjakan pada mesin atau work center pertama sampai kepada urutan-urutan pekerjaan terakhir pada mesin atau work center terakhir.
9. Heuristic
Prosedur penyelesaian suatu masalah yang ditunjukkan untuk memproduksi hasil yang baik tetapi tidak menjamin hasil yang optimal.Ginting, 2009:11
Universitas Sumatera Utara
3.4. Model Penjadwalan
Model penjadwalan dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkungan yang dihadapi oleh sistem produksi yang bersangkutan. Model penjadwalan dapat
dikelompokkan berdasarkan kodisi-kondisi berikut: 1.
Proses dengan mesin tunggal atau proses dengan mesin jamak. 2.
Pola aliran proses yang identik atau pola aliran proses yang sembarang. 3.
Pola kedatangan jumlah pekerjaan job 4.
Informasi yang lengkap atas pekerjaan dan mesin atau adnya ketidakpastian pada salah satu atau kedua elemen diatas.Ginting, 2009:6
Pada model pertama, sejumlah mesin dapat dibedakan atas mesin tunggal dan mesin jamak. Penjadwalan mesin tunggal, merupakan salah satu model
pengurutan job dimana job yang hendak diurutkan sedang menunggu untuk diproses pada beberapa mesin baik seri, parallel, maupun kombinasinya.
Pada model kedua, pola aliran dapat dibedakan atas flow shop dan job shop. Setiap pekerjaan dalam job shop mempunyai aliran yang berbeda,
sedangkan dalam flow shop hanya dijumpai pola aliran yang identik dari satu mesin ke mesin yang lain.
Pada model ketiga, pola kedatangan tugaspekerjaan dapat dibedakan atas pola kedatang statis dan dinamis. Pada pola statis, tugas dating secara bersamaan
dan siap dikerjakan pada mesin-mesin yang tidak bekerja. Disisi lain pola dinamis mempunyai sifat kedatangan tugas tidak tentu, jadi dijumpai adanya variabel
waktu.
Universitas Sumatera Utara
Pada model keempat, perilaku elemen-elemen penjadwalan dapat dibedakan atas deterministik dan stikastik. Model deterministik dapat dilihat
dengan adanya kepastian atas informasi tentang elemen-elemen yang ada. Sedangkan pada model stokastik, mengandung unsure ketidakpastian. Dengan
demikian informasi ini hanya dapat diramal dengan metode statistik. Elemen- elemen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik tugas dari segi batas waktu penyelesaian dan perbedaan
kepentingan diantara tugas. 2.
Karakteristik tugas dari segi banyaknya operasi, susunan mesin, waktu proses dan kendalanya.
3. Karakteristik mesin dari segi jumlah dan kapasitas mesin yang dipunyai, dan
kemampuan serta kecocokan tiap mesin dengan tugas yang diberikan.
3.5. Penjadwalan