28
Utara rata-rata tingkat kemandirian keuangan daerah KabupatenKota masih rendah sehingga penting untuk diteliti untuk mengetahui variabel apa saja yang
mempengaruhi tingkat kemandirian keuangan daerah pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara.
3.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Operasional variabel adalah cara untuk mengukur suatu konsep dan bagaimana konsep harus di ukur sehingga terdapat variabel - variabel yang saling
mempengaruhi dan di pengaruhi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian diantaranya adalah
sebagai berikut.
3.3.1 Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib kepada daerah untuk membiayai pembangunan daerah. Pajak daerah ditetapkan dengan undang-undang dan
pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah. Variabel ini diukur dengan besar penerimaan pajak daerah dari Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tahunan di situs Kementerian Keuangan pada bagian pendapatan.
3.3.2 Retribusi Daerah
Berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU Nomor 28 Tahun 2009 retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
29
untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Variabel ini diukur dengan besarnya penerimaan retribusi daerah dari Laporan Realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tahunan di situs Kementerian Keuangan pada bagian pendapatan.
3.3.3 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi diukur dari selisih antara Pendapatan Domestik Regional Bruto
PDRB pada saat ini dengan PDRB sebelumnya dibagi dengan PDRB sebelumnya.
3.3.4 Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah adalah untuk menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk dapat membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
oleh daerah. Menurut Halim 2007 : 284 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dapat dirumuskan sebagai berikut :
����� ����������� = ���
������� �����, �������� ��� �������� � 100
Universitas Sumatera Utara
30
Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel Defenisi Operasional
Indikator Skala
Pajak Daerah X
1
Penerimaan daerah dari masyarakat berupa iuran wajib
kepada daerah yang terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran,
Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air
Tanah, Pajak Sarang burung Walet, PBB Pedesaan dan
Perkotaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan. Realisasi
Penerimaan Pajak Paerah.
Rasio
Retribusi Daerah X
2
Penerimaan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan. Realisasi
Penerimaan Retribusi
Daerah. Rasio
Pertumbuhan Ekonomi
X
3
Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat.
Realisasi PDRB Atas
Dasar Harga Konstan dibagi
realisasi PDRB atas dasar harga
konstan tahun sebelumnya.
Rasio
Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah Y
Kemampuan pemerintah daerah untuk dapat membiayai
sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan
kepada masyarakat. Realisasi
penerimaan PAD dibagi
bantuan pemerintah
pusat, provinsi dan pinjaman.
Rasio
Universitas Sumatera Utara
31
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian