C. Upaya Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Penanaman Modal Asing Sektor Pariwisata
Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Harapan
masuknya investasi asing dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan. Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan
investor dalam menanamkan modalnya, antara lain : Pertama faktor Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia, Ketiga faktor stabilitas politik dan
perekonomian, guna menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat faktor kebijakan pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam perizinan.
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Daya saing investasi suatu
daerah tidak terjadi dengan serta merta. Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh
banyak faktor. Keberhasilan daerah untuk meningkatkan daya saing terhadap investasi salah satunya bergantung kepada kemampuan daerah dalam
merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan investasi dan dunia usaha, sertapeningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Hal yang juga penting
untuk diperhatikan dalam upaya menarik investor, selain makroekonomi yang kondusif, juga adanya pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur
Universitas Sumatera Utara
dalam artian luas. Kondisi inilah yang mampu menggerakan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi.
89
Kerja sama antar-daerah dapat menjadi salah satu alternatif mengoptimalkan potensi masing-masing daerah. Pertimbangan efisiensi dan
efektifitas serta saling menguntungkan terutama dalam bidang-bidang yang Hadirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014, pemerintah provinsi menganut asas dekonsentrasi sekaligus asas desentralisasi. Berdasarkan atas dekonsentrasi maka provinsi
merupakan wilayah adminstrasi. Keberadaan wilayah adminisrasi merupakan implikasi logis dari penerapan asas dekonsentrasi. Pasca diundangkannya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah salah satu kewenangannya yang diberikan kepada pemda adalah mengenai pengelolaan
penanaman modal. Kebijakan yang dikembangkan dalam mengelola kewenangan dan potensi daerah yang antara lain meliputi aspek geografis, potensi alam,
penduduksumberdaya manusia, infrastruktur yang telah dibangun, budaya dan sistem sosial lainnya yang diarahkan pada pemulihan dan peningkatan
pertumbuhan perekonomian daerah. Dalam kaitan ini, kebijakan yang diambil adalah upaya menciptakan iklim yang kondusif agar lapangan usaha semakin
berkembang dan lapangan kerja rakyat semakin luas. Untuk menarik investor agar menanamkan modal usahanya di daerah tentunya membutuhkan strategi dan
melakukan berbagai upaya agar investor untuk membuat komitmen agar bersedia menanamkan modal usahanya didaerahnya.
89
Muhammad Syahrial, Analisis Daya Saing Daerah Dalam Mendorong Penanaman Modal Asing PMA di Provinsi Riau, 2015, Jurnal
Universitas Sumatera Utara
menyangkut kepentingan lintas wilayah. Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui berbagai regulasi peraturan pemerintah mendorong kerjasama
antar daerah. Kerja sama diharapkan menjadi suatu jembatan yang dapat mengubah potensi konflik kepentingan antar-daerah menjadi sebuah potensi
pembangunan yang saling menguntungkan. Kerjasama Antar Daerah KAD hanya dapat terbentuk dan berjalan
apabila didasarkan pada adanya kesadaran bahwa daerah-daerah tersebut saling membutuhkan untuk mencapai satu tujuan. Kerja sama Antar Daerah KAD baru
dapat berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu, kesamaan kebutuhan atau kesamaan permasalahan. Kesamaan inilah yang dijadikan dasar
dalam mempertemukan daerah-daerah yang akan dijadikan mitra. Komitmen menjadi salah satu dasar penting pelaksanaan kerja sama. Komitmen yang
dimaksud adalah komitmen untuk bekerjasama dalam penanganan isu-isu yang telah disepakati, dan lebih mendahulukan kepentingan bersama dibanding
kepentingan masing-masing daerah. Komitmen tersebut perlu dimiliki oleh para pejabat, baik pada level teknis, manajerial, maupun pimpinan.
Secara politis kerjasama ini harus menarik bagi semua daerah yang terlibat, maka juga harus menguntungkan bagi semua daerah. Prinsip ”saling
menguntungkan” inilah yang menjadi salah satu filosofi dasar kerjasama. Isu-isu strategis yang berkaitan dengan urgensi Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
selama ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1 Peningkatan Pelayanan Publik : Kerjasama antar daerah diharapkan
menjadi salah satu metode inovatif dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan publik.
2 Kawasan Perbatasan : Kerjasama dalam hal keamanan di kawasan
perbatasan juga menjadi salah satu isu strategis. Selain dalam hal keamanan, kerjasama di kawasan-kawasan perbatasan juga difokuskan
pada pengembangan wilayah, karena daerah-daerah di kawasan perbatasan ini sebagian besar adalah daerah tertinggal.
3 Penanggulangan Bencana dan Penanganan Potensi Konflik : Usaha
mitigasi bencana dan tindakan pasca bencana serta usaha menjaga perdamaian antar wilayah dengan rasa saling toleransi dari masyarakatnya.
4 Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran : Keterbatasan
kemampuan, kapasitas dan sumber daya yang berbeda-beda antar daerah menimbulkan adanya kemiskinan kesenjangan sosial dan pengangguran.
Melalui kerjasama antar daerah, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas daerah dalam penggunaan sumber daya secara lebih optimal dan
pengembangan ekonomi lokal, dalam rangka menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
5 Peningkatan peran Provinsi UU : 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, mengisyaratkan perlunya peningkatan peran provinsi, termasuk dalam memfasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan antar
daerah.
Universitas Sumatera Utara
6 Pemekaran daerah : Hal ini mengingat kebijakan pemekaran memerlukan
lebih banyak sumber daya. Dalam perkembangannya selama ini, sebagian daerah telah memiliki
kesadaran sendiri untuk bekerjasama dengan daerah lain dalam berbagai bidang, terkait dengan isu-isu strategis tadi. Berbagai bentukan kerjasama antar-daerah
banyak yang telah berkembang sebelum adanya peraturan perundangan yang khusus memayungi Kerjasama Antar Daerah KAD dari pemerintah. Namun,
dalam perkembangannya Pemerintah kemudian merumuskan beberapa kebijakan sebagai pedoman penyelenggaraan Kerjasama Antar Daerah KAD. Setelah era
desentralisasi dan otonomi daerah, kebijakan yang mengatur tentang Kerjasama Antar Daerah KAD adalah Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
1201730SJ tanggal 13 Juli 2005. Setelah itu, dimulai penyusunan PP mengenai Kerjasama Antar Daerah KAD yang kemudian disahkan pada tahun 2007, yaitu
PP No. 50 Tahun 2007 tentang Tatacara Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah.
90
Dalam rangka melaksanakan amanat UUPM pada Pasal 4 ayat 2 butir b langkah yang dilakukan Pemerintah Daerah adalah dengan menetapkan kebijakan
yang dituangkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah pada salah satu program prioritas yaitu Pembangunan Pemerintah dengan fokus:
memperbaiki dan menambah kapasitas pelayanan publik berbasis ICT untuk Begitu disahkannya beberapa regulasi tentang kerja sama antar-daerah, maka kini
telah ada dasar hukum pelaksanaannya. Terbangunnya kerja sama antar wilayah diharapkan dapat mengembangkan potensi Negara Indonesia di mata dunia.
90
Antonius Tarigan, “ Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan Daya Saing Wilayah,”, blogspot.co.id201411html diakses tanggal 21 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel; meningkatkan mutu Pelayanan Satu Titik One Stop Service dengan membuat mutu pelayanan
waktu, biaya, kecepatan masyarakat dan meningkatan investasi daerah; meningkatkan partisipasi kelompok masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan program kinerja pemerintah provinsi; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia aparatur dalam melayani masyarakat dan pelaksanaan tugas
Pemerintah melalui pendidikan dan pelatihan lanjut secara berkesinambungan.
91
Upaya dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan penanaman modal asing sektor pariwisata, antara lain :
Upaya yang dibangun untuk menarik investasi oleh pemerintah daerah harus diikuti dengan jaminan kepastian hukum bagi kegiatan investasi. Kepastian
hukum menurut undang-undang adalah jaminan pemerintah untuk menempatkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai landasan utama
dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi penanam modal.
92
1. Meningkatkan komitmen kepala daerah dan Stakeholder untuk dapat
melaksanakan kegiatan penanaman modal, sehingga tercipta iklim investasi yang kondusif serta memberi jaminan kepastian hukum bagi Investor yang
berinvestasi di daerah. Apabila iklim investasi dapat dibangun lebih kondusif yang didukung oleh kepala daerah dan stakeholder yang ada, maka dalam
jangka panjang secara makro akan dapat meningkatkan insentif pajak dan
91
Juniarso Ridwan Achmad Sosik Sudrajat, Hukum Administrasi Negara dan kebijakan Pelayanan Publik, Bandung:Penerbit Nuansa, 2009, hlm. 9
92
Tulus Tambunan, “Kendala Perizinan dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia dan Upaya perbaikan yang perlu dilakukan pemerintah”,Jurnal hukum Bisnis, Vo. 26, Nomor 4,
2007, hlm. 41.
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Akhirnya, dengan iklim investasi yang kondusif, investasi akan meningkat, dan secara sinergi kesejahteraan
masyarakat dan kesejahteraan aparatur penyelenggara juga akan meningkat. 2.
Membuat peraturan-peraturan kebijakan yang tetap dan konsisten yang tidak terlalu cepat berubah dan dapat menjamin adanya kepastian hukum karena
ketiadaan kepastian hukum akan menyulitkan perencanaan jangka panjang usaha mereka.
3. Prosedur perizinan yang tidak berbelit-belit yang dapat mengakibatkan high
cost economy. Pemerintah pusat sudah seharusnya membantu sungguh- sungguh upaya pemerintah daerah daerah dalam menyederhanakan proses
perizinan penanaman modal di daerah. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan penanaman modal terpadu satu pintu adalah bagian dari
pelayanan publik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kalangan dunia usaha. Pelayanan publik ini sendiri pada hakekatnya adalah
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur Pemerintah sebagai abdi masyarakat. Badan penanaman
modal daerah sebagai satuan kerja perangkat daerah berdasarkan peraturan daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja inspektorat,
badan perencanaan pembangunan daerah dan lembaga teknis pemerintah daerah merupakan badan yang berwenang di bidang pelayanan penanaman
modal terpadu satu pintuone stop service. Sebagai Badan yang bertanggung jawab terhadap investasi di daerah maka dalam memberikan pelayanan
perizinan yang berkaitan dengan penanaman modal dilakukan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Daerah mengeluarkan Peraturan Daerah, tentang pelaksanaan perizinan terpadu. Pelaksanaan perizinan ini diharapkan terwujudnya
pelayanan publik yang cepat, murah, transparan, pasti dan terjangkau, terwujudnya hak-hak penanam modal untuk mendapatkan pelayanan dibidang
perizinan serta terciptanya iklim investasi yang kondusif. 4.
Meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat menunjang terlaksananya investasi dengan baik.
5. Menyusun rencana-rencana penanaman modal daerah yang dalam garis
besarnya berisi tujuan, susunan proiritas strategis dan promosi penanaman modal.
Universitas Sumatera Utara
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan