lembaga-lembaga pemerintah yang berkepentingan dalam penanaman modal. Dapat dipastikan apabila ketentuan ini benar-benar dilakukan, dengan asumsi
faktor-faktor lain seperti kepastian hukum, stabilitas, pasar buruh yang fleksibel, kebijakan ekonomi makro, termasuk rejim perdagangan yang kondusif dan
ketersediaan infrastruktur mendukung, pertumbuhan investasi di dalam negeri akan mengalami akselerasi.
Secara singkat mengenai kebijakan Penanaman Modal di Indonesia bahwa sebelum 2007, Indonesia memiliki dua undang-undang di bidang penanaman
modal, yaitu UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan UU Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Selanjutnya pada
tahun 2007 diperbaharui dengan UUPM, diikuti dengan serangkaian Peraturan Pemerintah dan peraturan di bawahnya.
3. Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa goods and service
yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya.”
12
Batasan Industri Pariwisata dalam buku yang berjudul Tours And Travel
Marketing sebagai berikut: industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam- macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilakan barang dan jasa
goods and service yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya.
13
12
Oka A. Yoeti. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung; Penerbit Aksara, 1996, hlm.172
13
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian tentang industri pariwisata yang lainnya adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan,
produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.
14
Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa goods and service yang dibutuhkan
para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya.
15
Industri pariwisata mulai dikenal di indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969, di mana dalam Bab II Pasal 3 disebutkan Usaha-
usaha pengembangan pariwisata di .
Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan
pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan
pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:
16
a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada
umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.
14
Kusudianto Hadinoto. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.Jakarta: UI Press, 1996, hlm 11
15
Oka A. Yoeti, Op. Cit., hlm 9
16
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1969 tentang Pedoman Pembinaan Pengembangan Kepariwisataan Nasional
Universitas Sumatera Utara
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia. c.
Meningkatkan persaudaraan persahabatan nasional dan internasional. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang
berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh
wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu
perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.
F. Metode Penelitian