guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut mempengaruhi proses belajar
mengajar di sekolah.
Hoy dan Miskel dalam Ulfah, 2009 menyebutkan bahwa iklim sekolah adalah situasi, suasana atau atmosfer, suatu karakteristik internal dalam suatu
sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain dan mempengaruhi perilaku orang-orang di dalamnya. Iklim sekolah juga dapat diartikan sebagai bentuk dasar
dari pengalaman orang-orang dalam kehidupan sekolah dan refleksi dari norma, tujuan, nilai, hubungan interpersonal, prakter belajar mengajar, dan stuktrur
organisasi Thapa dkk, 2012. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah
adalah perasaan pribadi setiap anggota sekolah tentang pengalaman personel terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekolah tersebut yang dapat
mempengaruhi keberhasilan siswa dan guru dalam membentuk tujuan goal orientation, membantu meningkatkan self efficacy, usaha, ketekunan dan prestasi
belajar siswa, serta kepuasan guru atas keberhasilannya mengajar.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim sekolah menurut Owens 1991
terdiri dari :
1 Ekologi yaitu lingkungan fisik seperti gedung, bangku, kursi, alat elektronik, dan lain-lain.
Sekolah adalah lingkungan sosial bagi anaksiswa, dimana di dalam sekolah terjadi proses interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam sekolah juga terjadi kontak secara fisik dimana siswapun akan berhubungan dengan segala fasilitas yang ada di dalam sekolah tersebut.
Oleh karena itu sekolah harus di desain sedemikian rupa oleh warga sekolah sehingga sekolah merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa
dalam tugas dan peranannya di dalam sekolah sebagai peserta didik dan tugas serta peranannya dalam perkembangan fisik maupun emosionalnya.
2 Hubungan sosial Hubungan sosial adalah cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang di
sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan itu terhadap dirinya. Hubungan sosial ini juga menyangkut penyesuaian diri terhadap lingkungan,
seperti makan dan minum sendiri, mentaati peraturan, membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan sejenisnya.
Hubungan sosial juga merupakan hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan mengandung kesadaran untuk saling menolong.
Hubungan sosial terjadi karena ada interaksi sosial yang melibatkan emosi atau perasaan. Hubungan sosial yang positif antar warga sekolah akan
mempengaruhi terciptanya iklim yang kondusif. 3 Sistem sosial yakni ketatausahaan, perorganisasian, pengambilan keputusan
dan pola komunikasi Sekolah sebagai sebuah sistem sosial apat diartikan sebagai organiasi sosial
yang mempunyai struktur tertentu yang melibatkan sejumlah orang dengan tugas melaksanakan suatu fungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Melaksanakan suatu fungsi yang dimaksudkan itu seperti ketatausahaan,
Universitas Sumatera Utara
perorganisasian, pengambilan keputusan dan pola komunikasi antar warga yang ada di dalam sekolah. Jika fungsi tersebut telah dilaksanakan dengan
baik maka akan membantu terciptanya iklim sekolah yang positif. 4 Budaya yakni nilai-nilai, kepercayaan, norma dan cara berpikir orang-orang
dalam organisasi Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh
warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain. Budaya sekolah yang baik akan mendorong seluruh anggota masyarakat sekolah untuk
meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai. Karena nilai, moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh struktur
dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi
pelajaran dan hubungan antarsiswa sendiri. Budaya sekolah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terciptanya iklim atau suasana sekolah.
Iklim atau suasana sekolah merupakan bagian dari kultur sekolah yang dipandang dan dipahami oleh anggota sekolah tersebut.
6. Persepsi terhadap Iklim Sekolah