Persepsi terhadap Iklim Sekolah Indikator Pengukuran Persepsi Terhadap Iklim Sekolah

perorganisasian, pengambilan keputusan dan pola komunikasi antar warga yang ada di dalam sekolah. Jika fungsi tersebut telah dilaksanakan dengan baik maka akan membantu terciptanya iklim sekolah yang positif. 4 Budaya yakni nilai-nilai, kepercayaan, norma dan cara berpikir orang-orang dalam organisasi Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain. Budaya sekolah yang baik akan mendorong seluruh anggota masyarakat sekolah untuk meningkatkan kinerjanya agar tujuan sekolah dapat tercapai. Karena nilai, moral, sikap dan perilaku siswa selama di sekolah dipengaruhi oleh struktur dan kultur sekolah, serta interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di dalamnya, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan hubungan antarsiswa sendiri. Budaya sekolah adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terciptanya iklim atau suasana sekolah. Iklim atau suasana sekolah merupakan bagian dari kultur sekolah yang dipandang dan dipahami oleh anggota sekolah tersebut.

6. Persepsi terhadap Iklim Sekolah

Persepsi terhadap iklim sekolah adalah proses penginterpretasian terhadap informasi mengenai perasaan pribadi setiap anggota sekolah tentang pengalaman personel terhadap situasi dan kondisi lingkungan sekolah tersebut yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dan guru dalam membentuk tujuan goal orientation, membantu meningkatkan self efficacy, usaha, ketekunan dan prestasi belajar siswa, serta kepuasan guru atas keberhasilannya mengajar Pintrich Universitas Sumatera Utara Shunck, 1996. Persepsi siswa terhadap hubungan antar warga sekolah akan mempengaruhi keterlibatan siswa secara emosional. Persepsi siswa terhadap kemampuan warga sekolah mengatasi kegagalan akan mempengaruhi keterlibatan siswa secara kognitif. Sedangkan persepsi siswa terhadap kejelasan peraturan dan lingkungan sekolah mempengaruhi keterlibatan siswa secara behavior Purwita, 2013. Bagaimana siswa memandang atau mempersepsikan sekolah juga menentukan perilaku mereka di sekolah. Persepsi warga sekolah terhadap lingkungan sekolahnya dapat menjadi prediktor terhadap afeksi siswa, kognitif dan behavioral engagement Wang Halcombe dalam Voight, dkk 2011. Pandangan atau persepsi siswa terhadap sekolahnya adalah subyektif, sehingga penilaian siswa terhadap norma dan kondisi lingkungan sekolahnya bisa berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Iklim sekolah yang positif ternyata dapat dipersepsi siswa secara negatif. Perbedaan ini juga mempengaruhi tingkah laku dan perasaan siswa di sekolah Purwita, 2013.

7. Indikator Pengukuran Persepsi Terhadap Iklim Sekolah

Aspek-aspek iklim sekolah dikemukakan oleh Pintrich dan Schunk 1996 yaitu: a. Rasa memiliki dan menjadi bagian dari komunitas a sense of community and belongingness Merupakan perasaan pribadi yang setiap orang miliki terhadap kelompok atau organisasinya dan memiliki komitmen terhadap tujuan dan nilai-nilai Universitas Sumatera Utara organisasi tersebut. Sebaliknya, organisasi dalam hal ini sekolah, juga peduli dan memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap kebutuhan setiap anggota di dalamnya. Pada sekolah staf administrasi, staf pengajar dan para siswa saling menghormati dan peduli satu sama lainnya, akan berhubungan erat dengan kinerja positif guru dan siswa, yaitu orientasi tujuan goal orientation, self efficacy, usaha efforts, ketekunan persistence, dan pretasi yang positif Lee dkk dalam Pintrich Schunk, 1996. b. Kehangatan dan kesopanan dalam hubungan personal warmth and civility in personal relation Dimensi ini merefleksikan kehidupan afektif sekolah yang berkenaan dengan kehangatan dan kesopanan yang diekspresikan dalam hubungan antar pribadi di sekolah. Berkaitan dengan hubungan guru dan siswa, perasaan kepedulian, perhatian, dukungan, dan hormat terhadap siswa serta interaksi yang positif antara guru dan siswa, akan berhubungan positif dengan hasil motivasional. Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain atau terciptanya masyarakat yang peduli terhadap sesama dapat menciptakan pengaruh yang positif bagi seluruh siswa, bahkan bagi siswa yang beresiko mengalami kegagalan dalam sekolah Bryk, Lee, dan Holland dalam Pintrich dan Schunk, 1996. c. Perasaan aman dan nyaman feelings of safety and security Iklim sekolah mengacu pada perasaan guru dan siswa terhadap keamanan dan kenyamanan personal. Persepsi ini mengacu pada perasaan seseorang dalam mengambil resiko dan merasa nyaman dalam menuangkan ide, opini dan Universitas Sumatera Utara beraktivitas. Saat ini ada beberapa sekolah yang mengabaikan kebebasan siswa dalam mengemukakan ide dan pendapatnya. Sekolah lebih memusatkan perhatian dan penciptaan rasa aman dan bebas dari rasa takut serta cemas terhadap kejahatan secara fisik. Oleh karena itu sekolah seharusnya memperhatikan kedua aspek tersebut, yaitu rasa aman dalam menuangkan pendapat dan rasa aman dari ancaman fisik. Selain itu aspek-aspek iklim sekolah juga dikemukakan oleh Thapa, dkk 2012 yaitu : a. Rasa Aman safety Terbagi menjadi 3 bagian yaitu : aturan dan norma roles and norms, keamanan fisik physical safety, dan emosional sosial social emotional. 1 Aturan dan Norma roles and norms Mengkomunikasikan peraturan tentang kekerasan fisik secara jelas, mengkomunikasikan peraturan tentang kekerasan verbal, pelecahan dan tindakan pemaksaan secara jelas, serta konsisten dalam memberikan intervensi dalam hal tersebut 2 Keamanan Fisik physical safety Keadaan dimana siswa merasa aman dari kekerasan fisik di sekolah. 3 Emosional Sosial social emotional Keadaan dimana siswa merasa aman dari kekerasan verbal, pelecehan, dan pengucilan. Universitas Sumatera Utara b. Hubungan relationship Hubungan relationship terbagi atas: menghargai keberagaman respect fordiversity, hubungan dan keterikatan sekolah school connectedness engagement, dukungan sosial social support, dan kepemimpinan leadership. 1 Menghargai keberagaman respect for diversity Saling menghormati terhadap perbedaan individu seperti: gender, ras, suku, agama dan sebagainya dalam lingkungan sekolah baik antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa, guru dengan guru, dan semua norma yang berlaku. 2 Hubungan dan keterikatan sekolah school connectednessengagement Identifikasi positif pada norma-norma sekolah untuk seluruh anggota sekolah seperti siswa, staff, guru, dan keluarga dari siswa tersebut 3 Dukungan Sosial social support Bentuk dukungan dari teman sebaya pada siswa seperti berteman untuk bersosialisasi, untuk memecahkan masalah, untuk kebutuhan akademik, dan untuk penyesuaian diri siswa baru. 4 Kepemimpinan leadership Menciptakan dan mengkomunikasikan pandangan secara jelas, agar tujuan mudah dicapai dan mendapat dukungan dari staff sekolah. c. Belajar dan mengajar teaching and learning Belajar dan mengajar teaching and learning terbagi atas pengetahuan sosial dan kepentingan umum social and civic learning; dukungan untuk pengetahuan akademik support for academic learning; dukungan untuk Universitas Sumatera Utara pengetahuan profesional support for professional learning d. Lingkungan instututional institutional environmental Lingkungan instututional institutional environmental terbagi atas hubungan sekolah school connectedness dan keadaan sekolah surrounding of school. 1 Hubungan sekolah school connectedness The Centre for Desease Control and Prevention 2009 mendefinisikan hubungan sekolah school connected adalah ketika siswa percaya bahwa orang-orang di sekelilingnya seperti guru dan teman sekolahnya peduli terhadap proses belajar siswa tersebut 2 Keadaan sekolah surrounding of school Kebutuhan akan kebersihan, susunan, dan fasilitas yang memadai.

C. Siswa Sekolah Menengah Atas SMA