3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Bullying
Beane 2008, dalam bukunya menjelaskan bahwa ada beberapa faktor sosial yang menyebabkan bullying, diantarany yaitu:
a. Media Beane 2008 menyebutkan bahwa media memiliki dampak yang cukup
signifikan bagi anak-anak saat ini. Beberapa penelitian mengidentifikasikan bahwa anak-anak yang melihat banyak kekerasan di televisi, video, game, dan
film lebih sering menjadi agresif dan kurang empati terhadap yang lainnya. Dalam kenyataannya, diantara penelitian yang meneliti kekerasan di televisi melihat
terdapat peningkatan pengukuran dari 3 menjadi 15 pada perilaku agresif individu setelah melihat kekerasan di televisi.
Selain itu siaran olahraga yang sering di tayangkan oleh media juga menjadi contoh yang mengajarkan kekerasan pada anak. Beberapa bentuk
kekerasan oleh raga tim diantaranya seperti ice hockey, sepak bola, dan rugby. Terkadang media memperlihatkan pemain yang melakukan kekerasan,
kontroversial dan agresif. Anak-anak sering memilih pahlawan olahraga tersebut seperti role model atau meniru perilaku mereka Beane, 2008.
b. Keluarga Selain media, Beane 2008 juga menyebutkan bahwa orang tua juga
memiliki pengaruh terhadap perilaku agresif anak tersebut. Orang tua merupakan role model pertama bagi anak-anak mereka. Tak jarang bahwa penyebab dari
munculnya perilaku bullying pada anak ialah datang dari orang tua. Terkadang orang tua merasa bahwa mereka memiliki kendali atas anak-anak mereka,
Universitas Sumatera Utara
sehingga sering kali mereka menggunakan kekerasan untuk membuat anak-anak mematuhi mereka.
c. Teman Sebaya Beane 2008 menyebutkan bahwa anak-anak mungkin ditolak bukan
karena perilaku atau karakteristik yang mereka miliki, namun karena peer group membutuhkan target untuk ditolak. Penolakan tersebut membantu kelompok
menentukan batas-batas penerimaan mereka dengan membawa kesatuan dalam kelompok. Dengan kata lain, individu-individu yang ditargetkan menjadi kambing
hitam berfungsi untuk kepentingan kepaduan kelompok. Ini adalah salah satu alasan siswa begitu bersemangat untu bergabung di dalam kelompok bahkan
ketika mereka tidak sama seperti orang yang ada di dalam. d. Lingkungan Masyarakat
Salah satu lingkungan yang disebutkan oleh Beane 2008 yang juga mebawa pengaruh besar bagi anak ialah masyarakat, karena bagaimanapun juga
anak hidu dan besar di dalam sebuah masyarakat. Apa yang terjadi di masyarakat tempat ia tinggal akan mebawa pengaruh yang sangat signifikan, dimana anak
akan belajar untuk berperilaku seperti orang-orang yang ada di dalamnya. Jika anak dibesarkan dalam lingkungan dan nilai masyarakat yang keras, maka anak
akan tumbuh menjadi anak yang keras juga, namun jika anak dibesarkan dalam lingkungan yang bermoral dan baik, maka anak juga akan menjadi pribadi yang
bermoral dan baik pula. Lingkungan yang selalu memperlihakan kekerasan pada anak akan mengajarkan kepada anak bahwa perilaku tersebut diperbolehkan untuk
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
e. Sekolah Kemudian lingkungn sosial yng terakhir adalah sekolah. Beane 2008
menyebutkan bahwa kondisi sekolah juga dapat memberi pengaruh terhadap perilaku agresif anak. Beberapa faktor yang terkait diantaranya yaitu:
- Rendahnya moral staf - Ketidakjelasan standar perilaku
- Ketidakkonsistenan metode pendisiplinan - Buruknya organisasi
- Supervisi yang tidak memadai - Anak-anak tidak diperlakukan sebagai individu
- Tidak memadainya fasilitas - Kurangnya dukungan untuk murid baru
- Tidak ada kebijakan anti-bullying - Tidak ada prosedur yang jelas mengenai penanganan dan penyelesaian
kejadian bullying - Pengabaian bullying oleh warga sekolah
- Kelas yang kacau - Kurangnya dukungan untuk murid berkebutuhan khusus
- Tidak ada ruang untuk aktifitas yang tenang - Warga sekolah yang menggunakan sindiran yang menyakitkan
- Warga sekolah yng menghina murid di depan teman-temannya
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ariesto dalam Mudjijanti, 2011 penyebab terjadinya bullying antara lain:
a Keluarga Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah: orang
tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stres, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari
bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak
ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba- cobanya itu, ia akan belajar bahwa mereka yang memiliki kekuatan
diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang. Dari sini anak
mengembangkan bullying tersebut. b Sekolah
Karena pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini, anak- anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap
perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
c Faktor kelompok sebaya Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar
rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa
masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak
Universitas Sumatera Utara
nyaman dengan perilaku tersebut. Bullying termasuk tindakan yang disengaja oleh pelaku pada korbannya, yang dimaksudkan untuk
menggangu seorang yang lebih lemah. Faktor individu dimana kurangnya pengetahuan menjadi salah satu penyebab timbulnya bullying, Semakin
baik tingkat pengetahuan remaja tentang bullying maka akan dapat meminimalkan atau menghilangkan perilaku bullying.
4. Jenis-jenis Kecenderungan Bullying