Metode ini selalu mencatat mutasi kuantitas barang. Barang yang digunakan untuk produksi selalu dicatat oleh bagian akunting. Begitu
juga pada saat pembelian. Jurnal yang timbul dari beberapa transaksi yang berhubungan dengan barang akan dijurnal oleh bagian akuntansi
sebagai berikut:
Pembelian Bahan Persediaan Bahan Baku
xxx.xxx Persediaan Bahan Pembantu
xxx.xxx Utang Usaha Kas
xxx.xxx Pemakaian Bahan :
BDP Biaya Bahan Baku xxx.xxx
Persediaan Bahan Baku xxx.xxx
BDP Overhead Pabrik – Bh. Pembantu xxx.xxx
Persediaan Bahan Pembantu xxx.xxx
PemakaianPencatatan Biaya Upah dan Overhead BDP Upah Langsung
xxx.xxx Utang GajiUpah
xxx.xxx BDP Overhead Pabrik Sesungguhnya
xxx.xxx Persediaan Bahan Pembantu
xxx.xxx KasUtang
Biaya xxx.xxx
Mencatat laporan Barang Jadi Hasil Produksi Persediaan Barang Jadi
xxx.xxx BDP Biaya Bahan Baku
xxx.xxx BDP Upah Langsung
xxx.xxx BDP Overhead Pabrik
xxx.xxx Mencatat laporan Barang Dalam Proses Akhir Periode
Persediaan Barang Dalam Proses xxx.xxx
BDP Biaya Bahan Baku xxx.xxx
BDP Upah Langsung xxx.xxx
BDP Overhead Pabrik xxx.xxx
Penjualan Barang Jadi : Piutang Usaha
xxx.xxx Penjualan
xxx.xxx Harga Pokok Penjualan
xxx.xxx Persediaan
Barang Jadi
xxx.xxx
Mencatat nilai persediaan Akhir selisih antara catatan dan stock opname :
Selisih persediaan xxx.xxx
Persediaan Bahan Baku xxx.xxx
Persediaan Barang
Jadi xxx.xxx
Tampilan laporan laba rugi metode perpetual : Penjualan
xxx.xxx Harga Pokok Penjualan :
Harga Pokok Penjualan xxx.xxx
Selisih Persediaan xxx.xxx
Jumlah Harga Pokok Penjualan xxx.xxx
Laba Kotor
xxx.xxx Beban Usaha:
Beban Pemasaran:
Biaya Pemasaran
1 xxx.xxx
Biaya Pemasaran
2 xxx.xxx
Jumlah Biaya
Pemasaran xxx.xxx
Beban Administrasi Umum Biaya Adm Umum 1
xxx.xxx Biaya Adm Umum 2
xxx.xxx Jumlah
Biaya Adm
Umum xxx.xxx
Jumlah Beban
Usaha xxx.xxx
Laba Usaha
xxx.xxx Pendapatan Biaya Diluar Usaha:
Pendapatan diluar
Usaha xxx.xxx
Biaya diluar usaha xxx.xxx
Laba Rugi
DiluarUsaha xxx.xxx
Laba Bersih sebelum pajak xxx.xxx
Pajak Penghasilan
xxx.xxx Laba Bersih setelah pajak
xxx.xxx
3. Kombinasi Metode Pencatatan Periodikal dan Perpetual
Dalam prakteknya di usaha industri, sangat membutuhkan informasi terperinci tentang mutasi bahan baku dan barang jadinya. Sementara
sebagian besar orang yang bekerja di bidang akunting, memahami model pelaporan di usaha industri adalah dengan model tampilan
laporan laba rugi dengan konsep periodikal. Tetapi dengan menggunakan metode periodikal berarti perusahaan harus
mengorbankan informasi atas mutasi bahan baku dan barang jadi.
Persediaan Bahan Baku Untuk persediaan bahan baku ini menggunakan sistim pencatatan
perpetual murni berdasarkan actual cost. Yang dimaksudkan dengan actual cost adalah nilai bahan baku dicatat sesuai dengan
harga pembelian aktualnya, begitu juga saat pemakaian bahan ke produksi dicatat sesuai dengan harga pokok aktualnya.
Persediaan Bahan Pembantu Pencatatan untuk persediaan bahan pembantu ini diperlakukan
sama dengan persediaan bahan baku. Saat dibeli dicatat sesuai dengan harga beli dari suplier begitu juga saat terjadi pemakaian
bahan baku dicatat sesuai dengan nilai perolehan atas bahan pembantu tersebut.
Persediaan Barang Dalam Proses Karena sifat dari nilai Barang Dalam proses yang sulit sekali
menentukan harga pokok yang telah diserap ke barang dalam proses tersebut, maka disarankan agar menggunakan metode
taksiran dalam menentukan nilai persediaan barang dalam proses ini. Dasar taksiran nilai barang dalam proses dihitung dengan cara
menghitung harga jual dikurangi dengan estimasi laba kotor yang di kehendaki maka diperoleh taksiran harga pokok atas barang
tersebut jika sudah selesai diproduksi. Atas dasar taksiran harga pokok produk setelah selesai diproduksi, dikalikan dengan
taksiran penyelesaian produksi. Atas dasar taksiran harga pokok barang dalam proses akhir tersebut, dibuatkan jurnal adjustment
dan digunakan sebagai penentu nilai harga pokok penjualan di laporan laba rugi.
Persediaan Barang Jadi Persediaan barang jadi dicatat dengan metode perpetual untuk
kuantitasnya. Maksud metode perpetual di kuantitas barang jadi, yaitu barang jadi yang masuk dan keluar selalu dicatat oleh bagian
akunting. Sedangkan nilai rupiah atas harga pokok barang jadi tersebut bisa dicatat dengan dua model pendekatan yaitu :
1. Nilai harga pokok barang Jadi dicatat dengan metode periodikal