Nilai harga pokok barang Jadi dicatat dengan metode periodikal Nilai harga pokok barang jadi dicatat dengan metode perpetual

ƒ Persediaan Bahan Baku Untuk persediaan bahan baku ini menggunakan sistim pencatatan perpetual murni berdasarkan actual cost. Yang dimaksudkan dengan actual cost adalah nilai bahan baku dicatat sesuai dengan harga pembelian aktualnya, begitu juga saat pemakaian bahan ke produksi dicatat sesuai dengan harga pokok aktualnya. ƒ Persediaan Bahan Pembantu Pencatatan untuk persediaan bahan pembantu ini diperlakukan sama dengan persediaan bahan baku. Saat dibeli dicatat sesuai dengan harga beli dari suplier begitu juga saat terjadi pemakaian bahan baku dicatat sesuai dengan nilai perolehan atas bahan pembantu tersebut. ƒ Persediaan Barang Dalam Proses Karena sifat dari nilai Barang Dalam proses yang sulit sekali menentukan harga pokok yang telah diserap ke barang dalam proses tersebut, maka disarankan agar menggunakan metode taksiran dalam menentukan nilai persediaan barang dalam proses ini. Dasar taksiran nilai barang dalam proses dihitung dengan cara menghitung harga jual dikurangi dengan estimasi laba kotor yang di kehendaki maka diperoleh taksiran harga pokok atas barang tersebut jika sudah selesai diproduksi. Atas dasar taksiran harga pokok produk setelah selesai diproduksi, dikalikan dengan taksiran penyelesaian produksi. Atas dasar taksiran harga pokok barang dalam proses akhir tersebut, dibuatkan jurnal adjustment dan digunakan sebagai penentu nilai harga pokok penjualan di laporan laba rugi. ƒ Persediaan Barang Jadi Persediaan barang jadi dicatat dengan metode perpetual untuk kuantitasnya. Maksud metode perpetual di kuantitas barang jadi, yaitu barang jadi yang masuk dan keluar selalu dicatat oleh bagian akunting. Sedangkan nilai rupiah atas harga pokok barang jadi tersebut bisa dicatat dengan dua model pendekatan yaitu :

1. Nilai harga pokok barang Jadi dicatat dengan metode periodikal

Dengan pendekatan metode harga pokok periodikal atas nilai rupiahnya, sedangkan menggunakan metode perpetual atas kuantitas barangnya. Proses pencatatannya adalah dengan Nilai persediaan barang jadi akhir ditetapkan berdasarkan hasil stock opname di akhir periode. Dari hasil stock opname terebut barulah dibuatkan satu transaksi jurnal penyesuaian dengan menampilkan nilai persediaan akhir barang jadi di neraca dan mengurangkan nilai persediaan akhir barang jadi di laporan laba rugi. Pada awal periode berikutnya nilai persediaan barang jadi akhir tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuatkan jurnal pembalik pada awal periode berikutnya. Kelemahan dari metode ini, adalah kita tidak bisa sewaktu-waktu menampilkan laporan laba rugi, karena selalu tergantung pada hasil stock opname. Selama nilai persediaan akhir tidak dimasukkan di dalam laporan laba rugi, maka laporan laba rugi yang dihasilkan belum menunjukkan laba rugi perusahaan yang nyata.

2. Nilai harga pokok barang jadi dicatat dengan metode perpetual

atas dasar harga pokok standar. Pendekatan dengan cara ini sedikit lebih rumit, tetapi cara ini lebih efektif dalam mengendalikan harga pokok penjualan. Setiap barang jadi yang dilaporkan dari bagian produksi akan dicatat oleh bagian akunting dengan mencatat pula harga pokok standar. Dengan mencatat harga pokok standar atas nilai persediaan barang jadi, maka otomatis setiap terjadi penjualan akan dicatat pula harga pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar. Begitu pula dengan masih tersisanya barang jadi yang belum terjual persediaan barang jadi akhir juga menjadi pengurang dari nilai harga pokok penjualan berdasarkan harga pokok standar. Kelemahan dari metode ini adalah bagi perusahaan yang belum bisa menentukan berapa nilai harga pokok standar atas barang jadi yang dihasilkan. Kelemahan ini sebenarnya bisa diatasi dengan mudah dengan cara menentukan harga pokok standar atas barang jadi berdasarkan atas harga jual barang jadi tersebut dikurangi dengan presentasi laba atas produk tersebut. Kalau perusahaan menginginkan laba kotor atas setiap produk yang dihasilkan sebesar 30 dari harga jual, maka harga pokok standar barang jadi bisa dengan mudahnya ditentukan sebesar 70 dari harga jualnya.

1.3 Daftar Akun Khusus Manufaktur