Koran Ibu Manfaat Penelitian
20 3
Pengelolaan penerbitan Koran Ibu. Pengelolaan penerbitan Koran Ibu dilaksanakan dengan prinsip dari dan oleh peserta didik untuk peserta
didik dan masyarakat. Dengan demikian peserta didik atau aksarawan baru perempuan menjadi unsur utama pengelola redaksimanjemen,
wartawanpencari berita dan sumber penting bagi isi beritarubrik Koran Ibu. Koran Ibu diisi terutama dengan karya tulis ibu-ibu peserta
didik, aksarawan baru perempuan, baik berupa tulisan tangan maupun yang menggunakan alat tulis lain mesin tik, komputer, mengenai
pengalaman, pengetahuan, keterampilan, cerita, puisi, opini, kesan, pesan, keluhan, berita, profil, rubrik khusus, dan sebagainya. Koran Ibu
tidak diperkenankan diisi dengan berita atau profil representatif tentang pejabat pemerintah atau tokoh politik, kecuali hal itu sebagai pelengkap
dan ditulis oleh peserta didik. d.
Tahapan Kegiatan program koran ibu Juknis PPD Koran Ibu 2013: 5 : Tahapan kegiatan Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu meliputi:
1 Persiapan
a Penyiapan rencana dan jadwal kegiatanyang dituangkan dalam Acuan
Pelaksanaan b
Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan. 2
Pelaksanaan a
Peningkatan Budaya Tulis melalui Koran Ibu dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran danatau pelatihan serta pengelolaan penerbitan
untuk meningkatkan budaya baca kaum perempuan.
21 b
Kegiatan pembelajaran danatau pelatihan dilakukan sekurang- kurangnya setara dengan 66 jam pelajaran dan pendampingan
pengelolaan penerbitan Koran Ibu. Kegiatan pembelajaranpelatihan dan
pengelolaan penerbitan
Koran Ibu
sekurang-kurangnya melibatkan 20 orang peserta didik perempuan berkeaksaraan rendah.
Kegiatan pembelajaran diadministrasikan secara tertib dengan kelengkapan administrasi antara lain berupa silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP, daftar hadir tutor, daftar hadir peserta didik, dan kelengkapan administarasi lainnya.
c Materi pembelajaran dan pelatihan berkaitan dengan junalistik,
keaksaraan, dan kecakapan hidup, yang terintegrasi dengan praktik langsung membuat Koran Ibu, dengan tema-tema yang terkait dengan
kehidupan setempat. Materi PembelajaranPelatihan yang diberikan berkaitan dengan junalistik, kecakapan hidup, komunikasi, teknologi,
fotografi, dan media informasi lainnya. Materi yang dapat diberikan antara lain.
1 Jurnalistik, untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik peserta
didik, contohnya Pengenalan jurnalistik, Produk jurnalistik Tabloid, Koran, Majalah, TV, Radio, Internet, Mengenali
pengertian dan struktur berita, Menulis berita, artikel, opini, feature , Teknik liputan wawancara Fotografi, Editing, layout,
dan pencetakan , praktik lapangan liputan wawancara, memotret, menulis hasil liputan,
22 2
Transformasi Materi kecakapan hidupketerampilan produtif, seperti keterampilan untuk memelihara produktivitas yang terkait
dengan kehidupan ekonomi dan sosial. 3
Bahan ajar yang digunakan disusun dari hasil kesepakatan bersama antara nara sumber dan peserta didik, dengan
memanfaatkan buku-buku serta bahan dan sumber daya setempat. 4
Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa andragogy yang lebih partisipatif, dengan banyak
menggali, mendengar,
mendiskusikan, mempraktekkan,
mengartikulasikan dan
membangun pemahaman,
sikap, keterampilan dan perilaku, serta menghargai pengalaman peserta
didik lansia. Dengan prinsip kemitraan dan partisipasi diharapkan dapat menghasilkan sikap positif, keterbukaan satu sama lain,
pertukaran pengalaman dan pengetahuan; serta “negosiasi” untuk menemukan solusi bersama dalam menggali dan mengembangkan
potensi yang dimiliki lanisa dan lingkungannya. Beberapa metode yang dapat dipergunakan adalah: presentasi, demonstrasi, bermain
peran, praktek kerja, tanya jawab, diskusi, curah pendapat. 5
Pengelolaan penerbitan Koran Ibu Koran Ibu dibuat dalam tampilan sederhana, menarik, dan
bermuatan informasi sederhana dan hiburan positif. Koran Ibu dibuat sendiri oleh, untuk, dan dari aksarawan baru perempuan.
Rambu-rambu spesifikasi teknis minimal Koran Ibu seperti
23 tampilan fisik, jumlah halaman, warna, volume terbitan dan
banyaknya eksemplar, rubrik isi koran. Melalui pendidikan non formal pengembangan masyarakat dimulai dari
membebaskan masyarakat buta aksara. Keaksaraan menurut Deneger 2001 : 26 dalam Kusnadi, 2010 : 15 keaksaraan sebagai praktek sosial memang bersifat
kontektual karena merupakan sesuatu yang dilakukan, diperbuat, dipraktekkan sesuai dengan konteks yang melingkupinya. Pendidikan keaksaraan seharusnya
dirancang relevan secara budaya dan dapat memberdayakan masyarakat. Keaksaraan fungsional melalui program koran ibu menjadi media belajar
warga belajar Rumah Pintar Nur’aini untuk meningkatkan pengetahuan dan minat
baca tulisnya. Melalui koran ibu diharapkan warga belajar mendapat pengetahuan dan dapat mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari- hari mereka, sehingga
warga belajar akan menjadi seseorang yang lebih berwawasan dan lebih cerdas dari sebelumnya.