26 belajar perempuan dapat memperluas pengetahuan dan pendidikannya
melalui lembaga- lembaga pendidikan non formal. b.
Perempuan yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya yang tidak diperoleh pada jalur sekolah tetapi melalui lembaga- lembaga
pendidikan non formal. c.
Perempuan yang sudah atau akan bekerja tetapi menuntut persyaratan tertentu yang tidak diperoleh dari jalur sekolah dan warga masyarakat
yang ingin melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan dibahas dalam penelitian ini dikarenakan sasaran program merupakan kelompok perempuan. Pemberdayaan perempuan
sebagai salah satu bentuk PNF yang tercantum dalam UU SISDIKBA No. 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 3 yang berbunyi : “Pendidikan non formal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. Pemberdayaan perempuan mempunyai tujuan untuk meningkatkan status, posisi
dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki- laki.
Menurut H. Djabir Chaidir Fadhil 2002: 38 program- program pemberdayaan perempuan yang dikembangkan oleh lembaga PNF, yaitu:
peningkatan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang; 2 sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender; 3 penghapusan tindak kekerasan terhadap kaum
27 perempuan; 4 penegakan hak asasi manusia bagi perempuan; 5 pemampuan
atau peningkatan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan. Sedangkan program pemberdayaan itu antara lain 1 Bidang Pendidikan dan Pelatihan, 2
Bidang Kesehatan, 3 Bidang Keluarga Berencana, 4 Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan, 5 Bidang Politik dan Hukum.
Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk mengakses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya,
agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga
mampu membangun kemampuan dan konsep diri Budhy Novian, 2010 Menurut Onny S. Pujono 1996: 200 pemberdayaan perempuan meliputi
pemberdayaan psikologis, sosial- budaya, ekonomi, dan politik yang berkaitan erat satu sama lain, karena dengan adanya jaringan kerjasama diantara yang saling
memberdayakan dapat tercipta transformasi sosial dimana tidak ada penekanan dan pembudakan terhadap kaum perempuan.
Pemberdayaan perempuan adalah peningkatan hak, kewajiban, kedudukan, kemampuan, peran, kesempatan, kemandirian, ketahanan mental dan spiritual
wanita sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas SDM. Sasaran dari pemberdayaan perempuan adalah meningkatnya kualitas wanita
untuk mengembangkan diri dan meningkatkan perannya dalam pembangunan, termasuk berbagai dimensi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Aida Vitayala, 2010: 158
28 Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan merupakan pendekatan
holistik yang meliputi pemberdayaan sumber daya manusia, sistem belajar mengajar, institusi atau lembaga pendidikan dengan segala sarana dan prasawana
pendukungnya. Onny S. Pujono: 72 Pemberdayaan perempuan diartikan sebagai proses belajar mengajar
secara terencana dan sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dari berbagai aspek kehidupan antara lain aspek psikologis, politik,
sosial- budaya dan ekonomi. Pemberdayaan perempuan dengan pendidikan melalui lembaga PNF merupakan pemberdayaan perempuan yang dilakukan
secara terencana dan terstruktur sehingga memiliki tujuan yang jelas. Pemberdayaan perempuan merupakan usaha untuk meningkatkan hak, kewajiban,
kedudukan, kemampuan, peran, kesempatan, kemandirian, ketahanan mental dan spiritual perempuan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga
perempuan dapat meningkatkan kualitas diri dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat perempuan.
5. Jurnalisme Warga Citizen Journalism
Jurnalisme warga citizen journalism adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis
serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk
informasi dan
berita pada
masa mendatang.
Diakses dari
https:id.wikipedia.orgwikiJurnalisme_warga, pada 30 Juni 2015, Jam 08.45
29 Menurut Irwan Abdullah dan Lastoro Simatupang 2012: 2 Citizen
journalism membawa pengaruh tidak hanya pada kultur organinisasi media dan kriteria berita, tetapi juga pada posisi khalayak atau warga. Dengan citizen
jouralism warga berperan sebagai produsen sekagilug konsumen dalam artian warga belajar pembuat dan pembaca suatu karya jurnalistik. Tidak selamanya
warga bersikap pasif terhadap peran media dan dijadikan komoditas oleh perusahaan media tradisional maupun pengiklan, melainkan warga juga bisa
komodifikasi sesuai dengan capaian apa yang ingin diraih oleh mereka. Dengan demikian tidak selamanya warga bersikap pasif terhadap peran media dan
dijadikan komoditas oleh perusahaan media tradisional maupun pengiklanan, melainkan warga juga bisa melakukan komodifikasi sesuai dengan capaian apa
yang ingin diraih oleh mereka. Citizen journalism bukan merupakan aktifitas warga dalam mempublikasikan konten karena ketertarikan terhadap sebuah kasus
dengan adanya motif ekonomi atau keuntungan pribadi.
6. Dampak Program
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011: 116, dampak merupakan “pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif,
benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum pusa sistem yang mengalami itu benturan itu”.
Dengan demikian dampak berdasarkan pengertiannya masing-masing adalah
akibat yang diperoleh dari sebuah aktifitas. Menurut Aulia 2013: 13, suatu program yang telah dilaksanakan akan memberikan hasil dan dampak yang
beragam bagi seseorang atau kelompok, khususnya program-program yang