Uji t Koefisien Determinasi

65 X1 = Earning Growth X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Dividend Payout Ratio a = variabel konstan b1, b2, b3 = koefisien variabel independen e = kesalahan pengganggu

4. Pengujian Hipotesis

4.1. Uji F

Menurut Ghozali 2005 “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen”. Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F tabel dengan F hitung dengan ketentuan sebagai berikut : Ho diterima jika F hitung F tabel Ha diterima jika F untuk α = 5 hitung F tabel

4.2 Uji t

untuk α = 5 Menurut Ghozali 2005 “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan: Jika pada α 0.05, maka Hi ditolak dan Jika pada α 0.05, maka Hi diterima Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada penelitian nilai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66 akan dibandingkan dengan nilai atau dengan membandingkan nilai dari p – value dengan tingkat sinifikan α. Tingkat signifikan α yang dipakai adalah 5 dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana “n” adalah jumlah observasi dan “k” adalah jumlah variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : diterima dan ditolak, apabila ≤ atau p – value ≥ α ditolak dan diterima, apabila atau p – value α 5. Koefisien Korelasi dan Determinasi 5.1. Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono 2007, “Untuk menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel, derajat atau kekuatan korelasi antara variabel-variabel, digunakan model analisis korelasi.” Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2007

5.2. Koefisien Determinasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67 Menurut Nugroho 2005 “Koefisien Determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.” “Dalam output SPSS, nilai koefisien determinasi dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu 0 R 2 1”. Nilai koefisien determinasi disebut nilai R Square yang mendekati nol berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen amat terbatas sedangkan nilai R Namun untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Square yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN