Defenisi Operasional Pengolahan dan Analisis Data

Diperoleh dari data literature-literatur terlabih dahulu.

3.5. Defenisi Operasional

1. Bakso daging merupakan makanan yang diolah dari daging dicampur dengan tepung sagu dan bumbu lain yang dibentuk bulatan – bulatan kecil dan direbus. Bakso yang sebelum dikukus adalah bakso yang sebelum dilakukan proses pengukusan atau belum mendapat perlakuan apapun. Bakso sesudah dikukus adalah bakso yang sudah dilakukan pemanasan atau proses pengukusan. 2. Pengetahuan: merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. 3. Sikap: merupakan reaksi atau respon yang masih teertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. 4. Tindakan merupakan stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya yang dinilainya baik atau buruk. 5. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai ulang tahun terakhir. 6. Jenis kelamin adalah gender yang membedakan responden. 7. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan atau ditamatkan oleh responden. Universitas Sumatera Utara 8. Formalin : bahan kimia dengan nama dagang formaldehida dalam air dengan kadar 35 – 40 yang dilarang penggunaanya dalam makanan tetapi ditambahkan pada bakso. 9. Pemeriksaan laboratorium secara kuantitatip dan kualitatip : Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya formalin pada bakso daging yang diperjual belikan dilingkungan sekolah kelurahan Pulo Brayan Barat.

3.6. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel bakso untuk diperiksa dilaboratorim berjumlah 10 sampel bakso sebelum dikukus dan 10 sampel bakso sesudah dikukus. Didalam pengambilan sampel bakso yang sebelum dikukus jam 10 pagi sedangkan bakso yang sesudah dikukus jam 1 siang. Dimana cara pengambilan sampel sebelum dibawa ke laboratorium yaitu: sampel bakso yang sebelum dikukus masing- masing dimasukkan kedalam plastik yang bersih secara terpisah kemudian diberi label. Untuk bakso sesudah dikukus dimasukkan kedalam plastik yang bersih secara terpisah kemudian diberi label. Kemudian semua sampel bakso yamg sebelum dikukus dan bakso yang sesudah dikukus tersebut langsung dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. 3.7. Pemeriksaan Sampel di Laboratorium 3.7.1. Prosedur Kerja Pemeriksaan Formalin secara Kualitatif

1. Alat – alat

a. Neraca analitis timbangan b. Labu kjehdal c. Gelas ukur 5 ml d. Erlenmeyer 300 ml Universitas Sumatera Utara e. Waterbath f. Pipet tetes ukur 5 ml g. Tabung reaksi h. Beaker glass i. Batang pengaduk

2. Bahan

a. Bakso daging b. Asam phosphate 10 c. Asam Sulfat 60 d. Asam Kromatropat 0.5 e. Larutan Fehling A f. Larutan Fehling B g. Larutan AgNO 3 2N h. Larutan NaOH 2N i. Larutan NH 4 OH 2N j. Aquadest air suling

3. Cara Kerja

1. Sampel yang sudah halus sebanyak 10 – 20 gram dimasukkan ke dalam labu kjedahl yang telah berisi air 100 – 200 ml. 2. Diasamkan dengan asam phosphat 10, destilasi perlahan – lahan hingga diperoleh 50ml destilat yang ditampung dalam Erlenmeyer yang telah berisi 10 ml air. 3. Pemeriksaan dengan reaksi Kromatropat a. 1 – 2 ml destilat dimasukkan kedalam tabung reaksi Universitas Sumatera Utara b. Tambahkan 5ml larutan asam kromatropat 0.5 dalam asam sulfat 60 yang dibuat segar c. Masukkan kedalam waterbath selama 15 menit d. Larutan bewarna ungu jika mengandung formalin 4. Pemeriksaan dengan reaksi Fehling a. 1 – 2 ml destilat dimasukkan kedalam tabung reksi b. Tambahkan larutan Fehling A 0.5 ml dan Fehling B 0.5ml c. Panaskan di atas api, amati hasil yang terjadi d. Larutan terbentuk endapan merah bata jika mengandung formalin 5. Pemeriksaan dengan reaksi perak amoniak - 1 – 2 ml destilat dimasukkan kedalam tabung reksi - Tambahkan larutan ml AgNO 3 2 N 1 ml - Tambahkan larutan ml NaOH 2 N 1 ml - Tambahkan larutan ml AgNO 3 2 N 1 ml - Tambahkan larutan ml NH 4 OH 2 N 1 ml - Panaskan di atas api, amati hasil yang terjadi - Larutan terbentuk cermin perak jika mengandung formalin Depkes, 1995.

3.7.2. Prosedur Kerja Pemeriksaan Formalin secara Kuantitatif

a. Masing-masing sampel dihaluskan kemudian dditimbang 20 mg lalu dimasukkan kedalam labu kjehdal yang telah diberi kode sampel b. Tambahkan 200ml aquadest dan 5 ml asam fosfat 85 c. Pasang alat destilat, lakukan destilat sampai diperoleh 75 ml d. Titik didih formalin adalah 80 C Universitas Sumatera Utara e. Kemudian kedalam destilat ditambahkan dengan indikator phenoftalen f. Titrasi dengan NaOH 0,1N hingga terjadi merah jambu 1 ml NaOH setara dengan 30,03 ml CH 2 O formalin g. Kandungan formalin dapat dihitung dengan rumus: Kadar Formalin= VxNxBMx1000 Berat sampel mg Keterangan: V = Volume titrasi sampel N = Normalitas NaOH yang digunakan BM = Berat Molekul dari formalin

3.8. Aspek Pengukuran

Adapun skala pengukuran variabel penelitian terhadap pengetahuan, sikap, tindakan pedagang bakso tentang formalin yang diukur melalui pernyataan yang terdapat dalam lembar kuesioner. Penilaian atas jawaban yang diberikan responden adalah sebagai berikut: a. Nilai baik apabila responden mendapat nilai 75 dari skor maksimal. b. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75 dari skor maksimal. c. Nilai kurang apabila responden mendapat nilai 40 dari skor maksimal Arikunto,2007.

3.8.1. Variabel Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pedagang bakso tentang formalin yang diukur melalui 10 pertanyaan yang diajukan kepada responden. Jumlah pertanyaan pengetahuan sebanyak 10 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2 dan skor terendah adalah 0. Maka didapat skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut : a. Baik, apabila jawaban responden memiliki skor 75 menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 14 b. Sedang, apabila jawaban responden memiliki skor 40-75 menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 8-14 c. Rendah, apabila jawaban responden memiliki skor 40 yang menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 8

3.8.2. Variabel Sikap

Sikap adalah pendapat atau pandangan pedagang bakso tentang formalin yang diukur melalui 10 pertanyaan dengan memilih jawaban setuju atau tidak setuju dengan ketentuan pernyataan setuju diberi skor 1 dan pernyataan tidak setuju diberi skor 0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 10 dan skor yang terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh maka sikap pedagang bakso tentang formalin dikategorikan sebagai berikut: a. Baik, apabila jawaban responden memiliki skor 75 menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 7. b. Sedang, apabila jawaban responden memiliki skor 40-75 menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 4-7. c. Kurang, apabila skor jawaban responden memiliki skor 40 menjawab benar dari 10 pertanyaan yang diajukan dari total skor 4.

3.8.3. Variabel Tindakan

Untuk mengetahui ukuran penilaian tindakan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah Universitas Sumatera Utara pertanyaan tindakan sebanyak 6 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2 dan skor terendah adalah 0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 12 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut : a. Baik, apabila skor jawaban responden memiliki skor 75 menjawab benar dari 5 pertanyaan yang diajukan dari total skor 8. b. Cukup, apabila skor jawaban responden memiliki skor 40-75 menjawab benar dari 5 pertanyaan yang diajukan dari total skor 4- 8. c. Kurang, apabila jawaban responden memiliki skor 40 menjawab benar dari 5 pertanyaan yang diajukan dari total skor 4.

3.8. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dengan mengacu pada Permenkes No.1168 MenkesPerIX1999 perubahan tentang Peraturan Menteri Kesehatan No.722MenkesPerIX1988 tentang bahan tambahan makanan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1.Gambaran Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pedagang bakso yang berusia 30 tahun yaitu 3 responden 30, 30 tahun yaitu 7 responden 70. Jumlah pedagang bakso yang berjualan di lingkungan sekolah Kelurahan Pulo Brayan Kecamatan Medan Barat berjumlah 10 responden. Berdasarkan jenis kelamin pedagang laki-laki berjualan 6 responden 60 dan pedagang perempuan 4 orang 40. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut: Tabel 4.1. Distribusi Gambaran Karakteristik Responden No. Umur Jumlah 1 2 30 tahun 30 tahun 3 7 30,0 70,0 Jumlah keseluruhan 10 100,0 No. Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-laki 6 60,0 2. Perempuan 4 40,0 Jumlah keseluruhan 10 100,0 Universitas Sumatera Utara