46
umat Islam Indonesia yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan lahirnya bank syariah.
b. Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia
Setiap  lembaga  pemerintahan  di  Indonesia  pasti  mempunyai  dasar hukum  berupa  peraturan  yang  mengatur  atau  yang  mengesahkan  lembaga
tersebut.  Dasar  hukum  tersebut  bisa  berupa  Undang-Undang,  Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, bahkan UUD 1945.
Bank  Syariah  mendapatkan  pijakan  yang  kokoh  di  Indonesia  setelah adanya  deregulasi  sektor  perbankan  pada  tahun  1983.  Hal  ini  karena
adanya  keleluasaan  dalam  menentukan  tingkat  suku  bunga  termasuk  nol persen atau peniadaan bunga sekaligus. Meskipun demikian, kesempatan
ini  belum  termanfaatkan  dengan  baik  karena  pada  saat  itu  belum diperkenankan  membuka  kantor  bank  baru.  Hal  ini  berlangsung  sampai
tahun  1988  dimana  pemerintah  mengeluarkan  Pakto  1988  yang memperkenankan  pendirian  bank-bank  baru.  Kemudian  posisi  perbankan
syariah semakin pasti setelah disahkan UU No. 7 tahun 1992 dimana bank diberikan  kebebasan  untuk  menentukan  jenis  imbalan  yang  akan  diambil
dari  nasabahnya  baik  bunga  maupun  keuntungan-keuntungan  bagi hasil.Selanjutnya  titik  kulminasi  terjadi  ketika  disahkan  UU  No.  10  tahun
1998  tentang  perbankan  yang  membuka  kesempatan  bagi  siapa  saja  yang
47
akan  mendirikan  bank  syariah  maupun  yang  ingin  mengkonversi  dari sistem konvensional menjadi sistem syariah.
Secara tegas UU No. 10 tahun 1998 pasal 6 membolehkan bank umum melakukan  kegiatan  usaha  secara  konvensional  dapat  juga  melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah melalui: 1 Pendirian kantor cabang atau di bawah kantor cabang baru, atau
2 Pengubahan  kantor  cabang  atau  di  bawah  kantor  cabang  yang melakukan  kegiatan  usaha  secara  konvensional  menjadi  kantor  yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah UU No. 8 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Sungguhpun  demikian,di  Indonesia  bank  syariah  tetap  harus  tunduk kepada  peraturan-peraturan  dan  persyaratan  perbankan  pada  umumnya.
Bank  Syariah  di  Indonesia  juga  dibatasi  oleh  pengawasan  yang  dilakukan oleh  Dewan  Pengawas  Syariah,  dimana  setiap  produk  dari  Bank
Syariahharus mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah terlebih dahulu sebelum diperkenalkan kepada masyarakat.
Untuk  menjalankan  Undang-Undang  tersebut  selanjutnya  dikeluarkan Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  tentang  Bank  Umum  dan  Bank
Perkreditan  Rakyat  Tahun  1999  dilengkapi  Bank  Umum  Berdasarkan Prinsip  Syariah  dan  Bank  Perkreditan  Rakyat  berdasarkan  prinsip  Syariah
48
diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 3234KEPDIR tgl. 12 Mei 1999.
Dasar-dasar hukum positif inilah yang dijadikan pijakan bagi bank Islam di  Indonesia  dalam  mengembangkan  produk-produk  operasionalnya.
Berdasarkan hukum positif tersebut, bank syariah di Indonesia sebenarnya memiliki  keleluasaan  dalam  mengembangkan  produk  dan  aktivitas
operasionalnya. Operasional  produk Bank Syariah di  Indonesia dijalankan berdasarkan  Undang-Undang,  Peraturan  Bank  Indonesia,  dan  Surat
Keputusan Bank Indonesia, sebagai berikut: 1 Undang-Undang mengenai Bank  Syariah:
a  UU  No.  10  Tahun  1998,  tentang  Perubahan  atas  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan berikut penjelasannya.
b UU Republik  Indonesia  No. 23 tahun 1999 tentang  Bank  Indonesia, berikut penjelasannya.
2 Peraturan  Bank  Indonesia  yang  berkaitan  dengan  bank  syariah  di Indonesia, meliputi:
a  Peraturan  Bank  Indonesia  No.  27  PBI2000  tentang  Giro  Wajib Minimum  dalam  Rupiah  dan  Valuta  Asing  bagi  Bank  Umum  yang
melakukan  Kegiatan  Usaha  Berdasar  Prinsip  Syariah  berdasar penjelasannya.
49
b PBI No. 28 PBI 2000 tentang Pasar Uang antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah, berikut penjelasannya.
c PBI  No.  29PBI  2000  tentang  Sertifikat  Wadi’ah  Bank  Indonesia,
berikut penjelasannya. d PBI  No.  41PBI  2002  tentang  Perubahan  Kegiatan  Usaha  Bank
Umum Konvensional menjadi Bank Umum Berdasarkan Syariah dan Pembukaan  Kantor  Bank  Berdasarkan  Prinsip  Syariah  oleh  Bank
Umum Konvensional, berikut penjelasannya. e  PBI No. 5 3PBI2003 tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek
bagi Bank Syariah, berikut penjelasannya. f  PBI  No.  57.PBI2003  tentang  Kualitas  Aktiva  Produktif  bagi  Bank
Syariah, berikut penjelasannya. g PBI No. 59PBI 2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva bagi
Bank Syariah, berikut penjelasannya. 3 Surat  Keputusan  Direksi  Bank  Indonesia  tentang  Bank  Perkreditan
Syariah berdasarkan Prinsip Syariah.
c. Produk-produk Bank Syariah