129
saudara,  dll.  Meskipun  uang  tersebut  diperoleh  para  santri,  namun tujuan  utama  uang  tersebut  untuk  dibelanjakan  demi  memenuhi
kebutuhan pribadi santri selama satu bulan. Biasanya jumlah uang saku yang  diterima  santri  selama  satu  bulan  disesuaikan  dengan
kebutuhannya,  sehingga  dilihat  dari  rata-rata  pendapatan  yaitu  sebesar Rp  820.544  hanya  pas  untuk  memenuhi  kebutuhan  individu  santri
sendiri Penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Atik
Masruroh  2015  yang  menyatakan  bahwa  pendapatan  tidak berpengaruh terhadap minat menabung mahasiswa di perbankan syariah.
Dengan  demikian  banyak  sedikitnya  pendapatan  atau  uang  saku  yang diterima  santri  setiap  bulannya  ini  tidak  mempunyai  pengaruh  yang
berarti terhadap intensi atau niat santri untuk menabung di bank syariah. Artinya,  santri  yang  mempunyai  uang  saku  banyak  maupun  sedikit
mempunyai  kemungkinan  sama  dalam  dalam  berintensi  menabung  di bank syariah.
b. Pengaruh Religiusitas terhadap Intensi Menabung di Bank Syariah
Berdasarkan  tabel  14,  dapat  diketahui  bahwa  nilai  signifikansi  dari variabel  religiusitas  sebesar  0,025.  Nilai  tersebut  lebih  kecil  dari  taraf
signifikansi  yaitu  0,05.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  variabel  religiusitas
130
berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  intensi  menabung  di  bank syariah pada santri mahasiswa PP. Wahid Hasyim.
Hasil  marginal  effect  menunjukkan  bahwa  besarnya  nilai  koefisien variabel  religiusitas  adalah  0,0156.  Hal  ini  berarti  setiap  peningkatan
religiusitas  pada  kategori  sangat  tinggi  akan  meningkatkan  probabilitas intensi santri mahasiswa untuk menabung di bank syariah sebesar 1,56.
Religiusitas  sendiri  adalah  seberapa  banyak  atau  sering  individu menjalankan  ajaran  agamanya.  Semakin  religius  seorang  santri,  berarti
semakin  sering  menjalankan  ajaran  Islam.  Bukan  hanya  menjalankan perintah saja, namun juga menjauhi larangan-larangan dalam Islam.
Mengenai  sistem  perbankan  di  Indonesia  yang  identik  dengan “bunga”,  banyak  terjadi  perbedaan  pendapat  di  kalangan  umat  Islam
sendiri.  MUI  sebagai  lembaga  yang  dituakan  umat  Islam  di  Indonesia telah  mengeluarkan  fatwa  No.  1  tahun  2004  tentang  bunga  bank.  Dalam
fatwa tersebut MUI menyatakan bahwa bunga bank hukumnya haram. Individu  yang  memiliki  sifat  religiusitas  tinggi  biasanya  akan  lebih
memperhatikan  fatwa-fatwa  seperti  itu  sebagai  pertimbangan  dalam kehidupan  sehari-hari  daripada  individu  yang  tingkat  religiusitasnya
rendah. Sehingga apa yang telah difatwakan MUI tersebut sedikit banyak akan  mempengaruhi  perilaku  umat  Islam,  termasuk  para  santri.  Para
santri  yang  hati-hati  menjaga  agamanya,  akan  lebih  memilih
131
menggunakan  bank  syariah  daripada  bank  konvensional.  Hal  itu  karena bank  syariah  menggunakan  prinsip  hukum  Islam  dalam  operasionalnya,
sehingga lebih mendekati halal. Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Vita  Widyan
Priaji  2011.  Penelitian  ini  membahas  mengenai  faktor-faktor  yang mempengaruhi  intensi  menabung  di  bank  syariah.  Hasil  penelitian
menunjukkan  ada  beberapa  faktor  yang  berpengaruh,  dan  salah  satunya adalah faktor religiusitas. Faktor religiusitas berpengaruh positif terhadap
intensi  menabung  di  bank  syariah.  Sehingga  orang-orang  yang mempunyai  religiusitas  tinggi  terhadap  ajaran  Islam  akan  lebih  memilih
bank  syariah  daripada  bank  konvensional.  Demikian  pula  dengan  para santri mahasiswa di PP. Wahid Hasyim.
c. Pengaruh Informasi terhadap Intensi Menabung di Bank Syariah