27 menerima  pengalaman  belajar  tertentu.  Kompetensi  siswa  dalam
ranah  psikomotor  tampak  dalam  bentuk  keterampilan  dan kemampuan  bertindak  individu.  Ranah  psikomotor  ini  merupakan
kelanjutan  dari  kompetensi  siswa  dalam  ranah  kognitif  dan  afektif, kompetensi dalam ranah kognitif dan afektif akan menjadi psikomotor
apabila  peserta  didik  telah  menunjukan  perilaku  atau  perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya. Istilah  psikologi kontemporer, kompetensi kecakapan  yang  berkaitan
dengan  kemampuan  professional  akademik,  terutama  kognitif  disebut dengan  hard  skill,  yang  berkontriibusi  terhadap  sukses  individu  sebesar
40. Sedangkan kompetensi lainnya yang berkenaan dengan afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan kepribadian, sosialisasi,
dan pengendalian diri disebut dengan soft skill, yang berkontribusi suskes individu sebesar 60.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik dalam ranah
kognitif  yaitu  segala  sesuatu  yang  berkaitan  dengan  aktifitas  berfikir, ranah afektif yaitu berkaitan dengan nilai dan sikap, dan ranah psikomotor
yang berupa keterampilan.
c.  Pencapaian kompetensi pewarnaan teknik kering
Pencapaian kompetensi
menurut Putrohari
2009:24 yaitu
“pencapaian  kompetensi  adalah  pengetahuan,  pengertian,  dan keterampilan  yang  dikuasai  sebagai  hasil  pengalaman  pendidikan
khusus. Kita mengartikan pengetahuan sebagai bagian tertentu dari suatu
28 informasi.  Pengertian  mempunyai  implikasi  kemampuan  mengeksplorasi
pengetahuan  ini  ke  berbagai  cara,  melihat  hubungan  dengan pengetahuan lain dan dapat mengaplikasikannya ke situasi baru, contoh
dan  masalah,  keterampilan  kita  artikan  mengetahui  bagian  mengerjakan
sesuatu.” Profil  kompetensi  lulusan  SMK  terdiri  dari  kompetensi  umum  dan
kompetensi  kejuruan.  Masing-masing  telah  mengacu  tujuan  pendidikan nasional.  Sedangkan  kompetensi  kejuruan  mengacu  kepada  Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI.
Tabel 01. Kompetensi Kejuruan Bidang Keahlian Tata Busana
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1.  Menggambar busana
fashion drawing 1.1  Memahami bentuk bagian-bagian busana
1.2  Mendeskripsikan  bentuk  proporsi  dan  anatomi  beberapa  tipe tubuh manusia
1.3  Menerapkan teknik pembuatan desain busana
29
1.4  Penyelesaian pembuatan gambar 2. Membuat pola pattern
making 2.1 Menguraikan macam-macam teknik pembuatan pola teknik
konstruksi dan teknik drapping 2.2  Membuat pola
3. Membuat busana wanita 3.1 Mengelompokkan macam-macam busana wanita
3.2 Memotong bahan 3.3 Menjahit busana wanita
3.4 Menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan
3.5 Menghitung harga jual 3.6 Melakukan pengepresan
4. Membuat busana pria 4.1 Mengelompokkan macam-macam busana pria
4.2 Memotong bahan 4.3 Menjahit busana pria
4.4 Penyelesaian busana pria dengan jahitan tangan 4.5 Menghitung harga jual
4.6 Melakukan pengepresan
5. Membuat busana anak 5.1 Mengelompokkan macam-macam busana anak
5.2 Memotong bahan 5.3 Menjahit busana anak
5.4 Menyelesaian busana bayi dengan jahitan tangan 5.5 Menghitung harga jual
5.6 Melakukan pengepresan
6. Membuat busana bayi 6.1 Mengklasifikasikan macam-macam busana bayi
6.2 Memotong bahan 6.3 Menjahit busana bayi
6.4 Menyelesaikan busana bayi dengan jahitan tangan 6.5 Menghitung harga jual
6.6 Melakukan pengepresan
7. Memilih bahan baku busana 7.1 Mengidentifikasi jenis bahan utama dan bahan
pelapis 7.2 Mengindentifikasi pemeliharaan bahan tekstil
7.3 Menentukan bahan pelengkap
8. Membuat Hiasan pada busana embroidery
8.1 Mengindentifikasi hiasan busana 8.2 Membuat hiasan pada kain atau busana
9. Mengawasi mutu busana 9.1 Memeriksa kualitas bahan utama
9.2 Memeriksa kualitas bahan pelengkap 9.3 Memeriksa mutu pola
9.4 Memeriksa mutu potong 9.5 Memeriksa hasil jahitan.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2009
Salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran menggambar busana adalah pewarnaan teknik kering. Sub kompetensi yang diajarkan
yakni  menyelesaikan  gambar  sesuai  dengan  teknik  diantaranya  yaitu penyelesaian  basah  dan  kering  sesuai  dengan  bahan  tekstil.
30 Penyelesaian  gambar  secara  kering  adalah  salah  satu  teknik
penyelesaian gambar tanpa menggunakan air. Penyelesaian teknik kering dalam  penelitian  ini  adalah  teknik  pewarnaan  gambar  busana  dengan
menggunakan  pensil  warna.  Pewarnaan  teknik  kering  ini  dikerjakan sesuai dengan bahan tekstil yang dipergunakan dalam gambar, juga alat
dan bahan yang dipergunakan. Dalam pewarnaan teknik kering ini, siswa harus memperhatikan pencahayaan, teknik arsir, dan kombinasi warna.
Menurut  Ernawati,  dkk  2008:  102  aspek  yang  perlu  diperhatikan dalam penilaian pewarnaan teknik kering antara lain:
1  Ketepatan  jenis  pensil  dan  pensil  warna  yang  dipergunakan  dalam pewarnaan ataupun membuat gambarnya.
2  Gelap  dan  terangnya  arsiran  warna  pada  daerah  yang  terkena cahaya.
3  Kombinasi warna yang dipergunakan dalam pewarnaan teknik kering. 4  Jika  menggunakan  bahan  bercorak,  harus  disesuaikan  dengan  motif
dan warnanya dengan letak jatuh pakaian pada badan. Berdasarkan  penjelasan  diatas,  kompetensi  pewarnaan  teknik  kering
adalah kemampuan siswa dalam menguasai penyelesaian suatu gambar busana  dengan  tidak  mempergunakan  air,  sesuai  denga  jenis  bahan
tekstil yang diperguankan.
d.  Penilaian berbasis kompetensi