52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Ngentakrejo yang terletak di dusun Temben, Kelurahan Ngenrtakrejo, Kecamatan Lendah,
Kabupaten Kulon Progo. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V yang diampu oleh Ibu Risharsiwi, S. Pd. Kelas V berjumlah 20 siswa yang
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Kelas V memiliki fasilitas berupa meja dan kursi yang terbuat dari kayu, papan tulis, dan papan administrasi
kelas. Di bagian dinding dilengkapi dengan foto presiden dan wakil presiden, lambang negara, peta-peta pulau di Indonesia, serta beberapa hasil karya siswa
yang dipajang.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Kegiatan awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian adalah mengetahui kondisi awal sebelum tindakan. Beberapa kegiatan pra tindakan yang
dilakukan yaitu melakukan tanya jawab dengan guru kelas V tentang sikap sosial siswa. Selain itu, peneliti dan guru kelas juga mendiskusikan RPP dan materi yang
akan diajarkan selama penelitian berlangsung. Kegiatan pembelajaran yang
53
dilaksanakan menggunakan model Active Learning tipe Active Sharing Knowledge yang belum digunakan sebelumnya.
Data mengenai sikap sosial siswa didapatkan dengan memberikan skala sosial pra tindakan sehingga menghasilkan nilai rerata kelas 61,16. Berdasarkan
kriterian sikap sosial, diketahui bahwa rata-rata sikap sosial siswa masih sangat rendah yaitu termasuk kategori kurang.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan metode pembelajaran yang berbeda-beda setiap pertemuan yaitu diskusi kelompok,
ceramah bervariasi, bermain peran, dan permainan. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei
2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran 2x35 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat 13 Mei 2016 dengan alokasi waktu yang sama.
Sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran 2x35 menit menggunakan metode bervariasi.
Siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dari sikus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2016 selama 2 jam pelajaran 2x35
menit. Pertemuan kedua dilakukan hari Rabu tanggal 25 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran 2x35 menit. Sedangkan pertemuan ketiga dilakukan pada hari
Kamis tanggal 26 Mei 2016 dengan alokasi waktu yang sama.
54
1. Tahapan 1 PTK Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan guru kelas yang bersangkutan untuk merencanakan dan mempersiapkan tindakan yang akan
dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan:
1
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan Model Active Learning.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan Model Active Learning dan didiskusikan dengan guru kelas. RPP
ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas V.
2 Menyiapkan media atau alat pembelajaran yang digunakan.
Peneliti dan guru kelas berdiskusi terlebih dahulu untuk menentukan media yang akan digunakan supaya sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan dapat
menarik perhatian siswa. Media yang digunakan yaitu beberapa gambar kerajinan yang berasal dari Yogyakarta. Selain menyiapkan media, guru dan
peneliti menyiapkan kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar materi kerajinan tersebut. Kartu dibuat sebanyak siswa kelas V.
3 Menyusun Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap sosial siswa. Tes diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetahui tingkat perkembangan sikap sosial siswa
setelah diberi tindakan menggunakan Model Active Learning.
55 b.
Pelaksanaan
Tindakan Pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri
Ngentakrejo, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Tindakan pada siklus I disusun untuk 6 jam pelajaran dengan 3 kali pertemuan atau tatap muka. Pertemuan
pertama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan ketiga 2 jam pelajaran
dengan alokasi waktu 70 menit. Setiap pertemuan terdapat 3 tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu pertemuan pertama dan kedua
untuk kegiatan awal kurang lebih 10 menit, kegiatan inti kurang lebih 50 menit dan kegiatan akhir kurang lebih 10 menit.
1 Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pada pukul 07.15-
08.25 WIB. Mata pelajaran pada pertemuan pertama adalah Seni Budaya dan Kesenian. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
Kemudian, guru menanyakan kerajinan apa saja yang ada di sekitar rumah siswa. Jawaban siswa bermacam-macam seperti batik, topeng, ukir-ukiran, dan
anyaman. Dalam hal ini sikap sosial pada aspek komunikasi sudah terlihat yaitu santun dalam berbicara. Siswa menjawab pertanyaan guru dengan santun.
Namun dalam mendengarkan pendapat orang lain belum nampak karena masih ada beberapa siswa yang menjawab secara bersamaan dan menyebutkan jawaban
yang telah disebutkan siswa lain.
56 Sikap sosial yang telah teramati pada kegiatan Active Knowledge Sharing yaitu
menunjukkan sikap terbuka pada teman. Siswa membantu siswa lain menemukan jawaban dengan menerangkan langkah-langkahnya. Ada siswa yang menjelaskan
kepada temannya secara berulang-ulang. Hal ini berarti siswa telah memiliki sikap sosial pada aspek berempati. Siswa menunjukkan kepedulian kepada
temannya yang belum paham tentang materi sehingga mau membantunya menjelaskan sampai paham. Namun, hal ini hanya terlihat pada sebagian kecil
siswa. 2
Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016 pada jam
pelajaran yang pertama yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Matematika. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.
Guru mengajak siswa bernyanyi tentang penjumlahan campuran untuk memfokuskan siswa pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Ketika sedang
bernyanyi siswa terlihat saling tersenyum dan memperhatikan dengan temannya. Hal ini menunjukkan sikap yang hangat kepada teman. Setelah itu guru
mengingatkan kembali materi tentang persen. Siswa mencermati bersama-sama dan menjawab soal yang diberikan guru secara klasikal di depan kelas. Dalam
kegiatan ini siswa menunjukkan sikap sosial dalam hal komunikasi yaitu mendengarkan dan menghargai ketika guru berbicara. Siswa berkeliling kelas
dengan panduan guru untuk bertanya pada teman-temannya mengenai pertanyaan yang tidak dapat dijawab sendiri. Pada kegiatan ini guru masih banyak menbantu
57 siswa agar lebih tertib. Masih banyak siswa yang belum dapat membangun
suasana yang komunikatif. Harus ada rangsangan dari guru agar siswa mau memulai berbicara secara aktif.
Siswa yang sudah menguasai materi dapat menjelaskan kepada temannya yang belum bisa. Siswa menunjukkan sikap saling tolong-menolong dan kerjasama
pada kegiatan tersebut. Selain itu, siswa juga menunjukkan sikap sosial pada aspek keterbukaan yakni berterus terang pada temannya jika belum memahami
materi dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Siswa berkata jujur jika belum memahami materi.
Ketika saling menjelaskan ada siswa yang ingin pergi ke toilet kemudian teman yang sedang bersamanya menawarkan untuk menemani minta ijin keluar pada
guru. Siswa tersebut menunjukkan sikap empati pada temannya. Kemudian kedua siswa tersebut minta ijin pada guru dengan berbicara secara sopan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju ke depan kelas menuliskan penyelesaian dari soal-soal yang telah dikerjakan. Sebagian siswa
mengangkat tangan menunggu ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan di depan kelas. Sikap siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap
menghargai. Ketika siswa maju, hampir seluruh siswa yang lain memperhatikan namun ada juga yang masih mengobrol dengan temannya.
Setelah membahas jawaban siswa, guru memberikan kesempatan untuk bertanya jika masih belum paham. Ada siswa yang menunjukkan sikap terbuka dan jujur
mengatakan belum paham. Kemudian ada siswa lain yang mengejek karena belum paham, akhirnya guru menyuruh siswa yang mengejek itu menjelaskan
kepada siswa yang belum paham. Ternyata siswa tersebut juga belum dapat
58 menjelaskan dengan benar. Guru memberikan nasihat dan motivasi kepada
seluruh siswa berdasarkan kejadian itu kemudian menerangkan sekali lagi. 3
Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 pada jam
pelajaran yang pertama yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Kegiatan pembelajaran
mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan. Siswa melakukan kegiatan Active Knowledge Sharing dengan lebih tertib dari
pada pertemuan sebelumnya. Namun, guru masih tetap memberikan arahan. Siswa menunjukkan sikap saling menghargai ketika sedang melakukan kegiatan
tersebut. Sikap saling menolong terlihat lebih banyak. Pada aspek keterbukaan antara siswa laki-laki dan perempuan sudah mulai tampak ketika siswa laki-laki
meminta penjelasan materi dari teman perempuannya.
c. Pengamatan
Pada siklus I pertemuan 1, guru sudah melaksanakan langkah pembelajaran dengan baik. Guru sudah mengawali pembelajaran dengan menyampaikan materi
pelajaran dan tujuan yang akan dicapai. Setelah itu, guru membagi kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk setiap siswa. Guru juga menjelaskan materi
agar siswa lebih paham dan jelas. Setelah memberikan penjelasan, guru dan siswa bertanya jawab terkait materi. Dalam kegiatan ini, guru belum memberikan waktu
dan kesempatan yang cukup lama bagi siswa untuk bertanya jawab. Dikarenakan
59
tidak banyak siswa yang bertanya, kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Active Sharing Knowledge.
Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kartu sebisa mungkin. Pada pertemuan ini, guru banyak memberikan bantuan
kepada siswa karena kegiatan ini masih menjadi hal baru bagi siswa. Setelah semua siswa selesai menjawab, guru memberikan aba-aba untuk berkeliling kelas
mencari jawaban yang belum diketahui oleh siswa. Dalam kegiatan ini, guru belum sepenuhnya mengamati kegiatan masing-masing siswa. Dalam mengoreksi
jawaban, guru belum banyak melibatkan siswa untuk menjawab dan sekedar menyebutkan jawaban yang tepat.
Pada siklus I pertemuan 2, guru kembali sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik. Pelaksanaan dilakukan sama seperti pada
pertemuan 1. Namun, pada pertemuan ini, guru sudah memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya jawab. Dalam mengamati
kegiatan, guru sudah melakukannya lebih merata ke seluruh. Pada pertemuan 3, kegiatan pembelajaran lebih baik dari sebelumnya karena baik guru maupun siswa
lebih memahami perannya dalam pelaksanaan Active Knowledge Sharing. Peneliti juga mengamati kegiatan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran
dengan Active Knowledge Sharing. Karena masih menjadi hal yang baru, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan mengikuti permainan ini. Pada siklus I
pertemuan 1, hampir semua siswa masih membutuhkan bantuan guru. Pada pertemuan kedua siswa mulai memahami kegiatan yang dilakukan. Namun untuk
60
siklus I pertemuan 3, sebagian besar siswa sudah mampu mengikuti permainan ini tanpa banyak bantuan dari guru.
Hasil observasi siswa pada siklus I pertemuan 1 sebesar 65,49, pertemuan 2 sebesar 70,84, dan pertemuan 3 sebesar 78,36 sehingga diperoleh hasil akhir
sebesar 71,56. Data utama dalam penelitian ini adalah skala keaktifan siswa. Jadi, pengamatan difokuskan pada hasil penghitungan skala sikap sosial siswa
pada siklus I, baik pada pertemuan 1, pertemuan 2, maupun pertemuan 3. Tabel 5. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Active Learning Tipe Active Knowledge Sharing Siklus I
No Inisial Siswa
Subjek Pengamatan Siklus I
P1 P2
P3
1. D
64,2 71,4
78,5 2.
DS 64,2
75 82,1
3. IBP
71,4 78,5
82,1 4.
ADH 75
75 75
5. TA
67,8 71,4
75 6.
A 64,2
67,8 82,1
7. U
57,1 64,2
75 8.
AA 60,7
64,2 75
9. DFD
71,4 75
78,5 10. ADS
57,1 64,2
78,5 11. NRR
78,5 85,7
85,7 12. AS
67,8 67,8
75 13. AEV
50 64,2
75 14. R
67,8 67,8
78,5 15. T
82,1 82,1
85,7 16. VBA
50 67,8
78,5 17. PLY
64,2 71,4
78,5 18. ATW
71,4 71,4
75 19. FNY
60,7 67,8
78,5 20. RS
64,2 64,2
75
Rata-rata Siklus I 71,56
61
Berdasarkan hasil skala sikap sosial, terlihat bahwa sikap sosial siswa pada siklus I diperoleh rata-rata akhir mencapai 83,06 data terlampir. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap sosial siswa berada pada kriteria baik dan sudah mencapai indikator keberhasilan sebesa
r ≥76. Berdasarkan data tersebut, sikap sosial siswa masih dapat meningkat sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus
II. d.
Refleksi
Pada akhir siklus I diadakan refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Refleksi digunakan untuk membahas kekurangan dan hambatan pada siklus
I. Refleksi didasarkan pada hasil observasi dan hasil skala sikap, adapun beberapa kekurangan pada siklus I, yaitu:
1
Guru masih terlihat canggung ketika melakukan pembelajaran karena guru belum terbiasa menggunakan Model Active Learning dalam kegiatan pembelajaran.
2 Siswa kurang aktif karena pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran
siswa kurang memperhatikan dan baru beberapa siswa yang menanggapi pendapat teman yang maju ke depan kelas menyampaikan hasil pekerjaannya.
3
Pembelajaran kurang efektif karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru, sehingga ketika melakukan kegiatan
pembelajaran siswa masih ada yang belum paham tentang tugas yang diberikan guru.
Berdasarkan data hasil skala sikap, sikap sosial siswa sudah cukup mengalami pengembangan setelah diberi tindakan pada siklus I. Rata-rata semua indikator
persentasenya mengalami kenaikan. Dari hasil observasi siswa masih kurang dari indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Kekurangan itu kemungkinan disebabkan
62 karena guru kurang memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
Model Active Learning dan siswa kurang bersosialisasi dengan teman sekelas, oleh karena itu perlu diadakan tindakan selanjutnya untuk meningkatkan sikap sosial
siswa. Rencana perbaikan dan pengembangan pembelajaran pada siklus II yang telah disusun bersama dengan guru adalah sebagai berikut.
Tabel 6. Refleksi dari Siklus I dan Perbaikan Untuk Siklus II
No Refleksi
Perbaikan 1.
Guru masih canggung dalam kegiatan pembelajaran khususnya
ketika memandu kegiatan Active Knowledge Sharing
Membuat langkah-langkah kegiatan secara
lebih rinci
dan guru
memahami kembali
proses pembelajaran tersebut.
2. Siswa
kurang aktif
dalam pembelajaran
Mengkombinasikan pembelajaran
dengan metode diskusi kelompok 3.
Pembelajaran kurang
efektif karena masih ada siswa yang
tidak memperhatikan guru Guru lebih memberikan motivasi
kepada siswa dan memberikan poin tambahan untuk kelompok siswa
yang memperhatikan dari awal hingga akhir pembelajaran.
2. Tahapan 2 PTK Siklus II
a. Perencanaan
Peneliti mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan guru kelas yang bersangkutan untuk merencanakan dan mempersiapkan tindakan yang akan
dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan:
1
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan Model Active Learning.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan Model Active Learning dan didiskusikan dengan guru kelas. RPP
63 ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
di kelas V. 2
Menyiapkan media atau alat pembelajaran yang digunakan. Peneliti dan guru kelas berdiskusi terlebih dahulu untuk menentukan media yang
akan digunakan supaya sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan dapat menarik perhatian siswa. Guru dan peneliti menyiapkan kartu yang berisi soal-
soal atau pertanyaan yang berhubungan dengan materi. Pembelajaran dikreasikan dengan metode diskusi atau kerja kelompok.
3 Membentuk kelompok
Pembelajaran menggunakan Model Active Learning yang dilakukan pada siklus II, yaitu dengan metode diskusi kelompok dan ceramah bervariasi yang
melibatkan siswa untuk bekerja kelompok. Sebelum melakukan tindakan, peneliti mencari cara untuk membagi siswa menjadi beberapa kelompok tetapi
secara acak supaya siswa tidak hanya bergerombol dengan teman dekatnya tetapi bisa berkelompok dengan semua teman yang berada di kelas. Dalam mencari
cara untuk pembentukan kelompok, peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru kelas, hal ini dimaksudkan karena guru kelas tentunya lebih tahu mengenai
karakteristik dan latar belakang siswa. b.
Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri
Ngentakrejo, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Tindakan pada siklus II disusun untuk 6 jam pelajaran dengan 3 kali pertemuan atau tatap muka. Pertemuan
pertama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan ketiga 2 jam pelajaran
64 dengan alokasi waktu 70 menit. Setiap pertemuan terdapat 3 tahapan yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu pertemuan pertama dan kedua untuk kegiatan awal kurang lebih 10 menit, kegiatan inti kurang lebih 50 menit dan
kegiatan akhir kurang lebih 10 menit. 1
Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2016.
Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pada pukul 07.15- 08.25 WIB. Mata pelajaran pada pertemuan pertama adalah Bahasa Indonesia.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing.
Pada saat pembentukan kelompok awalnya siswa terlihat belum dapat membangun komunikasi dengan anggota kelompoknya. Namun, ketika guru
mulai membagikan tugas siswa antusias untuk mengerjakan bersama dengan teman kelompoknya. Siswa mengerjakan dengan serius dan saling membantu.
Hal itu menunjukkan sikap tanggung jawab yang baik terhadap tugasnya. ketika sedang berdiskusi ada siswa yang pulpennya jatuh kemudian diambilkan oleh
temannya. Siswa tersebut menunjukkan sikap pedili dan suka menolong. Ketika berkeliling kelas siswa saling menyampaikan jawaban yang telah
diperolehnya. Ada beberapa siswa yang tetap mempertahankan jawabannya walaupun berbeda dengan teman-temannya akan tetapi tetap menunjukkan sikap
yang mau menerima dan mendengarkan pendapat temannya. 2
Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2016 pada jam
pelajaran yang pertama yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Mata pelajaran yang
65 diajarkan adalah Bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran mengacu pada
rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing.
Ketika pembentukan kelompok siswa tidak segan untuk saling menyapa dan bertanya pada teman sekelompoknya. Kerja sama antar anggota kelompok sudah
terlihat lebih baik, namun masih ada siswa yang tidak ikut membantu mengerjakan soal yang sulit.
Ketika berkeliling kelas siswa sudah tertib dan melakukannya dengan cepat. Bahkan siswa dapat bertukar pengetahuan dengan lebih banyak siswa. Pada saat
itu ada siswa yang merasa pusing kemudian siswa yang sedang di sampingnya menanyakan keadaannya. Siswa tersebut memiliki sikap empati dan peduli.
Kemudian siswa melaporkan pada guru dengan sopan. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengan baik. Hal tersebut
menunjukkan adanya tanggung jawab siswa terhadap apa yang telah ditugaskan kepadanya. Siswa sudah lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya
karena terbiasa bertukar pengetahuan saat berkeliling kelas. 3
Pertemuan 3 Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2016 pada jam
pelajaran yang pertama yaitu pukul 07.15-08.25 WIB. Mata pelajaran yang diajarkan adalah Matematika. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan Active Knowledge Sharing.
Siswa melakukan diskusi kelompok dengan mengerjakan soal matematika bersama-sama. Pada soal yang sulit siswa yang sudah bisa mengerjakan
66 menerangkan pada teman sekelompoknya. Ketika ada temannya yang menjawab
salah siswa memberitahukan jawaban yang benar. Siswa dapat saling membantu sehingga ketika bertukar pengetahuan siswa dari kelompok tersebut sudah
mempunyai jawaban yang benar semua. Hal ini selain meningkatkan sikap sosial yang baik pada siswa juga meningkatkan motivasi belajar dan sikap kompetitif
pada siswa.
c. Pengamatan
Pada siklus II pertemuan 1, guru sudah melaksanakan langkah pembelajaran dengan baik. Guru sudah mengawali pembelajaran dengan menyampaikan materi
pelajaran dan tujuan yang akan dicapai. Setelah itu, guru membagi kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk setiap siswa. Guru juga menjelaskan materi
agar siswa lebih paham dan jelas. Setelah memberikan penjelasan, guru dan siswa bertanya jawab terkait materi. Dalam kegiatan ini, guru memberikan waktu dan
kesempatan bagi siswa untuk bertanya jawab kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Active Knowledge Sharing.
Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kartu sebisa mungkin. Pada pertemuan ini, guru tidak banyak memberikan
bantuan kepada siswa karena kegiatan ini sudah bukan menjadi hal baru lagi bagi siswa. Setelah semua siswa selesai menjawab, guru memberikan aba-aba untuk
berkeliling kelas mencari jawaban yang belum diketahui oleh siswa. Dalam kegiatan ini, guru belum sepenuhnya mengamati kegiatan masing-masing siswa.
Dalam mengoreksi jawaban, guru sudah melibatkan siswa untuk menjawab dan sekedar menyebutkan jawaban yang tepat.
67
Pada siklus II pertemuan 2, guru kembali sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik lagi. Pelaksanaan dilakukan sama seperti pada
pertemuan 1. Namun, pada pertemuan ini, guru sudah memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya jawab. Dalam mengamati
kegiatan, guru sudah melakukannya lebih merata ke seluruh siswa. Pada pertemuan 3, kegiatan pembelajaran sudah sangat baik karena baik guru maupun
siswa lebih memahami perannya dalam pelaksanaan Active Knowledge Sharing. Peneliti juga mengamati kegiatan siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran
dengan Active Knowledge Sharing. Pada siklus II secara keseluruhan siswa telah memahami kegiatan yang dilakukan. Siswa mulai tertib dalam berkeliling mencari
jawaban sehingga Active Knowledge Sharing atau pertukaran ilmu yang terjadi semakin baik dan lancar. Siswa melakukan kegiatan ini tanpa banyak bantuan dari
guru. Hasil observasi siswa pada siklus II pertemuan 1 sebesar 83,53,
pertemuan 2 sebesar 84,60, dan pertemuan 3 sebesar 85,68 sehingga diperoleh hasil akhir sebesar 84,60. Data utama dalam penelitian ini adalah skala
keaktifan siswa. Jadi, pengamatan difokuskan pada hasil penghitungan skala sikap sosial siswa pada siklus II, baik pada pertemuan 1, pertemuan 2, maupun
pertemuan 3. Hasil observasi tersebut dapat diamati pada tabel berikut ini.
68
Tabel 7. Hasil Observasi terhadap Siswa dalam Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Active Knowledge Sharing
Siklus II
No Inisial Siswa
Subjek Pengamatan Siklus II
P1 P2
P3
1. D
89,2 92,8
92,8 2.
DS 85,7
85,7 85,7
3. IBP
85,7 89,2
89,2 4.
ADH 82,1
82,1 85,7
5. TA
82,1 82,1
85,7 6.
A 82,1
82,1 85,7
7. U
78,5 78,5
85,7 8.
AA 82,1
82,1 82,1
9. DFD
82,1 85,7
85,7 10. ADS
85,7 85,7
85,7 11. NRR
85,7 85,7
85,7 12. AS
78,5 82,1
82,1 13. AEV
78,5 82,1
82,1 14. R
85,7 85,7
85,7 15. T
85,7 85,7
85,7 16. VBA
78,5 82,1
82,1 17. PLY
89,2 89,2
89,2 18. ATW
85,7 85,7
85,7 19. FNY
85,7 85,7
85,7 20. RS
82,1 82,1
85,7
Rata-rata 83,53
84,60 85,68
Rata-rata Siklus II 84,60
Berdasarkan hasil skala sikap sosial juga terlihat bahwa sikap sosial siswa pada siklus II diperoleh rata-rata akhir sudah mencapai 92,83. Hal ini
menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa berada pada kriteria baik sekali dan telah mencapai indikator keberhasilan sebesar ≥76.
d. Refleksi
Pada akhir siklus II diadakan refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Refleksi digunakan untuk membahas kekurangan dan hambatan pada
siklus II. Refleksi didasarkan pada hasil observasi dan hasil tes sikap, adapun
69
beberapa kekurangan pada siklus II, yaitu siswa yang sudah menyelesaikan pekerjaannya terkadang mengganggu siswa yang lain. Dari hasil observasi dan
skala sikap sosial siswa terlihat sudah mengalami kenaikan atau peningkatan yang telah menunjukkan keberhasilan tindakan. Berikut ini adalah grafik peningkatan
proses pembelajaran menggunakan Active Learning. Berdasarkan hasil skala sikap sosial, peningkatan sikap sosial siswa kelas V
SD N Ngentakrejo dari siklus I dan siklus II dapat diamati dari tabel berikut ini. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada setiap pertemuan.
Tabel 8. Perbandingan Hasil Skala Keaktifan Siklus I dan Siklus II Siklus
Hasil Skala Sikap Rata-rata
P1 P2
P3 I
75,12 84,93
89,14 83,06
II 91,04
92,81 94,65
92,83
Hasil skala tersebut secara kualitatif menunjukkan adanya perkembangan sikap sosial siswa. Pada siklus I indikator yang telah terpenuhi adalah komunikasi
dan empati. Banyak siswa yang telah menunjukkan sikap baik pada indikator tersebut. Selanjutnya, pada siklus II indikator komunikasi dan empati mengalami
peningkatan dan indikator yang lain sudah tampak dan menjadi lebih baik pada akhir siklus. Jika digambarkan pada sebuah diagram akan terlihat seperti berikut
ini.
70
20 40
60 80
100
P1 P2
P3 Siklus 1
Siklus 2
Gambar 2. Grafik Perbandingan Skala Sikap Sosial Siswa pada Pembelajaran Menggunakan Active Learning Tipe Active Knowledge
Sharing pada Siklus I dan Siklus II
Dari hasil observasi, pada siklus I baru menunjukkan sebagian siswa yang mengalami peningkatan pada setiap aspek yang diamati. Sedangkan, pada siklus II
hampir seluruh siswa terlihat berhasil melakukan proses pembelajaran. Secara umum, peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Active Learning tipe Active Knowledge Sharing dapat digambarkan sebagai berikut. Diagram ini merupakan hasil dari rubrik observasi siswa yang
menunjukkan aktivitas siswa untuk berinteraksi sosial di dalam kelas pada siklus II meningkat dari siklus I.
71
65 70
75 80
85
Siklus I Siklus II
Gambar 3. Grafik Peningkatan Proses Pembelajaran Menggunakan Active Learning Tipe Active Knowledge Sharing pada Siklus I dan Siklus II
D. Pembahasan