BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA
4.1. Deskripsi Wilayah Penelitian 4.1.1. Sejarah Desa Purbadolok
Desa Purbadolok terbentuk pada jaman penjajahan belanda dan sudah ditetapkan nama-nama desa yang ada di Kecamatan Doloksanggul serta disesuaikan
dengan siapa pemilik tanah desa tersebut misalnya Desa Purbadolok dimana pemilik tanah tersebut merupakan marga purba, selain itu juga masing-masing nama desa
yang ada di Kecamatan Doloksanggul masih disesuaikan dengan marga yang mayoritas bertempat tinggal di desa tersebut seperti desa sihite, desa pasaribu dan
desa-desa yang lainnya begitu juga halnya dengan Desa Purbadolok. Desa Purbadolok merupakan bagian dari Kecamatan Doloksanggul, yang berjarak 2 km
dari ibukota kecamatan yaitu Doloksanggul. Desa Purbadolok pada awalnya merupakan permukiman penduduk yang didirikan sekaligus didiami oleh kelompok
marga purba. Pada awalnya Desa Purbadolok didiami oleh beberapa rumah tangga, dan terdiri dari satu jenis marga yaitu marga purba yang sampai pada saat ini
merupakan sebagai tuan tanah atas wilayah Desa Purbadolok. Oleh karena waktu yang terus berjalan maka perubahan juga dialami oleh wilayah Desa Purbadolok yaitu
penduduknya yang semakin bertambah, masyarakatnya yang berbeda marga juga sudah menjadi mengalami perubahan dan begitu juga dengan keadaan tata letak
perumahan warga. Di Desa Purbadolok masih banyak terdapat areal perladangan dan
Universitas Sumatera Utara
persawahan penduduk, dan sebahagian terdapat lahan kosong yang sama sekali belum pernah dijamah oleh masyarakat Desa Purbadolok, kondisi tanah datar dan
bergelombang sebahagian besar Warga Desa Purbadolok memiliki mata pencaharian bertani dengan komoditas pertanian padi, kopi, sayur-mayur dan sebahagian kecil
masyarakat sebagai pedagang wiraswasta. Pada tahun 2010 di Desa Purbadolok telah didirikan berbagai macam
perkantoran yaitu: Kantor Kebersihan, Kantor Departemen Agama Depag, Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa BPMD, Kantor Pekerjaan Umum PU,
Kantor Badan Pusat Statistika BPS, dan Kantor Samsat yang pada saat ini telah beroperasi aktif dan sudah dinikmati oleh masyarakat pada umumnya. Dan para
pekerja yang ditempatkan di kantor tersebut sebagian berasal dari luar Kabupaten Humbanghasundutan.
Desa Purbadolok terbagi atas tiga dusun yaitu Dusun Tarajuang, Dusun Sosortapian, dan Dusun Lumbangorat dengan kondisi permukiman yang berbeda-
beda serta tidak memiliki sarana dan prasarana jalan transportasi yang memadai sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk membawa hasil panen dari ladang ke
rumah untuk dijual maupun untuk dikonsumsi. Desa Purbadolok sangat rutin dalam melakukan pemilihan kepala desa sekali dalam lima tuhun, dan pada saat ini di
pimpin oleh Rimson Eledon Purba. Kepala desa ini juga sebelumnya sering menangani berbagai macam kegiatan seperti kelompok masyarakat yang bersifat
pengembangan masyarakat di Desa Purbadolok.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Keadaan Geografis
Desa Purbadolok beriklim dingin, dengan curah hujan 1.819 mm, dengan ketinggian 1.000 – 1.500 m diatas permukaan laut. Letak Astronomis: Lintang Utara
= 2° 09 - 2° 25 dan Bujur Timur = 98° 35 - 98° 49 dengan luas wilayah 1000 Ha. Dengan perincian dan jenis penggunaan tanah sebagai berikut: tanah sawah 88 Ha,
tanah kering 503 Ha, bangunan pekarangan 70 Ha, lainnya 339 Ha, dan dengan jumlah 1000 Ha. Sumber Kantor Camat Doloksanggul, 2009
Adapun yang menjadi batas-batas Desa Purbadolok adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan
: Desa Lumbantobing Sebelah Selatan berbatasan dengan
: Desa Lumbanluhut Sebelah Barat berbatasan dengan
: Desa Sihite Sebelah Timur berbatasan dengan
: Desa Purbamanalu Pekarangan penduduk umumnya dimanfaatkan dengan tanaman muda seperti
sayur-mayur, dan lebih banyak lahan di manfaatkan dengan tanaman tua seperti kopi bisa dikatakan disekeliling permukiman penduduk dan hal inilah yang menyebabkan
komoditas utama hasil pertanian dari Desa Purbadolok adalah salah satunya kopi. Dan sebahagian lagi lahan digunakan sebagai pekarangan untuk peternakan, dimana
masyarakat Desa Purbadolok masing-masing memiliki hewan peliharaan meskipun dengan jumlah yang tidak begitu banyak seperti, kerbau, ayam, bebek, babi, dan yang
lainnya. Kegiatan beternak tersebut sengaja dilakukan masyarakat purbadolok adalah
untuk sebagai kerja sampingan selain bertani, mengingat hasil pertanian penduduknya adalah sebahagian merupakan ubi-ubian jelas dapat dikonsumsi oleh ternak dan juga
Universitas Sumatera Utara
hasil peternakan tersebut dapat juga menambah pendapatan rumah tangga yaitu dengan menjual telur dari ayam maupun telur bebek tersebut.
4.1.3. Pembagian Dusun Desa Purbadolok
Desa Purbadolok di bagi menjadi 3 tiga dusun, yang awalnya adalah merupakan permukiman penduduk yang didirikan diatas lahan pribadi dan kemudian
menjadi satu dusun, yaitu sebagai berikut: 1.
Dusun I : Tarajuang Dusun ini terletak disepanjang jalan utama sebelah timur menuju Desa
Purbadolok yang bersebelahan dengan Desa Purbamanalu dengan posisi permukiman penduduk yang berhadap-hadapan dan dibatasi oleh pasar hitam.
Salah satu SD Sekolah Dasar terdapat ditempat ini sehingga dipagi hari sampai siang dusun ini bisa dikatakan ramai dan banyak kendaraan yang
berlalu lalang. Kegiatan penduduk di dusun ini adalah sebagai petani dan wiraswasta, dan didusun ini masih banyak terdapat lahan kosong yang belum
sama sekali dijamah oleh penduduk Dusun Tarajuang, sebahagian lagi arealnya adalah lahan tanaman kopi dan sayur-mayur yang secara langsung
untuk dikonsumsi oleh penduduk sehari-hari mengingat pekan hanya buka satu kali dalam seminggu. Penduduk dusun ini mayoritas beragama Kristen
protestan, hanya sebahagian kecil yang beragama muslim. 2.
Dusun II : Sosortapian Seperti halnya dengan dusun I, penduduk dusun II ini lebih banyak memilih
untuk bertani karena sebahagian besar lahan diareal ini lebih banyak terdapat
Universitas Sumatera Utara
lahan perladangan dan persawahan yang hampir setiap penduduk memiliki berbagai macam tanaman pribadi. Dusun ini tepat berada di pertengahan Desa
Purbadolok yang memiliki jalan lintas menuju dusun I dan dusun III. Penduduk dusun II jauh lebih banyak dari pada penduduk dusun I dan dusun
III karena selain memiliki jalan lintas juga sebagai pusat Desa Purbadolok, dan dusun ini juga didiami oleh kepala desa Kades dan juga sebahagian
kecil didiami oleh pedagang wiraswasta. Didusun ini sudah ada yang namanya terdapat sarana umum yaitu balai desa dan juga berbagai
perkantoran yang secara umumnya digunakan oleh masyarakat Desa Purbadolok bahkan sampai kepada masyarakat kecamatan doloksanggul.
Didusun ini juga sudah beragam jenis bangunan yang kita temukan seperti bangunan rumah yang pada dulunya hanya terdapat dari non permanen dan
permanen bahkan sampai pada rumah yang terbuat dari papan, namun pada saat sekarang ini sudah banyak terdapat rumah yang memiliki model baru.
Dan aktivitas masyarakat di dusun ini sudah bervariasi mulai dari berdagang, wiraswasta, Pegawai Negeri Sipil PNS dan petani. Hal tersebutlah yang
membuat penduduk dusun ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan dusun satu dan dusun tiga. Dusun II ini mayoritas beragama Kristen protestan
dengan bersukukan Batak Toba. 3.
Dusun III : Lumbangorat Kondisi letak dusun III ini sedikit jauh dari Desa Purbadolok dan masuk
kepedalaman yang diantarai oleh hutan pribadi milik penduduk dan jalanan yang lumayan kecil. Penduduk dusun III ini bermata pencaharian sebagai
Universitas Sumatera Utara
petani, dan jenis pertaniannya adalah padi, sayur-mayur, cabai, dan meskipun komoditas utamanya tetap dari hasil pertanian kopi serta yang lainnya. Hasil
pertanian tersebut akan dijual ke pasar doloksanggul setiap hari jumatnya dan sebahagian hasil penjualannya akan sekaligus dibelanjakan untuk kebutuhan
keluarga dalam seminggu. Permukiman penduduk didusun ini sangat berbeda dengan dusun satu dan dusun dua, karena faktor kerataan tanah yang tidak
sama dan masih banyak terdapat permukiman yang berbukit-bukit. Jarak dari dusun dua kedusun ini bisa ditempuh sekitar 20 menit. Kondisi masyarakat di
dusun ini sangat lengakap dengan ketersediaan air dalam mendukung aktivitas pertanian sehingga masyarakat tidak kesusahan dalam mengairi perladangan
mereka masing-masing. Hasil pertanian juga jauh lebih baik dari pada hasil pertanian di dusun satu maupun dusun dua selain tanahnya yang subur juga
dilengakapi dengan pupuk kompos yang terdapat dari hewan peliharaan masyarakat di dusun tiga. Dusun III ini sama halnya dengan dusun II
mayoritas beragama Kristen protestan dan sebahagian kecil beragama Islam serta bersukukan batak batak toba.
4.1.4. Keadaan Penduduk
Penduduk yang menempati Desa Purbadolok berdasarkan data tahun 2010 yang didapat dari Badan Pusat Statistika BPS Kabupaten Humbanghasundutan
tahun 2010 berjumlah 1.769 jiwa dengan kepadatan penduduk 176,90 jiwakm² yang terdiri atas 898 orang laki-laki dan 871 orang perempuan, dengan jumlah kepala
keluarga sebayak 379 kepala keluarga. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk lebih jelas, komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table berikut ini:
Table 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No
Nama dusun Laki-laki
Perempuan JumlahKK
1. 2.
3. Dusun I
Dusun II Dusun III
198 orang 308 orang
392 orang 200 orang
300 orang 371 orang
54 67
258 898 jiwa
871 jiwa
Total 1.769 jiwa
379
Sumber: BPS Kabupaten Humbanghasundutan, Desa Purbadolok, 2010 Dari tabel diatas penulis juga dapat memberikan keterangan mengenai
keadaan penduduk Desa Purbadolok, dimana seperti yang kita ketahui masyarakat batak merupakan masyarakat yang tertarik dengan merantau ke daerah orang lain
misalnya seperti kekota-kota besar yang ada di Indonesia, dan hal tersebut sudah merupakan adat bagi orang batak. Selain dari pada factor ekonomi yang menuntut
untuk pergi merantau juga merupakan karena factor skill atau pendidikan yang masih rendah. Oleh karena itu masyarakat Desa Purbadolok yang memiliki tanggungan anak
bersekolah tidak jauh adalah hanya sebatas tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dan selebihnya sudah membuat pilihan untuk berangkat merantau.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Sarana atau Fasilitas Umum
Sarana atau fasilitas umum di Desa Purbadolok belum dapat dikatakan lengkap bahkan bisa dikatakan masih sangat kurang. Kondisi ini disebabkan karena
perkembangan desa sendiri belum berkembang dengan pesat dan baik. Dengan harus menempuh jarak 2 km dari Desa Purbadolok ke Ibukota Kecamatan Doloksanggul,
mengingat transportasi masih sangat sulit sehingga jarak tersebut terasa sangat jauh. Hal inilah yang membuat susahnya masyarakat dalam memperoleh sesuatu seperti
dalam mendapatkan berbagai macam bantuan dari pemerintah setempat, dan harus memperoleh bantuan tersebut dengan menempuh jarak yang jauh kekota Kecamatan
Doloksanggul. Meskipun dengan keadaan fasilitas yang masih terbilang kurang lengkap akan tetapi masyarakat Desa Purbadolok masih mampu dalam menjalankan
aktivitasnya sehari-hari dan tidak harus serba berketergantungan dengan fasilitas yang ingin dibutuhkan akan tetapi masih mampu mempergunakan dengan apa yang ada di
tengah-tengah alamnya sendiri, hingga pada saat ini masyarakat Desa Purbadolok masih banyak terdapat yang menggunakan alat-alat tradisional dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya.
4.1.5.1. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi setiap individu dan masyarakat, karena pendidikan sangat berkaitan erat dengan pemberdayaan dan
mempengaruhi tingkat kemiskinan. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi cenderung akan memberi tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula serta
dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Demikian sebaliknya, semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
pendidikan cenderung akan menambah tingkat kemiskinan. Oleh sebab itu, pendidikan adalah salah satu metode yang sangat penting dalam menjalankan
sosialisasi pemanfaatan fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM mandiri perdesaan di Desa Purbadolok. Adapun sarana-sarana pendidikan
yang ada di Desa Purbadolok adalah sebagai berikut :
Table 2. Fasilitas Pendidikan di Desa Purbadolok No
Keterangan Jumlahunit
Jumlah murid
1 2
3 TK
SD SLTA
1 2
2 50 orang
300 orang 1.800 orang
Jumlah 5 unit
2.150 orang
Sumber: Data diolah penulis, 2011 Berdasarkan tabel diatas penulis tidak mencantumkan fasilitas pendidikan
untuk SLTP karena di Desa Purbadolok tidak terdapat yang namanya fasilitas tersebut. Dan masyarakat Desa Purbadolok yang ingin melanjutkan
pendidikannya ke tingkat SLTP harus menempuh jarak yang cukup begitu terjangkau ke Kecamatan Doloksanggul.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5.2. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di desa purbadolok masih sangat minim atau bisa dikatakan tidak sesuai dengan jumlah penduduk baik dari segi peralatan medis,
maupun tenaga kesehatannya. Seperti yang kita lihat dilapangan jumlah ibu-ibu yang sedang hamil masih sangat besar, sementara hal tersebut sangat membutuhkan yang
namanya pemeriksaan yang rutin ke bidang yang bersangkutan. Selain itu juga dokter spesialis juga tidak ada didapat di Desa Purbadolok, sehingga sebagian masyarakat
masih melakukan pengobatan alternative yaitu memilih orang pintar atau dengan sebutan lain yaitu dukun untuk melakukan penyembuhan terhadap penyakit yang
dialami oleh masyarakat Desa Purbadolok. Hal inilah yang mengakibatkan bahwasanya yang namanya tenaga kesehatan tersebut sangat perlu ditambah di setiap
desa-desa yang lainnya. Adapun sarana atau fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Purbadolok adalah sebagai berikut:
Table 3. Sarana atau Fasilitas Kesehatan di Desa Purbadolok No
keterangan Jumlahunit
1 2
Bidan desa Toko obat
3 1
Sumber: Data diolah penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
4.1.5.3. Fasilitas Keagamaan di Desa Purbadolok
Fasilitas atau sarana keagamaan di Desa Purbadolok juga tidak lengkap. Hal ini dapat penulis paparkan bahwasanya masyarakat Desa Purbadolok yang mayoritas
beragama Kristen Protestan harus melakukan peribadatan kegereja yang berada di Ibukota Kecamatan Doloksanggul dengan menempuh jarak ± 2 km. Disana dapat kita
melihat bahwasanya masyarakat yang ingin melakukan ibadah harus dengan menggunakan jalan kaki dan sebahagian warga Desa Purbadolok ada juga yang
menggunakan kendaraan pribadi seperti: sepeda motor, mobil, dan angkutan lainnya. Seperti halnya di perdesaan masyarakat Desa Purbadolok tidak begitu sering dalam
melakukan ibadah, bahkan sebahagian masyarakat ada yang lebih memilih untuk tinggal di warung dan melakukan aktivitas yang lainnya. Dan yang penulis temukan
adalah anak-anak atau remajalah dan sebahagian orang dewasa sajalah yang sering melakukan ibadah kegereja, hal ini mungkin disebabkan karena faktor jarak tempuh
yang cukup jauh dari rumah menuju tempat peribadatan. Sama halnya dengan masyarakat yang beragama Islam, dimana masyarakat
yang beragama islam juga melakukan ibadah ke masjid harus menempuh jarak 2 km dari rumah ke Ibukota Kecamatan Doloksanggul dengan jumlah masjid 1 unit. Sama
halnya dengan masyarakat yang beragama Kristen Protestan, masyarakat yang beragama muslim juga jarang dalam melakukan peribadatan ke masjid hal ini
disebabkan karena faktor utamanya adalah jarak yang begitu jauh dari rumah. Dengan adanya perbedaan agama di Desa Purbadolok tidak membuat hubungan antara
masyarakat yang beragama Kristen protestan dengan masyarakat yang beragama islam menjadi pecah namun justru sebaliknya hubungan persaudaraan sangat erat
Universitas Sumatera Utara
terjaga. Hal ini dapat kita lihat pada saat penulis melakukan wawancara dengan informan yang keduanya adalah berbeda agama.
Meskipun sarana dan prasarana keagamaan yang begitu kurang lengkap di Desa Purbadolok akan tetapi masyarakatnya masih memiliki yang namanya
kelompok yang dinamakan kumpulan doa antara sesama marga yaitu ada kumpulan doa keluarga besar purba, dan kumpulan doa marga-marga yang lainnya. Di Desa
Purbadolok masih sering kita temukan yang namanya kebaktian dari gereja atau lebih akrab disebutkan dalam bahasa batak toba yaitu partamiangan lingkungan yang
masing-masing lingkungan dipimpin oleh penatua dari gereja yang berasal dari lingkungannya sendiri. Dan hal ini juga dilakukan bukan hanya merupakan dari satu
gereja saja melainkan tiap-tiap gereja yang dikunjungi oleh masyarakat Desa Purbadolok. Selain itu juga masyarakat Desa Purbadolok sebagian warganya
merupakan anggota dari kelompok ina par hari kamis di dalam gereja yang mereka jadikan sebagai tempat peribadatan. Begitu juga halnya dengan masyarakat Desa
Purbadolok yang menganut agama islam, dimana masyarakatnya juga memiliki yang namanya perkumpulan perwiritan dan kelompok doa mengaji dan kedua perbedaan
keyakinan tersebut saling menjaga yang namanya rasa saling menghormati. Namun dengan demikian penulis dapat memberikan gambaran sesuai dengan
data yang didapat dilapangan ada beberapa jenis gereja yang dikunjungi sekaligus sebagai tempat peribadatan oleh masyarakat Desa Purbadolok dalam melakukan
aktivitas kerohaniannya yang bertepatan berada di Kecamatan Doloksanggul diantaranya adalah gereja HKBP Huria Kristen Batak Protestan dengan jumlah
pengunjung sekitar 650 jiwa, GKPI Gereja Kristen Protestan Indonesia dengan
Universitas Sumatera Utara
jumlah pengunjung sekitar 520 jiwa, GBI Gereja Bethel Indonesia dengan jumlah pengunjung sekitar 156 jiwa. Sama halnya dengan penduduk masyarakat Desa
Purbadolok yang beragama islam, dimana mereka melakukan peribadatan di masjid yang mana jumlah dari masjid yang penulis temukan dilapangan adalah satu unit
dengan jumlah pengunjung sekitar 443 jiwa.
4.1.6. Bidang Pemerintahan
Desa Purbadolok merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan. Desa ini letaknya tidak begitu jauh
dari ibukota kecamatan yaitu Doloksanggul dan bisa ditempuh dengan berbagai macam kendaran. Keberadaan desa ini sudah cukup lama di Kecamatan
Doloksanggul, dan desa ini juga bisa dikatakan kuat akan yang namanya pemerintahan desa dan memiliki badan permusyawarahan yang lengkap serta
kelompok-kelompok lainnya. Desa Purbadolok secara rutin melakukan pemilihan kepala desa setiap sekali dalam lima tahun, dimana pemimpin yang pertama di Desa
Purbadolok adalah Bapak Lukkas Purba dengan masa jabatan kurang lebih dari 40 tahun, hal ini disebabkan karena pada saat itu masyarakat desa purba dolok masih
jarang terdapat yang memiliki pendidikan setara dengan SLTA sehingga dimungkinkan untuk menambah masa jabatan dalam memimpin masyarakat Desa
Purbadolok, selanjutnya adalah Bapak Paulus Purba, beliau juga memiliki pengalaman yang sama dalam kepemimpinan masyarakat Desa Purbadolok dengan
pemimpin yang pertama, selanjutnya adalah Bapak Mangandar Purba, dimulai dari kepemimpinan beliau masa pemerintahan tersebut sudah dijalankan sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang ada yaitu sekali dalam lima tahun, selanjutnya adalah Bapak Tohap Purba, Lordminto Simatupang, dan hingga pada saat ini yang dipimpin oleh Bapak
Rimson Eledon Purba. Dalam melaksanakan roda pemerintahan desa, kepala desa tetap menjalin kerjasama yang baik antar unsur pemerintahan kepala desa dengan
masyarakat desa yaitu seperti antara sekretaris desa, tim desa, dan kelompok yang ada di desa tersebut. Selain itu juga kepala desa sangat menjaga yang namanya hubungan
atau kerja sama yang baik antara lembaga desa seperti Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa LKMD, Perangkat Desa, Program Pengembangan Desa PPD,
dan tokoh masyarakat desa setempat maupun tokoh antar dusun. Karena dengan adanya roda pemerintahan yang visi dan misinya menjalin hubungan yang baik, maka
segala sesuatunya kegiatan di dalam desa tersebut akan dapat diselesaikan dengan baik dan penuh dengan manfaat bagi masyarakat desa. Terlebih-lebih dalam
menyelesaikan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan salah satunya adalaha program PNPM-MP,
dimana pola hubungan yang erat antar masyaraka sangat dibutuhkan demi menunjang tercapainya fungsi yang tampak bermanfaat bagi masyarakat Desa Purbadolok.
4.1.7. Profil Informan 4.1.7.1. Profil Informan Kunci
4.1.7.1.1. Fasilitator Kecamatan F-Kec : Sahata Purba S.H
Masyarakat dan pemerintah lokal dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan mendapatkan pendampingan dari fasilitator. Peran pendampingan
ditujukan bagi penguatan atau peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
lokal dalam mengelola pembangunan secara mandiri diwilayahnya. Salah satu dari pendampingan dari fasilitator tersebut adalah Fasilitator Kecamatan F-Kec.
Fasilitator Kecamatan F-Kec yang bertugas dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Purbadolok bernama Sahata Purba S.H Bertugas sejak tahun
anggaran 2009 sampai dengan tahun 2010 yang dulunya menjabat sebagai PjOK Pejabat Operasional Kabupaten. Beliau pada awalnya merupakan Pejabat
Operasional Kabupaten PjOK yang bertugas di tingkat kabupaten yang menangani program PNPM-MP di tingkat kabupaten dan pada akhirnya diangkat sebagai
fasilitator kecamatan F-Kec yang menangani program PNPM-MP di tingkat kecamatan dan desa.
Beliau berumur 41 tahun, dan lahir di sebuah desa kecil yaitu desa sosorgonting yang terletak di Kecamatan Doloksanggul dan sekarang beliau sudah
bekerja sebagai kepala bagian di Kantor BPMD Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang terletak di Desa Purbadolok. Beliau bersukukan batak toba dan menganut
agama Kristen protestan. Fasilitator Kecamatan F-Kec ini berpendidikan Strata-1 S1 dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Medan. Kesehariannya menghabiskan
waktu di kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa BPMD Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan yang berada tepat di Desa
Purbadolok sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS. Sebelum beliau menjabat sebagai pegawai negeri sipil di doloksanggul, beliau juga mempunyai banyak pengalaman
kerja di Medan dan Jakarta diantaranya yaitu: beliau pernah menjadi dosen di Politeknik Kesehatan Poltekes Medan, dan selainnya adalah memiliki pengalaman
kerja di Jakarta yang sama-sama memiliki latar belakang sebagai tenaga pengajar di
Universitas Sumatera Utara
lembaga pendidikan formal. Alasan beliau mengatakan perlunya ada sosialisasi yang baik dan benar terhadap masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas PNPM-MP adalah
untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam memanfaatkan fasilitas program PNPM-MP nantinya. Dan beliau juga mengatakan dengan adanya sosialisasi
yang baik dan benar besar kemungkinan fasilitas program akan bermanfaat bagi masyarakat Desa Purbadolok.
4.1.7.1.2 Tim Pengelola Kegiatan : M. Purba
Tim pengelola kegiatan TPK terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa secara jujur dan adil, sosialisasi yang mempunyai fungsi
dan peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di desa dan mengelola administrasi, serta keuangan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK sekurang-kurangnya
terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Dalam hal ini di Desa Purbadolok, yang terpilih menjadi ketua TPK adalah Bapak M. Purba, beliau sangat mempunyai yang
namanya peran yang sangat penting dalam program tersebut, beliau bertugas dan berperan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan. Bapak M. Purba berumur
63 tahun dan sudah berumah tangga, memiliki 6 enam orang anak. Lima orang diantaranya sudah menikah dan berumahtangga sedangkan anak terahir masih kuliah
di salah satu Perguruan Tinggi Negeri PTN di Medan. Dan istri beliau bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga.
Bapak M. Purba hanya bisa menamatkan pendidikannya sampai pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA, dan pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai
petani kopi. Beliau merupakan penduduk asli Desa Purbadolok dengan bersukukan
Universitas Sumatera Utara
Batak Toba dan Beragama Kristen protestan. Di Desa Purbadolok beliau cukup dikenal dengan sosok yang ramah dan pandai bergaul, oleh karena itu masyarakat
sangat mengenal dekat dengan karakter beliau. Selain itu juga beliau selalu mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anaknya dan juga kepada pemuda-
pemudi di Desa Purbadolok dan selalu menanamkan kepada anak-anaknya dan pemuda-pemudi setempat apa itu yang disebut dengan pantun yang berisikan hal
ajakan “ Pantun Hangoluan Tois Hamatean” yang artinya jika seseorang itu baik pasti akan mendapat kemudahan dalam segala hal dan sebaliknya.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapak ini adalah program PNPM Mandiri Perdesaan sangat bermanfaat besar terhadap masyarakat tertinggal atau
masyarakat perdesaan karena disisi lain program ini memiliki potensi besar bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sendiri. Dan oleh
sebab itu perlu didukung oleh sosialisasi terhadap masyarakat bagaimana dalam memanfaatkan fasilitas itu nantinya. Sehingga kedatangan dari pada program tersebut
tidak sia-sia terhadap masyarakat.
4.1.7.1.3. Badan Permusyawaratan Desa BPD : AH. Purba
Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan,
termasuk sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian di desa. Selain itu juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa yang berkaitan
dengan pelembagaan dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan di desa. BPD juga bertugas mewakili masyarakat bersama kepala desa dalam membuat persetujuan
Universitas Sumatera Utara
pembentukan badan kerja sama antar desa. Di Desa Purbadolok yang terpilih menjadi BPD nya adalah Bapak AH. Purba. Beliau berumur 50 tahun dan sudah berumah
tangga, bapak ini merupakan penduduk asli di Desa Purbadolok yaitu tepatnya di dusun tiga. Pekerjaan bapak ini sehari-hari merupakan wiraswasta, dengan
pendidikan terakhirnya adalah tamatan Diploma Tiga D-3 sementara istri beliau merupakan seorang petani.
Beliau sebelum menetap di Desa Purbadolok pada awalnya berada di Jakarta membuka usaha kecil-kecilan, namun pada akhirnya memilih untuk kembali
kekampung halaman dan menetap di dusun tiga yaitu Lumbangorat. Bapak ini memiliki 2 dua orang anak diantaranya satu orang perempuan dan satu orang laki-
laki dan anak perempuan bapak ini sudah menikah dan memiliki satu orang anak, sementara anak terakhir beliau masih duduk dibangku Sekolah Dasar SD. Selain
memiliki lahan perladangan, beliau juga memiliki hewan ternak diantaranya seperti ayam, babi, dan bebek. Hal ini beliau lakukan adalah untuk keinginan semata dengan
memanfaatkan kondisi lingkungan tempat tinggal yang merupakan pemukiman pertanian. Selain itu juga beliau terkenal sebagai orang yang ramah terhadap
masyarakat lainnya dan selalu penuh dengan sifat kerendahan hati yang membuat masyarakat setempat merasa senang melakukan pembicaraan dengan beliau.
4.1.7.1.4. Kepala Desa Kades : Rimson Eledon Purba
Peran kepala desa adalah sebagai Pembina dan penegendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Bersama BPD, kepala
desa menyusun peraturan desa yang relevan dan mendukung terjadinya proses
Universitas Sumatera Utara
pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri Perdesaan sebagai pola pengembangan partisipatif, serta pengembangan dan pelestarian aset PNPM Mandiri
Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan forum musyawarah atau badan kerja sama antar desa. Kepala Desa
Kades di Desa Purbadolok ini adalah Bapak Rimson Eledon Purba dan Beliau merupakan penduduk asli Desa Purbadolok. Bapak ini berumur 46 tahun dan sudah
berumah tangga serta memiliki 3 tiga orang anak. Bapak ini bersukukan Batak Toba dan menganut agama Kristen Protestan. Pendidikan terakhir beliau adalah Strata-1
S1, tamatan dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta PTS di Surabaya dan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan sehari-hari adalah sebagai Kepala Desa
di Desa Purbadolok. Sebelum menjabat sebagai Kepala desa beliau sangat aktif dalam Kelompok
Masyarakat Pokmas. Selain itu juga beliau sangat sering memantau yang namanya aktifitas masyarakat Desa Purbadolok misalnya seperti memantau keadaan hasil
pertanian penduduk, keadaan ternak penduduk, dan kegiatan yang lainnya. Bahkan beliau juga tidak segan-segan membuat forum diskusi dengan masyarakat Desa
Purbadolok menangani tentang bagaimana caranya dalam melakukan berbagai hal dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengembangkan hasil
pertanian. Kepala Desa Purbadolok juga mengatakan keberhasilan daripada sebuah program tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya pembelajaran atau
pentransferan nilai-nilai terhadap masyarakat, sama halnya dengan kegiatan ini harus didukung dengan yang namanya sosialisasi yang baik dan benar kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
supaya kiranya nanti berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah pada saat ini.
4.1.7.2. Profil Informan Biasa 4.1.7.2.1. A. Situmorang
Masyarakat biasa pada umumnya tidak semuanya mengetahui dalam pelaksanaan tahapan program PNPM Mandiri Perdesaan bahkan sampai pada
penggunaan fasilitas PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Purbadolok, karena masyarakat mungkin bisa jadi disibukkan oleh pekerjaan mereka sebagai petani dan
lebih memilih atau mengutamakan pertanian mereka dari pada rasa keingin tahuan mereka terhadap adanya berbagai macam program yang ingin di dirikan di setiap
dusun di Desa Purbadolok. Salah satunya adalah Bapak A. Situmorang. Bapak ini berumur 50 tahun, sudah berumah tangga dan memiliki 6 enam orang anak tiga
diantaranya sudah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dan sudah merantau ke Kota Medan dan Jakarta sementara anak keempat, kelima, dan keenam masih
duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat atas dan lanjutan tingkat pertama. Beliau merupakan penduduk asli di Desa Purbadolok dengan pekerjaan sehari-harinya
adalah sebagai petani beserta istrinya. Agama yang dianut bapak ini adalah Agama Kristen protestan dengan bersukukan Batak Toba.
Bisa dikatakan bapak ini merupakan petani yang sangat rajin pergi ke lahan pertanian baik sawah maupun perladangan setiap harinya kecuali hari minggu. Beliau
bisa dikatakan seorang sosok yang pendiam dan tidak mau banyak berbicara baik terhadap tetangga satu dusun maupun diluar dari pada dusunnya. Jika ingin bertemu
Universitas Sumatera Utara
dengan bapak ini sangat begitu mudah tidak ada tempat yang lain selain dari pada rumah dan ladangnya. Pendidikan terakhir beliau adalah tamatan dari Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Selain dari pada bertani beliau juga memiliki hewan ternak diantaranya adalah kerbau,babi, dan ayam. Selain memiliki hawan ternak
beliau juga memiliki kebun kopi yang cukup luas dan bisa dikatakan setengah pendapatan rumah tangga merupakan dari hasil penjualan kopi.
4.1.7.2.2. M. Purba
Bapak M. Purba merupakan penduduk asli Desa Purbadolok. Beliau berumur 32 tahun, sudah berumah tangga dan memiliki 2 dua orang anak dimana anak
pertama beliau sudah duduk di bangku Sekolah Dasar SD dan anak kedua masih berumur 1 satu tahun. Beliau ini bisa dikatakan masih berjiwa muda dalam arti
masih peka serta aktif terhadap hal-hal apa saja yang terjadi di Desa Purbadolok. Pekerjaan beliau sehari-hari adalah merupakan petani dan disekeliling rumah bapak
ini masih sangat banyak terdapat tanaman kopi baik di depan, samping, maupun belakang rumahnya. Istri beliau juga bekerja sebagai petani dan tetap menjalankan
perannya sebagai ibu rumah tanggayang baik. Sama halnya dengan penduduk yang lainnya bapak ini juga memiliki ternak seperti ayam, bebek, anjing, dan babi. Luas
lahan perladangan yang dimiliki bapak ini cukup bagitu luas baik berupa tanah kosong maupun tanah yang sudah di olah menjadi tanah pertanian. Sebelum berumah
tangga beliau sempat merantau ke Batam setelah tamat dari sekolahnya. Pendidikan terakhir bapak ini adalah tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dan beliau
menganut agama Kristen protestan dengan bersukukan Batak Toba.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7.2.3. B. Purba
Bapak B. Purba merupakan seorang petani kopi, sayur mayur, dan padi. Beliau merupakan penduduk asli Desa Purbadolok dan bapak ini berumur 45 tahun.
Beliau tinggal di dusun 3 tiga dan sudah berumah tanggga serta memiliki 6 enam orang anak dan anaknya tersebut masih duduk di bangku Sekolah Dasar SD, istri
beliau bekerja sebagai petani dan mereka sudah memiliki rumah tersendiri dan ukuran rumahnya tersebut sudah cukup besar dilengkapi dengan peralatan rumah tangga
yang lengkap. Beliau merupakan penduduk yang bersukukan Batak Toba dan beragama Kristen protestan. Pendidikan terakhir bapak ini adalah tamatan dari
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Kegiatan sehari-hari bapak ini yaitu dihabiskan dengan mengurus berbagai macam jenis tanamanya yaitu seperti tanaman
cabai, tomat, dan kopi. Bapak ini dikenal dengan sosok yang tidak mau terlibat dengan berbagai macam urusan lainnya dan hanya berfokus kepada urusan
pertaniannya, didusun tersebut beliau tinggal satu dusun dengan orang tuanya sendiri karena di pemukiman penduduk apalagi yang masih tinggal di desa hal tersebut
memang merupakan hal yang masih biasa, dan kembali seperti yang penulis katakan sebelumnya bahwasanya dalam dusun tersebut tinggal satu keturunan atau yang
disebut dengan namarhaha anggi . sehingga apabila bapak ini pergi kesawah bersama istrinya tidak merepotkan dengan membawa anak-anaknya keladang dan mereka
sudah bisa menitipkan anak-anaknya tersebut ketempat orangtuanya.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7.2.4. T. Purba
T. Purba merupakan penduduk asli Desa Purbadolok. Beliau berumur 42 tahun, pekerjaan beliau sehari harinya adalah petani. Beliau sudah berumah tangga
dan memiliki 3 tiga orang anak ketiga anaknya tersebut adalah laki-laki, dan paling besar masih duduk di bangku Sekolah Dasar SD kelas V lima. Beliau bersukukan
Batak Toba serta beragama Kristen protestan. Selain bertani beliau memiliki usaha kecil yaitu denganmembuka warung kecil yang menjual jajanan anak-anak serta alat
mainan anak-anak pada umumnya, dan hal tersebutlah merupakan pekerjaan siistri selain mengurus rumah tangga. Kondisi bapak ini bisa membuka warung kecil di
depan rumah adalah karena bertepatan berhadapan dengan jalan yang terbuat dari rabat beton serta dilewati anak-anak jikalau hendak bepergian kesekolah. Pendidikan
terakhir beliau adalah tamatan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA, Sebelum memilih untuk tinggal di desa beliau sempat tinggal dijakarta karena keadaan tidak
memungkinkan beliau pulang kekampung dan memilih untuk menikah serta menetap tinggal di desanya sendiri.
Lahan pertanian yang dimiliki beliau sudah bisa dikatakan cukup luas karena semenjak peninggalan orang tuanya lahan pertanian yang dimiliki orang tuanya
diserahkan kepada beliau hal ini disebabkan karena kakak beserta abang-abangnya memilih untuk tinggal diperantauan dan sudah memiliki pekerjaan yang menetap di
perantauan, seperti orang lain katakana orang batak itu lebih suka untuk merantau. Jenis pertanian yang diusahai beliau adalah seperti kopi, cabai, tomat dan tanaman
palawija lainnya. Beliau cukup dikenal dengan sosok yang ramah dan mudah tersenyum hal ini disebabkan karena beliau tidak membeda-bedakan dalam memilih
Universitas Sumatera Utara
berteman selain itu juga beliau cukup aktif dalam berbagai kelompok masyarakat serta menghadiri berbagai macam rapat di desa.
4.1.7.2.5. S. Sihite.
Bapak S.Sihite merupakan penduduk asli Desa Purbadolok yang sudah bertempat tinggal selama dari beliau baru berumah tangga hingga pada saat ini.
Rumah beliau terletak tepat berdekatan dengan jalan yang sudah dibangun yang terbuat dari rabat beton, dan beliau merupakan salah satu masyarakat yang benar-
benar merasakan manfaat dari pada pembangunan jalan tersebut. Beliau berumur 65 tahun dan memiliki 7 orang anak dimana anak-anak beliau pada saat ini sudah
merantau sebagian diantaranya tinggal di Kota Medan, Batam, dan Pematang Siantar. Beliau dikenal sebagai seorang sosok yang ramah yang banyak bergaul dengan
anggota masyarakat Desa Purbadolok yang lainnya. Aktivitas beliau sehari-harinya adalah bertani beserta istrinya, dimana hasil pertaniannya adalah kopi, sayur-mayur,
dan padi. Selain bertani beliau juga memiliki yang namanya hewan ternak yaitu diantaranya anjing, babi, bebek, dan ayam. Beliau juga memiliki sebuah rumah yang
khusus disewakan kepada masyarakat yang membutuhkan dan hasil dari pendapatan dari rumah tersebut digunakan sebagai simpanan untuk hari tuanya nantinya. Dengan
kondisi rumah yang berdekatan dengan fasilitas jalan yang dibangun sehingga membuat beliau merasa ringan dalam mengangkut hasil pertanian untuk dipasarkan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.7.2.6. J. Purba
Bapak J. Purba merupakan seorang petani padi, kopi, sayur-mayur, dan jenis palawija lainnya. Beliau merupakan penduduk asli Desa Purbadolok dan beliau
berumur 42 tahun. Beliau sudah berumah tangga dan beristrikan ibu boru butar-butar memiliki 2 orang anak yang keduanya adalah sama-sama duduk dibangku SD.
Pendidikan terakhir beliau adalah tamatan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Selain dari bertani beliau hanya memiliki satu jenis ternak yaitu ayam.
Aktivitas beliau sehari-harinya adalah dihabiskan dengan bekerja di perladangan yaitu dengan memulai pekerjaan keladang dilakukan dari pagi sampai sorenya dengan
membawa bekal makan siang ke pematang sawahnya. Beliau termasuk petani yang cukup beruntung dalam pertanian karena hasil dari pertanian seperti sayur-mayur, dan
kopinya bisa dikatakan cukup baik, dan setiap hari pekan beliau selalu mendapatkan hasil penjualan dari hasil pertaniannya dan pendapatan tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Karena dengan kondisi rumah yang lumayan jauh dari jalan besar serta jalanan yang masih banyak terdapat mengalami
kerusakan sehingga membuat bapak ini merasa kewalahan dalam mengangkut hasil pertanian untuk dipasarkan dan hanya mengandalkan sorong atau beko roda satu
untuk dijadikan sebagai alat angkut ke pekan. Meskipun demikian dari hasil pertanian tersebut Beliau sudah memiliki rumah sendiri meskipun masih hanya terbuat dari
kayu.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Interpretasi Data 4.2.1. Latar Belakang PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Purbadolok