Harga Diri dan Tengkulak

Harga Diri dan Tengkulak

Harga diri adalah sesuatu yang idak disadari, namun seringkali menjadi penentu perilaku masyarakat di Kali Adem ini. Salah satu bentuk manifestasinya dapat terlihat dalam pola produksi mereka. Perahu yang mereka miliki adalah perahu-perahu kecil yang berkemampuan untuk melakukan penangkapan jarak pendek. Umumnya mereka hanya akan melakukan penangkapan di perairan Teluk Jakarta dan itupun hanya dalam waktu satu hari. Pola penangkapan seperi ini, sebenarnya idak cukup ekonomis. Penangkapan itu akan menguntungkan apabila mereka beralih ke kapal yang lebih besar, sehingga mungkin untuk melakukan penangkapan di luar Laut Jawa yang telah overishing ini, dan idak perlu seiap hari kembali ke daratan.

“Kalau ikut kapal besar, kami ini kan cuma jadi anak buah kapal. Sementara kalau dengan perahu yang kita punya ini, kami ini yang menentukan akan seperi apa. Kita mandiri, idak disuruh-suruh oleh orang lain. Lagian ini kan perahu-perahu kita sendiri” ujar Waryono salah seorang nelayan memberikan penjelasan. Perahu-perahu kecil yang mereka miliki, sebenarnya memiliki makna yang berbeda dengan hak milik sebagaimana umumnya. Dalam pengerian konvensional, ‘milik’ berari kita memperolehnya dari hasil membeli atau pemberian dari orang lain. Perahu-perahu ini idak pernah dibeli oleh para nelayan tersebut, idak pernah ada orang yang menghibahkan kepada mereka. Pemilik sesungguhnya dari perahu-perahu ini adalah para tengkulak.

Tengkulak membeli perahu-perahu tersebut dari produsen perahu, kemudian tengkulak menyerahkan perahu-perahu tersebut kepada para nelayan. Biasanya yang diserahkan idak hanya perahu, tapi lengkap dengan mesin dan alat tangkapnya. Nelayan yang mengoperasikan perahu

Jejak Langkah Menciptakan “Pengacara Rakyat”

tersebut wajib untuk menyetorkan hasil tangkapannya kepada tengkulak tersebut. Tengkulak tersebut akan mengambil margin keuntungan dengan membelinya di bawah harga pasar. Selama nelayan itu menggunakan perahu yang bersangkutan, maka ia harus menyerahkan hasil tangkapan kepada tengkulak. Jika ia idak mau menyerahkan kepada tengkulak, maka nelayan tersebut harus mengembalikan perahu itu kepada tengkulak.

Hubungan antara tengkulak dan nelayan, sebenarnya adalah hubungan antara pemilik modal dan buruh. Tengkulak yang memiliki alat produksi, dan nelayan yang melakukan proses produksi. Hanya saja, para nelayan sebagai buruh memiliki kemandirian dalam menentukan proses produksinya. Nelayan sebagai buruh, dibuat seakan-akan merasa bahwa mereka inilah yang menjadi pemilik dari alat produksi. Padahal yang mereka dapatkan sebenarnya adalah hak pakai terhadap alat produksi ini. Perasaan sebagai pemilik itu termanifestasikan dalam proses bagi hasil atas tangkapan ikan.

Biasanya lebih dari satu orang yang mengoperasikan satu perahu. Nelayan yang memiliki kontrak dengan tengkulak, berperan sebagai nahkoda ditambah dengan beberapa orang anak buah kapal. Masing- masing orang yang bekerja dalam perahu tersebut mendapatkan satu bagian hasil. Selain mereka yang bekerja, juga terdapat bagian untuk pemilik perahu, pemilik mesin, dan pemilik jaring. Seharusnya pemilik perahu, pemilik mesin, dan pemilik jaring itu adalah tengkulak.

Kalau dalam perahu itu terdapat iga orang awak (satu nakhoda dan dua anak buah kapal), hasil seluruh tangkapan akan dibagi menjadi enam bagian. Satu bagian untuk pemilik perahu, satu bagian untuk pemilik mesin, satu bagian untuk pemilik jaring, satu bagian untuk nakhoda, dan satu bagian masing-masing untuk dua anak buah kapal. Bagian untuk pemilik perahu, mesin, dan jaring itu adalah hak dari nelayan yang memiliki kontrak dengan tengkulak. Dalam pola bagi hasil ini, tengkulak idak mendapatkan apa-apa. Jadi kalau nelayan yang memiliki kontrak dengan tengkulak itu juga berperan sebagai nahkoda, ia akan mendapatkan 4/6 bagian, sementara masing-masing anak buah kapal akan mendapatkan 1/6 bagian. Dengan pola seperi ini, nelayan itu merasa sebagai pemilik perahu, sekalipun dia sebenarnya hanyalah buruh dari tengkulak sang pemilik sesungguhnya.

Komunitas Kali Adem