1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program
wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat
berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan
benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang
tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah 1 sarana pembinaan kesatuan dan persatuan
bangsa, 2 sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, 3
sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4 sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan 5 sarana
pengembangan penalaran
.
2 2
Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka,2008, cet. ke-2, h. 1.12.
2 Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang
wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai
keterampilan membaca pemahaman dengan baik serta mampu menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq
ayat 1-5.
Artinya: 1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
3
Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,
3
Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al- Qur’an Tafsir Per kata Tajwid Kode
Angka Jakarta: P.T. Kalim, 2010, h.598.
3 dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi
strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya. Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang
diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting
dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan
membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar. Sebagian siswa menganggap membaca merupakan kegiatan pembelajaran
yang cenderung membuat bosan, jenuh dan malas untuk memahami isi bacaan itu sendiri, siswa kurang aktif karena mengaanggap membaca merupakan
pembelajaraan yang kurang menarik, lebih cenderung membuat keributan di dalam kelas. Hal tersebut disebabkan karena kurang bervariasinya metode yang
dipakai guru dalam menyampaikan pengajaran membaca sehingga keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan guru atau dengan siswa yang lainnya rendah ini dapat
mempengaruhi hasil pemahaman siswa terhadap bahan bacaan.
4
4
Asmawiyah, wawancara, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016
4 Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini, untuk
memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan
berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran.
Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di SDMI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan
membosankan. Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus
diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud
atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir,
sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa masih kurang dari KKM. Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena
banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini
siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang mampu dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau
menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya
5 latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca
pemahaman siswa. Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan
berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R Survey, Question, Read,
Recite, Riview. Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read,
recite dan riview. Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan metode
tersebut dengan judul ” Peningkatan Ketrampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran
”. Proses membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti
membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa language Skill yang sifatnya objektif, bertahap, bias digeneralisasikan, merupakan perkembangan
konsep, pengenalan dan identifikasi, serta merupakan interpretasi mengenai informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MIN 1 Pesawaran
siswa kelas V diperoleh keterangan bahwa guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat seperti penugasan, membaca sendiri tanpa
diarahkan oleh guru dan bersifat kurang menarik, guru dalam kegiatan pembelajaran belum menggunakan metode yang tepat dan menarik sehingga siswa
jenuh dan keaktifan belajar yang rendah, siswa memerlukan suasana belajar yang lebih inovatif sehingga mampu menguasai materi pembelajaran yang disampaikan
6 oleh guru, siswa akan lebih aktif dengan metode pembelajaran yang
menyenangkan.
5
Itulah hasil dari temuan-temuan yang diperoleh dari survey pada penelitian pendahuluan yang sekaligus menjadi indikasi dan faktor yang membuat
kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas V MIN 1 Peasawaran masih rendah, ditambah dengan bukti nilai kemampuan membaca pemahaman, seperti
tabel berikut:
Tabel I Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN 1
Pesawaran.
No Nama
Aspek Penilaian Juml
ah Skor
Nilai Literal
IdePokok Inferensi
al kata Sinonim
Kritis mengetahui
benar salah Kreatif
Menyimp ulkan
1 Agista Hayyu Mamula
2 2
1 2
7 70
2 Ahmad Zidanul Qodri
2 1
1 1
6 60
3 Aliza Awal Saputra
1 2
3 6
60 4
Alya Dwi Rahmawati 2
2 1
5 50
5 Annisa Anggraini
1 2
2 1
6 60
6 Arivaldo Dwistira
1 2
2 2
7 70
7 Audiana Zahra
1 2
2 5
50 8
Azril Julainsyah Altra 2
1 2
2 7
70 9
Daffi Anugrah Hanif 2
2 2
6 60
10 Debbi Marta Salsabila
1 3
2 5
50 11
Della Nafisah 2
3 1
6 60
12 Dhohan Zulkarnaen A.
2 2
2 1
7 70
13 Dinda Khalisah M
1 1
3 1
6 60
5
Observasi, MIN 1 Model Kedondong, 18 Februari 2016
7 14
Fathiya Azzahra 1
2 2
5 50
15 Febriani Safira
2 1
1 2
6 60
16 Hartawan Lisfiko
1 1
1 1
4 40
17 Linggar Putra Serunting
2 2
1 5
50 18
M. Fazly imandia 2
2 2
1 6
60 19
M. Haikal dafi 2
2 2
6 60
20 Mahiz Pratama
1 3
4 40
21 Mufazzal Arkan Daffa
1 2
2 2
7 70
22 Mustika Putri Armanda
1 2
3 6
60 23
Mutiya Melinda 2
2 2
6 60
24 Naila Nafiah
2 2
1 2
7 70
25 Nazwa Safitri
1 2
2 1
6 60
26 Nurlailaul Rohmah
2 2
1 5
50 27
Nyimas Ayu Salsabila 2
2 2
1 7
70 28
Rafi Darma Sakti 1
2 3
6 60
29 Rahadatul Aisy
1 2
2 5
50 30
Rahman khusnul Kh. 2
2 2
2 8
80 31
Raykaa Arif 1
2 1
2 6
60 32
Reza Nurul Fadila 2
2 3
7 70
33 Shofani Putra Mepisya
2 2
1 2
7 70
34 Suci Rahmawati
2 1
1 1
6 60
35 Sulis Setiawati
1 2
3 6
60 36
Sulthon Mufti N 2
2 1
5 50
37 Sutra Aurelia
1 2
2 1
6 60
38 Wildan Habatul Aziz
1 2
2 2
7 70
39 Wulan Aulia Putri
2 2
1 2
7 70
40 Yuniza Sarhan Lutfi
2 1
1 1
6 60
N=40 Nilai Rata-rata
2.41040 = 60,25
Berdasarkan KKM yang ditentukan MIN 1 Pesawaran untuk mata pelajaraan bahasa Indonesia ≥ 70, sedangkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Model Pesawaran masih rendah, nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-ratakan belum ada yang
8 mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui adakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan
menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran.
B. Identifikasi Masalah