PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN AJA RAN 2016 2017

(1)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAPEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3RPADA SISWA KELAS V

MIN 1 PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh DEDE FADILAH NPM. 1211100031

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembimbing I : Dr. M. Akmansyah, MA Pembimbing II : Dr. Nasir,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H/2017 M


(2)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAPEMAHAMAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SQ3RPADA SISWA KELAS V MIN 1

PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh:

DEDE FADILAH

Proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran mengalami hambatan yaitu masih ada siswa yang hasil belajarnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 terutama di membaca pemahaman. Kondisi ini yang melatar belakangi peneliti untuk menggunakan metode SQ3R sehingga dengan metode tersebut membaca pemahaman pada siswa dapat meningkat. Sebagaimana saat melakukan kunjungan lapangan ketika pra survey didapat informasi bahwa metode SQ3R belum pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut agar proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan berfariatif pendidik yang dalam hal ini guru sebaiknya dapat menggunakan dan memaksimalisasikan metode dalam proses pembelajaran, sehingga rumusan masalah

yang diajukan adalah ”Apakah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan

dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrom Action Research karena ruang lingkupnya dalam pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra survey 60,25 dengan ketuntasan belajar 27,5%. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan belajar 47%, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan belajar 82%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO















































Artinya :”Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab ini pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.( Q.S. Al-Maidah : 16 ).1

1

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: CV Pustaka Agung, 2006), h.146.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, peneliti persembahan skripsi ini sebagai tanda baktiku yang tulus kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Ayahanda Hisni Barmawi dan Ibunda Misbah yang tiada henti selalu memanjatkan doa dan melakukan yang terbaik untukku sampai saat ini, dan yang selalu memberi dorongan, motivasi, cinta dan kasih sayang yang tulus . Merekalah sepasang malaikat dalam hidup ku.

2. Kakak-kakak tersayang (Hayati, Camelia, Yuslina) yang senantiasa menjagaku dan memberikan semangat serta do’a agar aku bisa menjadi adik yang dapat membahagiakan dan membuat bangga keluarga besarku. 3. seluruh keponakan penulis (Ayu Dya Wahyuni, Rama Dian Fikri, Arya

Dinata, Haikal Al-Ma’ruf, A. Najib Al-Hamam, Muhammad Azmi, Azzira Khoirunnisa dan M. Rossi Al-Mudhof) yang selalu memberikan keceriaan dan semangat untukku.

4. Untuk nenekku tersayang Ibunyai Hazanah Yang selalu mendoakanku. 5. Almamaterku IAIN Raden Intan Lampung di mana tempat peneliti


(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

DEDE FADILAH, adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, yaitu Hayati, Camelia dan Yuslina, yang kesemuanya dilahirkan dari pasangan suami istri Ayahanda Hisni

Barmawi dan Ibunda Misbah. penulis dilahirkan di Desa Pasar Baru, tepatnya pada

tanggal 25 Juli 1993.

Jenjang pendidikan pertama penulis dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Negeri 10 Kedondong yang diselesaikan pada tahun 2006, selanjutnya melanjutkan ke

Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Pesawaran selesai pada tahun 2009 dan

melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Pesawaran yang diselesaikan

pada tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung dan diterima di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) TAHUN 2012.

Riwayat organisasi anggota pramuka MAN 1 Pesawaran tahun

2009-2011,anggota Paskibra MAN 1 Pesawaran 2009-2010, ketua ranting kecamatan

kedondong 2010-2011, Paskibra Kecamatan Kedondong Tahun 2009, Paskibraka

Kabupaten Pesawaran 2010, Ketua Paskibra MAN 1 Pesawaran 2010-2011, Anngota

Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Pesawaran 2010-2011.

Ketua HMJ-PGMI Tahun 2013-2015, Anggota perhimpunan pelajar muslim

Indonesia 2013-2014, pecan orientasi kader BAPINDA 2012, pengurus DEMA-FTK

2015-2016, Anggota HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah dan Keguruan


(8)

viii

2016-2017, pengurus Ikatan Mahasiswa PGMI Indonesia (IMPI) Wilayah Sumatera

2015-2016, Ketua DPD Pernusa Kabupaten Pesawaran periode 2015-2020. Pengurus

DPD Kota Bandar Lampung Asosiasi Kontraktor Mekanikal Elektrikal Indonesia


(9)

ix

KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat, Hidayah serta Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan Lampung dengan judul skripsi: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA

PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA

KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Peneliti menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan, kenyataan ini menyadarkan peneliti bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghormatan yang tulus kepada:

1. Rektor IAIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag

2. Bapak Dr. Chairul Anwar, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

3. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan Lampung.

4. Bapak Dr. M. Akmansyah, MA selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Nasir, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahanya.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.

7. Bapak Gamferi, S.Pd.I, selaku kepala MIN 1 Pesawaran, Bapak Sobri, S.Pd. Ibu Asmawiyah, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia MIN 1


(10)

x

Pesawaran, beserta seluruh staf dan dewan guru MIN 1 Pesawaran yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung serta seluruh staf yang telah meminjamkan buku guna terselesaikanya skripsi ini.

9. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa PGMI angkatan 2012 serta jajaran pengurus HMJ-PGMI angkatan 2013-2015 yang saya banggakan.

10. Untuk HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah Dan Keguran. 11.Untuk seluruh kader dan Alumni HMI Cabang Bandar Lampung

Komisariat Tarbiyah Dan Keguran.

12.Ikatan Mahasiswa PGMI seluruh Indonesia (IMPI). 13.Sahabat Penulis

14.Dan semua pihak yang membantu terselesaikanya skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Akhir kata peneliti mohon maaf bila ada kesalahan.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Februari 2017

Peneliti

Dede Fadilah NPM. 1211100031


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 8

C. Pembatasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 9 E. Tujuan Penelitian 9 F. Manfaat Penelitian 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Membaca Pemahaman 11

1. Pengertian Membaca 11 2. Tujuan Membaca 12

3. Keterampilan Membaca 13 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca 14

5. Membaca Pemahaman 15

6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman 17

B. Metode SQ3R 18


(12)

xii

2. Karakteristik Metode SQ3R 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R 19

4. Langkah-langkah Metode SQ3R 20

C. Hasil Penelitian Yang Relevan 23 D. Kerangka Berfikir 25 E. Hipotesa Tindakan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 28 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 29 C. Subjek Penelitian 37 D. Data dan Sumber Data 37 E. Metode Pengumpulan Data 41

F. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 43 BAB IV LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Berdirinya MIN 1 Pesawaran……….45

1. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi MIN 1 Pesawaran………...46

2. Tata Tertib Siswa MIN 1 Pesawaran ………46

3. Daftar Kegiatan Ekstra Kulikuler Siswa Min 1 Pesawaran……..51

4. Sepulu (10) Budaya Malu Pegawai MIN 1 Pesawaran………….51

5. Sepulu (10) Budaya Malu Siswa MIN 1 Pesawaran……….52

B. Tindakan Pembelajaran Siklus 1……….……56

1. Tahap Perencanaan……….…...56

2. Tahap Pelaksanaan……….……56

3. Tahapa Pengamatan………....…60

a. Data Lembar Observasi……….……60

b. Data Hasil Test……….….62


(13)

xiii

d. Tahap Refleksi………..64

C. Tindakan Pembelajaran Siklus II……….…….66

1. Tahap Perencanaan………...66

2. Tahap Pelaksanaan……….….66

3. Tahapa Pengamatan………...…69

a. Data Hasil Pengamatan.……….……69

b. Data Hasil Test………...…..69

c. Catatan Lapangan……….…..71

d. Tahap Refleksi………...72

D. Analisis Data dan Pembahasan………..72

1. Data Hasil Observasi Pembelajaran……….…72

a. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus 1……….…….73

b. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus II……….…....74

c. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru….……….74

d. Data Hasil Belajar………..76

E. Hasil Penggunaan Metode SQ3R……….…….77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….….78

B. Saran……….…79 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xiv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN

1 Pesawaran……… 6

Tabel 2 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian…………. 25

Tabel 3 Tahapan Intervensi Tindakan ……….… 31

Tabel 4 Instrumen Aktivitas Mengajar Guru……….…... 37

Tabel 5 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa ……….………… 38

Tabel 6 Kisi-kisi Soal post testsiklus I……….... 39

Tabel 7 Kisi-kisi soal post test siklus II……… 40

Tabel 8 Daftar Nama Guru MIN 1 Pesawaran………. 46

Tabel 9 Keadaan Guru GTT di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017……… 47

Tabel 10 Keadaan Tenaga Kependidikan di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017……… 48

Tabel 11 Daftar Prestasi Siswa MIN 1 Pesawaran ……… 50

Tabel 12 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I……….. 61


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan KerangkaBerpikir……….….…23


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pengesahan proposal ...78

2. Surat penelitian dari akademik ...79

3. Surat telah melakukan penelitian dari MIN 1 Pesawaran……….……...80 4. Kartu konsultasi ...81

5. Silabus ...82

6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ...84

7. Hasil belajar siklus 1 ...100

8. Hasil belajar siklus II ...102

9. Lembar observasi 1 ...104

10.Lembar observasi II...105


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan penalaran.2

2

Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.


(18)

2

Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai keterampilan membaca pemahaman dengan baik serta mampu menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.                                           Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3

Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,

3

Departemen Agama RI, Al-Hidayah Al-Qur’an Tafsir Per kata Tajwid Kode Angka (Jakarta: P.T. Kalim, 2010), h.598.


(19)

3

dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya.

Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar.

Sebagian siswa menganggap membaca merupakan kegiatan pembelajaran yang cenderung membuat bosan, jenuh dan malas untuk memahami isi bacaan itu sendiri, siswa kurang aktif karena mengaanggap membaca merupakan pembelajaraan yang kurang menarik, lebih cenderung membuat keributan di dalam kelas. Hal tersebut disebabkan karena kurang bervariasinya metode yang dipakai guru dalam menyampaikan pengajaran membaca sehingga keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan guru atau dengan siswa yang lainnya rendah ini dapat mempengaruhi hasil pemahaman siswa terhadap bahan bacaan.4

4


(20)

4

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini, untuk memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan membosankan.

Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir, sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa masih kurang dari KKM. Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang mampu dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya


(21)

5

latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa.

Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read, recite dan riview. Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan metode tersebut dengan judul ” Peningkatan Ketrampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran ”.

Proses membaca sebagai perkembangan keterampilan mengandung arti membaca merupakan sebuah keterampilan berbahasa (language Skill) yang sifatnya objektif, bertahap, bias digeneralisasikan, merupakan perkembangan konsep, pengenalan dan identifikasi, serta merupakan interpretasi mengenai informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MIN 1 Pesawaran siswa kelas V diperoleh keterangan bahwa guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat seperti penugasan, membaca sendiri tanpa diarahkan oleh guru dan bersifat kurang menarik, guru dalam kegiatan pembelajaran belum menggunakan metode yang tepat dan menarik sehingga siswa jenuh dan keaktifan belajar yang rendah, siswa memerlukan suasana belajar yang lebih inovatif sehingga mampu menguasai materi pembelajaran yang disampaikan


(22)

6

oleh guru, siswa akan lebih aktif dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.5

Itulah hasil dari temuan-temuan yang diperoleh dari survey pada penelitian pendahuluan yang sekaligus menjadi indikasi dan faktor yang membuat kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas V MIN 1 Peasawaran masih rendah, ditambah dengan bukti nilai kemampuan membaca pemahaman, seperti tabel berikut:

Tabel I

Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran.

No Nama

Aspek Penilaian Juml ah Skor Nilai Literal/ IdePokok Inferensi al/ kata Sinonim Kritis/ mengetahui benar salah Kreatif/ Menyimp ulkan

1 Agista Hayyu Mamula 2 2 1 2 7 70

2 Ahmad Zidanul Qodri 2 1 1 1 6 60

3 Aliza Awal Saputra 1 2 3 0 6 60

4 Alya Dwi Rahmawati 2 2 1 0 5 50

5 Annisa Anggraini 1 2 2 1 6 60

6 Arivaldo Dwistira 1 2 2 2 7 70

7 Audiana Zahra 1 2 0 2 5 50

8 Azril Julainsyah Altra 2 1 2 2 7 70

9 Daffi Anugrah Hanif 2 2 2 0 6 60

10 Debbi Marta Salsabila 0 1 3 2 5 50

11 Della Nafisah 2 0 3 1 6 60

12 Dhohan Zulkarnaen A. 2 2 2 1 7 70

13 Dinda Khalisah M 1 1 3 1 6 60

5


(23)

7

14 Fathiya Azzahra 1 2 0 2 5 50

15 Febriani Safira 2 1 1 2 6 60

16 Hartawan Lisfiko 1 1 1 1 4 40

17 Linggar Putra Serunting 2 2 0 1 5 50

18 M. Fazly imandia 2 2 2 1 6 60

19 M. Haikal dafi 2 2 0 2 6 60

20 Mahiz Pratama 1 0 3 0 4 40

21 Mufazzal Arkan Daffa 1 2 2 2 7 70

22 Mustika Putri Armanda 1 2 3 0 6 60

23 Mutiya Melinda 2 2 0 2 6 60

24 Naila Nafiah 2 2 1 2 7 70

25 Nazwa Safitri 1 2 2 1 6 60

26 Nurlailaul Rohmah 2 0 2 1 5 50

27 Nyimas Ayu Salsabila 2 2 2 1 7 70

28 Rafi Darma Sakti 1 2 3 0 6 60

29 Rahadatul Aisy 1 2 0 2 5 50

30 Rahman khusnul Kh. 2 2 2 2 8 80

31 Raykaa Arif 1 2 1 2 6 60

32 Reza Nurul Fadila 2 2 3 0 7 70

33 Shofani Putra Mepisya 2 2 1 2 7 70

34 Suci Rahmawati 2 1 1 1 6 60

35 Sulis Setiawati 1 2 3 0 6 60

36 Sulthon Mufti N 2 2 1 0 5 50

37 Sutra Aurelia 1 2 2 1 6 60

38 Wildan Habatul Aziz 1 2 2 2 7 70

39 Wulan Aulia Putri 2 2 1 2 7 70

40 Yuniza Sarhan Lutfi 2 1 1 1 6 60

N=40 Nilai Rata-rata 2.410/40 = 60,25

Berdasarkan KKM yang ditentukan MIN 1 Pesawaran untuk mata pelajaraan bahasa Indonesia ≥ 70, sedangkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Model Pesawaran masih rendah, nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-ratakan belum ada yang


(24)

8 mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui adakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran. B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia monoton.

2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia rendah.

3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang efektif.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah. 5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.


(25)

9

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang timbul adalah ” Apakah keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:


(26)

10 1. Bagi guru:

a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa :

a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan yang lebih luas.


(27)

11 BAB II

LANDASAN TEORI A. Keterampilan Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih dijelaskan mengenai membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.6

Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif.7

Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan.8Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa

reading”adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed

6

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98.

7

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 2, Cet. 4, h. 2.

8


(28)

12

or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.9

Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat, tersirat, maupun yang tersorot.

2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Untuk mendapatkan informasi. b. Meningkatkan citra diri.

c. Melepaskan diri dari kenyataan. d. Membaca untuk tujuan rekreatif.

e. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.10

Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan membaca mencakup:

1) Kesenangan;

2) Menggunakan membaca nyaring; 3) Menggunakan strategi tertentu;

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

9

Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99. 10


(29)

13

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.11

Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai kegiatan membaca.

3. Keterampilan Membaca

Keterampilan adalah sebuah usaha untuk mengetahui dan atau memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.12 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan

memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun evaluasi.

Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis lewat tulisan.

Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan

11

Farida Rahim, op.cit, h. 11-12. 12

Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), Cet. V, h. 143.


(30)

14

perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.13 Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan

dan budaya membaca. Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya budaya membaca, maka akan tercipta pula Negara maju.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan membaca.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun faktorfaktornya adalah sebagai berikut:

a. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis (misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.

b. Faktor intelektual

c. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan social ekonomi keluarga siswa.

d. Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan penyesuaian diri.14

13

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67. 14


(31)

15

Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor. Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), factor lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.15

Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.

5. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.16

Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.17

Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi

15

Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7.

16

Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110. 17


(32)

16

pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.18

Menurut Kundharu Saddhono dan Slamet membaca intesif atau pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang seharusya dikuasai siswa/pembaca.”19 Tampubolon mengatakan bahwa

“Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang.20

Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari & Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:

a. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.

b. Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.

c. Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran jauh lebih cepat gerakan bibir.

d. Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah dibaca.

e. Kebiasaan membaca terlalu cepat.21

18

Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas Tinggi,(Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80.

19

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.

20

Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.

21


(33)

17

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami suatu isi bacaan.

6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsipprinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.

a. Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

c. Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca.

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman membaca.

h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.22

Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.

22


(34)

18 B. Metode SQ3R

1. Pengertian Metode SQ3R

Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.23

Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah metode membaca yang terlebih dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menguasai dan mengingatnya lebih lama.24

Metode SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran yang sedang dipelajari/dibaca.25 Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang menagalami

kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar dapat memahami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali.

23

Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja rosdakarya, 2010), h. 128

24

Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id, 2012.

25

Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.


(35)

19

Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu metode membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkah-langkah yang telah ditetapkan.

2. Karakteristik Metode SQ3R

Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu: a) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran

b) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif.

c) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.

d) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvei lebih dahulu.26

Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.27

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R

Seperti halnya Metode pembelajaran lain, metode pembelajaran SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan sistematik.

26

Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan.

27

Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.


(36)

20

Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan dapat dipelajari dengan metode ini.28

Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani kelebihan metode SQ3R adalah:

a. Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut,

b. Membuat siswa menjadi lebih aktif,

c. Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.29 Sehingga tidak menutup

kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan.

Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah: a. Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks,

b. Kurangnya waktu belajar, serta

c. Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.30

Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.

4. Langkah-langkah Metode SQ3R

Pada penggunaan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:

28

Warsiti, loc.cit. 29

Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6. 30


(37)

21

a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks,

b. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks,

c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.

d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.

e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.31

Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode SQ3R, yaitu:

1) Survey (menyelidiki)

Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada teks dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci dan sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik skimming, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran umum isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”32

Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, guru memastikan siswa mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau teks tersebut berisi informasi

31

Muhibbin syah , loc.cit. 32


(38)

22

yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai gambaran menganai pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan baik.

Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.

2) Question (bertanya)

Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan denganteks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk menjawab tugas tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk atau contoh membuat pertanyaan-pertanyaan yang jelas.

3) Read (membaca)

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan pada tahap kedua tadi, selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya. Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama. Dengan cara ini, siswa harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting.


(39)

23 4) Recite (menceritakan kembali)

Setelah melakukan tahapan membaca, siswa menceritakan atau membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa juga akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata sendiri. Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil baca.

5) Review (meninjau ulang).

Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban serta meninjau ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di sini dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami siswa.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu:

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan melalui metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat


(40)

24

meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus II.33

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi 72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan membaca.34

c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman, Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.35

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti

33

Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

34

Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

35

Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen

dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2

Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2011, tidak dipublikasikan.


(41)

25

sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota, terutama dalam budaya dan gaya hidup.

D. Kerangka Berfikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran yang selama ini dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu ceramah dan diskusi. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa menjadi kurang bersemangat dan menjadi jenuh.

Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.

Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif mengikuti


(42)

26

pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih efektif. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MIN 1 Pesawaran dengan pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar I

Bagan Kerangka Berpikir Kondisi awal

kelas (sebelum tindakan)

Tindakan yang akan dilakukan oleh guru

Kondisi akhir yang diharapkan setelah

Metode mengajar guru yang monoton Kondisi awal (konvensional)

Hasil belajar yang rendah, dibawah nilai ketuntasan KKM

Kesulitan siswa memahami teks bacaan, bersikap pasif, merasa bosan dan tidak tertarik dalam

mengikuti pelajaran

Menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa lebih tertarik dan aktif dalam

pembelajaran

Proses pembelajaran berjalan aktif, dan kreatif. Hasil belajar siswa meningkat dan diatas nilai


(43)

27 D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa:

“keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran 2016/2017”.


(44)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V MIN 1 Pesawaran. 2. Waktu Penelitian

Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif.

Rencana tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan yakni mulai bulan juni 2016 sampai dengan Februari 2017. Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel II

Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No Jadwal Kegiatan

Bulan Juni Juli Agu

stus Jan Feb Feb Feb 1 Persiapan awal

sampai penyusunan proposal

2 Perencanaan (studi lapangan)

3 Kegiatan penelitian 4 Pengelolahan data &


(45)

29 5 Penyusunan

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan (Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut:

“a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices; and (c) the situations in which practices

are carried out”.36

Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: praktikpraktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian lainnya, karakteristik tersebut antara lain:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional,

36

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46.


(46)

30

b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional,

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.37

Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, Pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut:38

37

Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah

Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta:

Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.

38

Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-6, h. 74


(47)

31 Gambar II

Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Desain Model Kemmis dan Mc Taggart) a. Perencanaan

1. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.


(48)

32

2. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan alternatif pemecahan masalah.

3. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai.

a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS, menyiapkan sumber belajar dan lain-lain.

b) Menentukan format penilaian.

c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi pembelajaran).

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.

c. Pengamatan,

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat.

2) Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh.

d. Refleksi,

1) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dianalisis.


(49)

33

2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

3. Peran dan Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode SQ3R.

4. Tahapan dan Intervensi Tindakan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti


(50)

34

dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua”.39 Peneliti merancang

penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

Tabel III

Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap Kegiatan

1. Pra Penelitian/ Kegiatan

Pendahuluan

a. Observasi ke sekolah

b. Mengurus surat izin penelitian

c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas.

d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas. e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya.

f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternative pemecahan masalah.

2. siklus I a. Membuat rencana pembelajaran dengan

39

Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-6, h. 74


(51)

35

Perencanaan menggunakan metode SQ3R.

b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran.

d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran siklus I

Pelaksanaan

a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.

c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.

Tahap Kegiatan

siklus I Pengamatan

a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktivitas belajar siswa di kelas siklus I

Refleksi

a. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

b. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

Tahap Kegiatan

3. siklus II Perencanaan

a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R yang telah diperbaiki


(52)

36

berdasarkan pada siklus I.

b. Menyiapkan media pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran.

d. Membuat lembar observasi siswa dalam pembelajaran.

siklus II Pelaksanaan

a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.

c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.

Tahap Kegiatan

siklus II Pengamatan

a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktifitas belajar siswa di kelas. siklus II

Refleksi

a. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

b. Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

5. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil penelitian yang diharapkan adalah dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa


(53)

37

Indonesia melalui metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan apabila:

1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. 2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah

langkah pembelajaran SQ3R dengan kategori baik. C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 1 Pesawaran semester genap tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas V adalah 40 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 24 perempuan.

D. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran.

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus. 3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas menagajar guru dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat


(54)

38

diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel IV

Instrumen Aktivitas Mengajar Guru

No Aspek yang diobservasi Nilai

SB B C S SK

1 Mengkondisikan kelas. 2 Apersepsi

3 Menyampaikan tujuan 4 Menjelaskan materi

5 Menjelaskan langkah metode SQ3R 6 Mengarahkan perhatian siswa 7 Menggunakan media

8 Memberikan kesempatan: a. Mensurvey isi teks b. Membuat pertanyaan c. Membaca teks

d. Membaca hasil latihan e. Memeriksa hasil latihan f. Membuat kesimpulan Keterangan:

Aspek Penilaian: SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup Bagus K : Kurang

SK : Sangat Kurang


(55)

39

Instrumen Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek yang diobservasi Penilaian

SB B C K SK 1 Kegiatan Awal

Menjawab salam dan berdo’a. 2 Menjawab pertanyaan dari guru.

3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

4 Kegiatan Inti

Memperhatikan penjelasan materi. 5 Terlibat dalam penggunaan media. 6 Mencatat penjelasan guru.

7 Memahami langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R.

8 Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.

No Aspek yang diobservasi Penilaian

SB B C K SK 9 Membuat pertanyaan.

10 Membaca teks bacaan. 11 Mencatat jawaban.

12 Membacakan hasil latihan dengan kalimat sendiri

13 Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan. 14 Memberikan pendapat

15 Antusias selama mengikuti pembelajaran. 16 Menyimpulkan materi saat itu.


(56)

40 Aspek Penilaian:

SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup Bagus K : Kurang

SK : Sangat Kurang

b. Lembar Tes Hasil Belajar

Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus adalah sebagai berikut:

Tabel VI

Kisi-kisi Soal post test siklus I Kompetensi

Dasar Materi Pokok Indikator

Nomor Urut

Soal Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata per menit

1. Gagasan utama.

Menentukan maksud gagasan utama. 6 Menentukan maksud gagasan utama.

5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 2. Menjawab Pertanyaan dari teks bacaan. Menentukan jawaban dari pertanyaan teks

1, 2, 3, 4, 12, 13, 14, 3. Amanat yang

dibaca

Menentukan jawaban dari pertanyaan teks


(57)

41 Tabel VII

Kisi-kisi soal post test siklus II Kompetensi

Dasar Materi Pokok Indikator

Nomor Urut

Soal Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata per menit

4. Tema isi bacaan.

Menentukan

tema isi bacaan. 6, 9, 14, 5. Menentukan

maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.

Menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.

1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 1, 15, 6. menyimpulkan

isi bacaan.

Menentukan kesimpulan dari suatu bacaan.

6,7, 12, 13,

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Teknik tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.40 Pengertian tes adalah sejumlah

pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat

40


(58)

42

berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.41

Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar. Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrument soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas pembelajaran dengan indikator soal-soal pemahaman guna mengukur kemampuan pemahaman siswa.

2. Teknik non tes

Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut : a) Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R berlangsung. Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.42

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.43

41

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186

42

Ibid, h. 143 43


(59)

43 b) Catatan lapangan

Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau observasi atau objek penelitian tindakan kelas.44 Peneliti

menggunakan catatan lapangan untuk mengungkap aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi. F. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus. Maka langkah selanjutnya adalah:

1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.45

2. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pada setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal pilihan ganda.

S = R

44

Kunandar, op.cit, h. 197 45

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet ke-9, h. 54.


(60)

44 Dimana:

S = Score

R = Jawaban yang betul.46

b) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:

Nilai Akhir (NA) = Jumlah Skor yang didapat siswa x 100 Skor maksimum

Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan:

MX = ΣF (X)

ΣN

MX = Mean (nilai rata-rata) yang kita cari

ΣF(X) = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya.

ΣN = Number of Cases”.47

c) Penulis mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

P = F x 100% N

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). P = angka persentase”.48

46

58 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 188. 47

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Cet. XXIV,hlm. 83.

48


(61)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Sejarah Singkat MIN 1 pesawaran

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran adalah madrasah yang berstatus negeri, pada mulanya madrasah ini berasal dari sebuah madrasah Madrasah Islamiyah Swasta yang berdiri pada tahun 1969 dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran Baru telah empat kali mengalami perubahan nama yaitu: Madrasah Teladan, Madrasah Pelita, Madrasah Filial, kemudian sejak tahun 1999 sampai sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran di lingkungan Kementerian Agama RI dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam Nomor. E/24-24/1999.Pada tanggal 17 september 2014 berubah menjadi MIN 1 Pesawaran

Langkah-langkah strategis dalam rangka pengembangan kebijakan agar Madrasah pada giliranya menjadi sekolah umum yang berciri khas Islam dapat dapat diwujudkan setelah diberlakukanya Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0489/V/1992, yang selanjutnya diamandemen menjadi Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sejak masa peralihan , MIN 1 Pesawaran telah mengalami pergantian Kepala Madrasah sebagai berikut :

1. Bapak Marhayun, tahun 1969 s/d 1984 2. Bapak Abu Bakar, tahun1984 s/d 1996 3. Bapak Hambali, tahun 1996 s/d 1999

4. Bapak Aceng Rauyani, S.Ag, tahun 1999 s/d 2007

5. Bapak Hilman, S.Ag., M.Pd.I tahun 2007 s/d Februari 2012 6. Bapak Gamferi, M.Pd., sejak Februari 2012 s/d sekarang


(62)

46

1. VISI DAN MISI MIN 1 PESAWARAN a. Visi MIN 1 Pesawaran

Terwujudnya Madrasah yang Unggul, Sehat, Berwawasan Agama dan Berprilaku Santun (USWATUN)”

b. Misi MIN 1 Pesawaran

1. Meningkatkan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2. Meningkatkan Kualitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3. Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan

4. Meningkatkan Kualitas Sarana, Prasarana dan Lingkungan 5. Meningkatkan Kualitas Akhlaq dan Kepribadian

6. Meningkatkan Tata Kelola Administrasi Berbasis Madrasah

2. TATA TERTIB SISWA MIN 1 PESAWARAN a. Hak

1. Memperoleh pembelajaran dan bimbingan sesuai dengan program madrasah.

2. Memanfaatkan fasilitas madrasah untuk proses belajar

3. Memperoleh pelayanan dan perlakukan yang baik tanpa perbedaan. 4. Ikut serta dalam kegiatan akademis dan non akademis seperti

perlombaan keagamaan dan umum, karya wisata dan pengembangan bakat melalui kurikuler dan ektrakurikuler.

b. Kewajiban

1. Mentaati tata tertib madrasah

2. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama dan pancasila dengan sebaik-baiknya.

3. Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku


(63)

47

4. Menjaga kebersihan, kenyamanan dan ketertiban madrasah 5. Memilihara barang-barang inventaris madrasah

6. Menjaga nama baik madrasah, keluarga, masyarakat dan Negara 7. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh madrasah

8. Menghormati teman, guru dan warga madrasah serta tamu madrasah 9. Memakai seragam yang berlaku sesuai dengan peraturan madrasah 10.Berperan dalam mensukseskan visi dan misi madrasah

c. Larangan

1. Tidak masuk sekolah tanpa surat pemberitahuan

2. Meninggalkan kelas/madrasah tanpa izin guru atau pihak madrasah 3. Membuang sampah sembarangan

4. Mencoret-coret dinding, meja dan peralatan madrasah dilingkungan madrasah

5. Berkata-kata jorok atau tidak sopan dan melanggar norma agama dan adat istiadat

6. Memakai perhiasan, handphone (hp) tanpa izin guru atau pihak madrasah

7. Membawa senjata tajam, merokok, buku pornografi dan zat berbahaya lain

8. Berambut gondrong, kuku panjang dan berpenampilan yang tidak baik 9. Berkelahi antar teman, madrasah/sekolah lain


(64)

48 d. Tata Krama

1. Berbaris rapi sebelum masuk kelas

2. Tidak memakai topi di dalam kelas/ruangan 3. Berdo’a sebelum dan sesudah belajar

4. Memberikan salam kepada teman, guru ketika bertemu di dalam maupun di luar ruang kelas

5. Bersalaman dengan mencium tangan guru ketika datang dan pulang 6. Bertutur kata yang sopan kepada siapa saja

7. Makan dan minum dengan posisi duduk

8. Mengucapkan permisi jika berjalan di depan orang lain 9. Saling menyanyangi dan bekerja sama antar warga madrasah 10.Menjunjung tinggi visi dan misi madrasah

Tabel VIII

DAFTAR NAMA GURUMIN 1 PESAWARAN

Keadaan Guru PNS di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Guru Status Jabatan

1 Gamferi, M.Pd. PNS Kepala Madarsah

2 Suraida, S.Pd. PNS Guru

3 Ema Istiana, S.Pd.SD PNS Guru

4 Asmawiyah, S.Pd. PNS Guru

5 Mastu’ah, S.Pd.I PNS Guru

6 Masnoni, S.Pd. PNS Guru

7 Irniwati, S.Pd.I PNS Guru

8 Sobri AB., S.Pd.I PNS Guru


(65)

49

10 Nurwathon, S.Pd.I PNS Guru

11 Nurleli, S.Pd. PNS Guru

12 Syaifuddin, M.Pd.I PNS Guru

13 Supri, S.Pd.I PNS Guru

14 Maslahah, S.Ag PNS Guru

15 Firmansyah, M.Pd.I PNS Guru 16 Desi Trimulyani, S.Pd.I PNS Guru 17 Alhanina, S.Pd.SD PNS Guru 18 A.Khomsan, S.Pd.I PNS Guru 19 Rita Wahyuni, S.Pd.SD PNS Guru 20 Farhatunnajah, S.Pd.SD. PNS Guru

21 Hartati, S.Pd.SD PNS Guru

22 Syamsidar, S.Pd.SD PNS Guru 23 Yayah Hajiah, S.Pd.SD PNS Guru

24 Fatimah, S.Pd.SD PNS Guru

25 Sobri WL, S.Pd.I PNS Guru

26 Entiana Neni S.Pd. PNS Guru BP

27 Muhamat Hafizi PNS TU

Tabel IX

Keadaan Guru GTT di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajarn 2016/2017

No Nama Guru Status Jabatan

1 Makhfiroh, S.Pd.I GTT Guru

2 Maya Rohata, S.Pd.I GTT Guru

3 Subairi, S.Pd.SD GTT Guru

4 Dewi Yunvalika, A.Md. GTT Guru

5 Nova Amalia, S.Pd GTT Guru


(66)

50

7 Yulia, S.Pd.I GTT Guru

8 Yulis Mahafarini, S.Pd. GTT Guru

9 Tri Kurnia, S.Pd GTT Guru

10 Bay Musthofia, S.Pd GTT Guru

11 Faizal, S.HI GTT Guru

12. Novi Zahrina, S.Pd. GTT Guru

13. Khairunnisa, S.Pd.I GTT Guru

14. Iin Aliyah, S.Pd.I GTT Guru

15. Romlah, S.Pd GTT Guru

Tabel X

Keadaan Tenaga Kependidikan di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017

No Nama Guru Status Jabatan

1 Rosmawati, S.Kom Honor Staf TU bag. Administrasi 2 Ayu Wulandari, S.Pd. Honor Petugas Perpustakaan 3 Wahyu Nuslifar Honor Staf TU bag. KKM 4 Isbahrul Ngasri,

S.Kom Honor

Staf TU bag. Sarana dan Prasarana

5 Riswandi, S.Pd.I Honor Staf TU bag Umum 6 Muharlin Honor Pegawai Kebersihan

7 Rozikin Honor Pegawai Kebersihan

8

Nana Oktaria,

A.Md.Keb Honor Petugas Kesehatan 9

Oksa Nuryeni,

A.Md.Keb Honor Petugas Kesehatan


(1)

98

Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo

Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.Contohnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan lingkungan atau masyarakat Kampung Bajo.

Kampung Bajo merupakan salah satu objek kunjungan wisatawan. Jalan-jalan kayun yang kini terbentang membelah tengah desa adalah salah satu hasil dari banyaknya kunjungan turis. Ini berarti, kampung tersebut memiliki daya tarik tersendiri.

Namun, kita akan merasa sedih jika kita masuk ke sisi-sisi terdalam di kampung ini. Terutama jika kita keluar dari garis jalan kayu, menyusup ke celah-celah antargubuk di sana. Atau kita ikut mengendarai sampan, mengelilingi sisi luar kampung. Kita akan melihat pemandangan yang tentu saja mengharukan. Bagaimana tidak, kita mesti menyaksikan jambanjamban pembuangan yang hasil buangannya jatuh begitu saja ke laut.

Hal itu baru satu permasalahan. Masalah air bersih juga menjadi satu hal penting di sini. Untuk mencukupi persediaan air, orang Bajo harus membawa air dengan jeriken-jeriken. Mereka juga harus menghemat air karena di sana memang sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk mandi saja, mereka menggunakan air laut.

Satu hal yang cukup memiriskan adalah kebiasaan orang Bajo membuang sampah di laut. Mereka berpikir bahwa laut itu sedemikian luasnya. Jadi, kalau membuang sedikit sampah di sana, tidak akan berpengaruh sama sekali.

Dapat dibayangkan jika penduduk Bajo yang sekarang sekitar 1.500 orang itu setiap hari membuang satu kilogram sampah. Berarti hampir setiap hari, laut di sana menampung 1,5 ton sampah organik dan anorganik.

Kebiasaan ini sudah berjalan turun-temurun di kalangan para nelayan. Menurut mereka, laut tidak akan tercemar jika mereka membuang sampah di sana. Tidak ada yang dapat disalahkan memang. Orang-orang Bajo hanyalah para pelaku yang tidak mengerti. Pemerintah yang seharusnya lebih banyak campur tangan mengenai masalah ini. Hal itu karena pemerintah memiliki tanggung jawab terhadap warganya.


(2)

99

Menanam Kangkung

Apakah kamu suka makan sayur? Sayur banyak sekali manfaatnya bagi tubuh kita. Kangkung, misalnya, mengandung zat besi yang berguna untuk menambah darah. Pada umumnya, orang menanam kangkung di sawah sehingga memerlukan lahan yang cukup luas. Akan tetapi, ada cara mudah untuk menanam kangkung, yaitu dengan cara hidroponik (menanam tanpa tanah).

Kangkung yang dapat ditanam dengan cara hidroponik adalah kangkung darat. Kangkung jenis ini berkembangbiak dengan biji. Kangkung tersebut ditanam di atas zeolit. Zeolit adalah bahan seperti batuan kecil yang dapat menyerap air.

Zeolit ditaruh di bak plastik berbentuk persegi panjang dengan ukuran kira-kira 35 x 30 cm. jika tidak ada bak plastik, dapat diganti dengan playbag atau ember plastik. Untuk kelengkapannya, dapat ditambahkan plastik strimin sebagai alas dengan ukuran 25 x 30 cm.

benih kangkung dapat diperoleh di toko-toko yang menjual sarana produksi pertanian. Setiap kantong palstik biasanya berbobot kurang lebih 100-200 gram. Sebelum ditanam, benih harus direndam dahulu dalam air hangat kira-kira satu jam.

Cara menanamnya sangat mudah. Pertama, lubangi dasar bak plastik. Tujuannya, agar aliran air dan udara dapat berjalan lancer. Kemudian, letakkan plastik strimin di dasar bak plastik yang telah dilubangi. Gunanya untuk menahan zeolit agar tidak keluar melalui lubang-lubang dasar bak. Selanjutnya, zeolit dimasukkan ke dalam bak, kemudian disiram air. Benih yang telah direndam itu, selanjutnya ditanam ke dalam bak dengan jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih ditanam dalam satu lubang tanam, kemudian, ditutup dengan zeolit.

Pemeliharaan dimulai sejak benih ditanam. Setiap hari, benih disiram dengan air hinggatunasnya kelihatan. Pemupukan jug perlu. Caranya, larutkan 1 gram urea dalam satu liter air. Penyiraman harus hati-hati. Jangan sampai mengenai daun karena dapat terbakar atau mati. Kegiatan ini dilakukan dua kali sekali.

Setelah berumur 25-30 hari, kangkung sudah dapat dipanen. Cara memanennya tidak dicabut, tetapi cukup dipetik. Dengan cara ini, kangkung akan bertunas dan bercabang sehingga dapat dipanen berkali-kali.


(3)

100

Sensus Penduduk

Pemerintah melakukan cacah jiwa (sensus penduduk) setiap lima tahun sekali. Sensus penduduk dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk suatu Negara.

Sensus penduduk dilakukan oleh petugas khusus. Petugas itu mendatangi rumah satu per satu. Ia mencatat data tentang keadaan penghuni rumah. Petugas ingin mendapatkan informasi yang lengkap tentang berapa jumlah anggota keluarga dalam satu rumah, siapa kepala keluarganya, serta siapa nama suami-istri dan anak-anaknya. Mereka juga mencatat jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan.

Dengan adanya sensus penduduk, dapat diketahui berapa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, jumlah anak usia balita, usia sekolah, usia pekerja, dan usia lanjut. Disamping itu, juga untuk mengetahui jenis pendidikan dan jenis pekerjaan penduduk secara nasional. Misalnya, berapa persen yang bersekolah SD,SMP,SMA, dan perguruan tinggi. Berapa persen yang bekerja sebagai pengawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, petani, pedagang, nelayan, atau pengangguran.


(4)

101 DOKUMENTASI


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE INTERAKTIF PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 DURIAN PAYUNG BANDAR LAMPUNG

0 4 30

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015

4 26 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTURAL Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan Menggunakan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Singopuran 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari Kec

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) PADA Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Rejosari

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R DI SMP HARAPAN MANDIRI MEDAN.

0 0 19

PENERAPAN METODE SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUSUK BOYOLALI.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENGGUNAAN METODE SQ3R PADA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENGGUNAAN METODE SQ3R PADA MATA PELAJARAN IPS (Survey pada siswa kelas IX.PK SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Ajaran 2010/ 2011)

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R SISWA KELAS IV SD N KATONGAN I NGLIPAR GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 11 198