2.4.3. Mengukur Kepuasan Kerja
Penilaian tentang apakah seseorang pegawai menemukan kepuasan atau ketidakpuasan dengan pekerjaan yang dihadapinya merupakan sesuatu hal yang
paling kompleks dari sejumlah unsur pekerjaan. Menurut Sofyandi dan Garniwa 2007 ada 2 dua metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan
pegawai atas pekerjaannya, yaitu: a.
Single Global Rating Method Metode ini dilakukan dengan cara meminta para pegawai untuk memberikan
tanggapanjawaban atas
suatu pertanyaan,
seperti misalnya,
setelah mempertimbangkan segala sesuatu, sejauhmanakah kepuasan anda dengan
pekerjaan anda? Kemudian para pegawai menjawab pertanyaan dengan melingkari salah satu angka dari satu sampai lima, yang sesuai dengan jawaban
mulai dari “sangat merasa puas” sampai dengan “sangat tidak puas”. b.
Summation Score Method Menurut metode ini elemen-elemen yang ada di dalam suatu pekerjaan
diidentifikasi, kemudian ditanyakan kepada para pegawai, bagaimana perasaan mereka terhadap masing-masing elemen pekerjaan tersebut. Faktor-faktor khusus
yang turut dilibatkan adalah sifat pekerjaan, pengawasan, upah, kesempatan promosi, serta hubungan-hubungan dengan rekan kerja. Faktor-faktor tersebut
diberi nilai berdasarkan skala yang sudah distandarisasi, kemudian dijumlahkan untuk memperoleh angka secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
Dari kedua metode mengukur kepuasan kerja di atas, secara intuisi tampaknya penjumlahan seluruh angka jawaban sebagai respons atas sejumlah faktor pekerjaan
bisa memberikan hasil evaluasi kepuasan kerja yang lebih akurat. Namun dari beberapa penelitian ternyata tidak mendukung penilaian intuitif. Metode single global
rating dianggap lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan, sehingga metode ini sangat sering digunakan oleh perusahaan dalam mengevaluasi kepuasan kerja
pegawai. Sementara itu Greenberg dan Baron 2003 menunjukkan adanya 3 tiga cara
untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja, yaitu: a.
Rating scales dan kuesioner Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran kepuasan kerja
yang paling umum dipakai dengan menggunakan kuesioner di mana rating scales secara khusus disiapkan. Dengan menggunakan metode ini, orang menjawab
pertanyaan yang memungkinkan mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan mereka.
b. Critical incidents
Di sini individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang mereka rasakan, terutama memuaskan atau tidak memuaskan. Jawaban
mereka dipelajari untuk mengungkapkan tema yang mendasari. Sebagai contoh, misalnya: apabila banyak pekerja menyebutkan situasi pekerjaan di mana mereka
diperlakukan kasar oleh supervisor atau apabila pekerja memuji supervisor atas
Universitas Sumatera Utara
sensitivitas yang ditunjukkan pada masa yang sulit, gaya pengawasan memainkan peranan penting dalam kepuasan kerja mereka.
c. Interview
Interview merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja. Dengan menanyakan secara langsung
tentang sikap mereka, sering mungkin mengembangkan lebih mendalam dengan menggunakan kuesioner yang sangat terstruktur. Dengan mengajukan pertanyaan
secara berhati-hati kepada pekerja dan mencatat jawabannya secara sistematis, hubungan pekerjaan dengan sikap dapat dipelajari.
2.4.4. Pedoman Meningkatkan Kepuasan Kerja