37
Dari  penjelasan  sebelumnya  telah  diketahui  bahwa  kelas  teknik sepeda  motor  merupakan  sebuah  sistem  yang  terdiri  dari  masukan,
proses,  dan  hasil,  dengan  masing-masing  komponen  penyusun  di dalamnya  yang  saling  berkaitan  dalam  mencapai  tujuan  tertentu.  Hal  ini
menjelaskan  bahwa  pencapaian  tujuan  satu  program  tergantung  pada komponen  penyusunnya,  sehingga  jika  terdapat  kendala  pada  kesiapan
disetiap  komponen,  maka  pencapaian  tujuan  program  itu  pun  menjadi terhalang.  Dari  penjelasan  ini  dapat  disimpulkan  bahwa  kendala  pada
kelas  keahlian  Teknik  Sepeda  Motor  dapat  berasal  dari  komponen- komponen  penyusunnya.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  Soebijanto
Wirojoedo  1985:  41  yang  menyatakan  bahwa  kendala  dalam  suatu sistem  pendidikan  dapat  berasal  dari  komponen-komponen  yang
menyusun sistem itu sendiri.
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa
penelitian yang
relevan dengan
Penyelenggarahan  kelas  keahlian  Teknik  Sepeda  Motor,  diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ribto 2009  terhadap siswa
SMK  Piri  1  Yogyakarta  tentang  implementasi  program  kelas  yamaha menggunakan  metode  angket,  wawancara,  observasi,  dan  dokumentasi,
ditemukan  bahwa  SMK  Piri  1  Yogyakarta  telah  berhasil  dalam mengembangkan  program  belajar  yang  bekerja  sama  dengan  Yamaha.
Pada  aspek input  atau  masukan,  a  SMK  Piri  1  Yogyakarta  memeiliki
karakter yang baik, berupa kemempuan belajar yang tinggi dan motivasi berprestasi  yang  baik,  b  SMK  Piri  1  Yogyakarta  juga  memiliki
38
pembiayaan yang terkecukupi, c kualitas guru yang lebih unggul karena sering  mengikuti  diklat,  oelatihan  dan  seminar,  d  sarana  pembelajaran
yang  memadai,  dan  e  pengelolaan  masukan  yang  ada  secara  inovatif. Masukan  seperti  ini  dapat  dijadikan  sebagai  parameter  untuk  melihat
kualitas input dari kelas keahlian Teknik Sepeda Motor.
Penelitian  lain  dilakukan  oleh  Amik  Setiaji  2005  terhadap  guru SMK  Negeri  se-Kabupaten  Bantul  dengan  metode  angket  dan  observasi.
Dalam  penelitiannya  tentang  kompetensi  guru,  fasilitas,  proses pembelajaran  dan  sistem  pengujian  dalam  implementasi  pendidikan  dan
penelitian  berbasis  kompetensi  SMK  Negri  se-Kabupaten  Bantul, ditemukan  bahwa  pencapaian  pelaksanaan  diklat  berbasis  kompetensi
dipengaruhi  oleh  kompetensi  guru,  kelengkapan  fasilitas,  kondisi pembelajaran, dan sistem pengujian. Semakin baik komponen-komponen
tersebut,  maka  semakin  baik  pula  capaian  yang  dihasilkan  dari pelaksanaan diklat berbasis kompetensi.
Pada  penelitian  ini,  kompetensi  guru  dilihat  dari  penguasaan bahan  ajar,  kemempuan  mengelolah  kelas,  kemampuan  menggunakan
media  pembelajaran  dan  kemampuan  menilai  hasil  belajar.  Kelengkapan fasilitas  dilihat  dari  ketersediaan  kurikulum,  tersusunnya  silabus,
kelengkapan  media  dan  sumber  belajar,  dan  pemanfaatan  fasilitas. Proses pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, metode
pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar, pemberian tugas, sistem  evaluasi,  dan  kesiapan  peserta  didik.  Adapun  sisitem  pengujian
dilihat  dari  bentuk  tes,  kriteria  penilaian,  dan  sertifikasi.  Dari  hasil
39
penelitian  Amik  Setiaji  ini  dapat  dipahami  bahwa  untuk  mencapai penguasaan  kompetensi  pada  setiap  siswa,  maka  dibutuhkan  peran  dari
semua  komponen  pembelajaran.  Jika  terdapat  permasalahan  pada beberapa  komponen  penyusunnya,  maka  akan  berimbas  pada
keseluruhan pembelajaran tersebut.
C. Kerangka Berpikir