Pemeriksaan Batterai PENGERTIAN PRE DELIVERY INSPECTION PDI

SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA žŸ . Ÿ ¡¢ £¤¥ . F751WAKA 13 žŸ . ¦ ¤ § ¨ ©¨ 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ª «¥ ¬¬ « ­ ® ¤ ¯ ­ « ¡ ¢ 1 ° ± ¢ ­ ¨ 2013 ² « ­ «£«¥ 12 ³ «¯ ¨ 16 Pada baterai berjenis basah, didalamnya berisi cairan kimia yang biasa disebut elektrolit. Cairan ini yang akan bereaksi secara kimia dengan plat positif dan plat negatif untuk menghasilkan tegangan listik. Pemeriksaan yang dilakukan adalah memeriksa berat jenis cairan elektrolit. Berat jenis adalah nilai dari hasil perbandingan antara berat dan volume. Untuk baterai yang terisi penuh, nilai dari berat jenis elektrolit adalah 1,25 sampai 1,27 kgliter. Dengan mengukur berat jenis elektrolit masing-masing sel, dapat diketahui kondisi kapasitas baterai tersebut. Apabila selisih berat jenis antar sel lebih dari 0,50 kgliter, sebaiknya baterai diganti. 4. Pemeriksaan tegangan baterai Tegangan baterai dapat diukur dengan alat yang dinamakan multitester. Caranya adalah memilih selektor pada DC volt dengan skala alat ukur max 50 volt. Lalu pasang probe merah pada terminal positif baterai, dan probe hitam pada terminal negatif baterai. Lalu baca penunjukan jarum. Kondisi baterai yang normal berada di kisaran 12 -13 volt. Apabila hasilnya kurang dari nilai tersebut, ada kemungkinan baterai tidak terisi penuh atau sudah rusak. 5. Jumlah elektrolit Jumlah cairan elektrolit cairan yang diisikan di dalam baterai berjenis basah dapat dicek secara visual. Hal ini dimungkinkan karena kotak baterai biasanya transparan sehingga cairan didalamnya mudah terlihat. Kondisi normal adalah antara garis upper dan garis lower. Apabila jumlahnya kurang dari garis lower, maka perlu ditambahkan cairan air aki air suling. Cukup diisikan sampai garis upper. Apabila melebihi dari garis tersebut, ada kemungkinan cairan akan tumpah dan dapat merusak material cat pada kendaraan. 6. Tutup baterai dan saluran ventilasi Ketika terjadi proses pengisian baterai saat mesin dihidupkan, akan terjadi reaksi kimia antara kutub baterai dan cairan elektrolit. Reaksi tersebut dapat menimbulkan gas. Pada tutup baterai terdapat saluran ventilasi untuk mengeluarkan gas tersebut. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah memastikan saluran ventilasi tidak tersumbat. Selain itu juga memastikan tutup baterai terpasang dengan kencang, untuk mencegah cairan elektrolit tumpah. SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA ´µ . ¶ µ ·¸ ¹º» . F751WAKA 13 ´µ . ¼ º ½ ¾ ¿¾ 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN À Á»  Á Ã Ä º Å Ã Á · ¸ 1 Æ Ç ¸ à ¾ 2013 È Á à Á¹Á» 13 É ÁÅ ¾ 16

b. Cara Mengukur Fuse Sekering dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse tersebut putus atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi Kawat halus di dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut masih baik atau sudah terputus. Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter Digital : • Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm Ω • Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse Sekering seperti pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe Hitam tidak dipermasalahkan. • Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik. • Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut dinyatakan telah putus atau terbakar. SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA ÊË . Ì Ë ÍÎ ÏÐÑ . F751WAKA 13 ÊË . Ò Ð Ó Ô ÕÔ 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Ö ×Ñ ØØ × Ù Ú Ð Û Ù × Í Î 1 Ü Ý Î Ù Ô 2013 Þ × Ù ×Ï×Ñ 14 ß ×Û Ô 16 Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat melindungi Rangkaian Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan baik.

2. KESELAMATAN KERJA DALAM PRE DELIVERY INSPECTION PDI •

Hati-hati ketika bekerja dengan kendaraan. • Hindari penggunaan pakaian dan aksesoris yang dapat merusak kndaraan • Pastikan penerangan cukup dan lingkungan yang bersih.

3. FORM PRE DELIVERY INSPECTION PDI