Karakteristik Responden HASIL PENELITIAN

mengalami trauma gigi sulung anterior dengan prevalensi 22,16, yaitu laki-laki sebanyak 50 anak 58,14 dan anak perempuan 36 anak 41,86 Tabel 5. Tabel 5. Distribusi frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Karakteristik Jumlah anak n Persentase Terkena trauma Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 202 186 52,06 47,94 50 36 58,14 41,86 Total 388 100 86 100 Berdasarkan usia anak, dari 86 anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior didapati anak usia 1 tahun sebanyak 10 anak 11,64, usia 2 tahun 16 anak 18,60, usia 3 tahun 23 anak 26,74 dan usia 4 tahun 37 anak 43,02 Tabel 6. Tabel 6. Distribusi frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Karakteristik Frekuensi Kasus Persentase Usia Kejadian Trauma 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 10 16 23 37 11,64 18,60 26,74 43,02 Total 86 100 4.2. Elemen Gigi yang Terkena Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Berdasarkan elemen gigi yang terkena trauma gigi sulung anterior yang dialami 86 anak, didapat pada gigi 51 sebanyak 38 kasus 35,51, gigi 52 12 kasus 11,21, gigi 53 1 kasus 0,93, gigi 61 35 kasus 32,71, gigi 62 10 kasus 9,35, gigi 71 sebanyak 2 kasus 1,87, gigi 72 sebanyak 1 kasus 0,93, gigi 81 5 kasus 4,68, gigi 82 3 kasus 2,81 Tabel 7. Tabel 7. Distribusi frekuensi kasus trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan elemen gigi di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Elemen Gigi Frekuensi kasus n Persentase kasus 51 52 53 61 62 63 71 72 73 81 82 83 38 12 1 35 10 2 1 5 3 35,51 11,21 0,93 32,71 9,35 1,87 0,93 4,68 2,81 Total 107 100 4.3 Lokasi Terjadinya Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1- 4 Tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Berdasarkan lokasi terjadinya, dari 86 anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior didapat paling banyak terjadi di rumah sebanyak 55 anak 63,95, di sekolah 15 anak 17,44, di tempat bermain 13 anak 15,12 dan di jalan 3 anak 3,49 Tabel 8. Tabel 8. Distribusi frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan lokasi terjadinya trauma di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Lokasi Terjadinya Trauma Anak Mengalami Trauma n Persentase Kasus Rumah Sekolah Tempat bermain Jalan Tidak tahutidak ingat Lain-lain 55 15 13 3 63,95 17,44 15,12 3,49 Total 86 100 4.4 Klasifikasi Trauma gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Berdasarkan klasifikasi trauma gigi sulung anterior yang dialami 86 orang anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan, didapat paling banyak mengalami fraktur enamel yaitu sebanyak 43 kasus 40,18, diikuti fraktur enamel-dentin 28 kasus 26,17, fraktur mahkota kompleks 10 kasus 9,35, konkusi 9 kasus 8,41, subluksasi 10 kasus 9,35, luksasi lateral 2 kasus 1,87, avulsi 3 kasus 2,80 dan lain-lain 2 kasus 1,87 Tabel 9. Tabel 9. Distribusi frekuensi kasus trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan klasifikasi trauma WHO di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Klasifikasi Trauma Frekuensi Kasus n Persentase Kasus Retak Mahkota Fraktur Enamel Fraktur Enamel-dentin Fraktur Mahkota Kompleks Konkusi Subluksasi Luksasi Ekstrusi Luksasi Lateral Luksasi Intrusi Avulsi Lain-lain gigi sudah direstorasi, sudah karies 43 28 10 9 10 2 3 2 40,18 26,17 9,35 8,41 9,35 1,87 2,80 1,87 Total 107 100 4.5 Etiologi Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Berdasarkan etiologi trauma gigi, dari 86 orang anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior, paling banyak disebabkan oleh terjatuh karena bermain sebanyak 75 anak 87,21, terjatuh karena belajar berjalan sebanyak 7 anak 8,14, kecelakaan lalu lintas sebanyak 2 anak 2,33, lain-lain terbentur meja sebanyak 1 anak 1,16 dan tidak diketahui sebanyak 1 anak 1,16 Tabel 10 Tabel 10. Distribusi etiologi trauma berdasarkan frekuensi gigi sulung anterior yang mengalami trauma pada anak usia 1-4 tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Etiologi Jumlah Anak Mengalami Trauma n Persentase Trauma Gigi Terjatuh karena belajar berjalan Terjatuh karena bermain Kekerasan fisik oleh orang tua Kecelakaan lalu lintas Tidak tahutidak ingat Lain-lain terbentur meja 7 75 2 1 1 8,14 87,21 2,33 1,16 1,16 Total 86 100 Berdasarkan jenis kelamin, etiologi trauma yang dialami anak laki-laki yaitu terjatuh karena belajar berjalan 3 anak 6, terjatuh karena bermain 46 anak 92 dan lain-lain terbentur meja 1 anak 2, sedangkan pada anak perempuan yang terjatuh karena belajar berjalan 4 anak 11,11, terjatuh karena bermain 29 anak 80,55, kecelakaan lalu lintas 2 anak 5,56 dan tidak diketahui 1 anak 2,78 Tabel 11. Tabel 11. Distribusi etiologi trauma gigi sulung anterior berdasarkan jenis kelamin pada anak usia 1-4 tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Etiologi Frekuensi Jenis Kelamin n Laki-laki Perempuan Terjatuh karena belajar berjalan Terjatuh karena bermain Kekerasan fisik oleh orang tua Kecelakaan lalu lintas Tidak tahutidak ingat Lain-lain terbentur meja 3 6 46 92 1 2 4 11,11 29 80,55 2 5,56 1 2,78 Total 50 100 36 100 Etiologi trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia kejadian trauma gigi anak, paling tinggi disebabkan oleh terjatuh karena bermain dengan persentase anak usia 1 tahun sebanyak 3 anak 30, usia 2 tahun sebanyak 15 anak 93,75, usia 3 tahun sebanyak 23 anak 100 dan usia 4 tahun sebanyak 34 anak 91,90 Tabel 12. Tabel 12. Distribusi etiologi trauma gigi sulung anterior berdasarkan frekuensi usia kejadian trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Etiologi Frekuensi Kasus Usia Kejadian Trauma n 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun Terjatuh karena belajar berjalan Terjatuh karena bermain Kekerasan fisik oleh orang tua Kecelakaan lalu lintas Tidak tahutidak ingat Lain-lain terbentur meja 7 70 3 30 15 93,75 1 6,25 23 100 34 91,90 1 2,70 1 2,70 1 2,70 Total 10 100 16 100 23 100 37 100 4.6 Tindakan Orangtua terhadap Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Tindakan orangtua pada anak yang mengalami trauma gigi berdasarkan jenis kelamin anak yaitu dibiarkan saja pada anak laki-laki sebanyak 37 kasus 74 dan anak perempuan sebanyak 26 kasus 72,22 Tabel 13 Tabel 13. Distribusi tindakan orangtua terhadap trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Tindakan Orang tua Jumlah Kasus n Laki-laki Perempuan Dibiarkan saja Dibawa ke dokter gigi Dibawa ke puskesmas Diobati sendiri Lain-lain dibawa ke rumah sakit 37 74 2 4 1 2 10 20 26 72,22 4 11,11 5 13,89 1 2,78 Total 50 100 36 100 Tindakan orangtua terhadap trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia kejadian trauma anak, didapatkan pada anak usia 1 tahun orangtua yang membiarkan trauma gigi pada anaknya sebanyak 6 kasus 60, dibawa ke dokter gigi 2 kasus 20, diobati sendiri 2 kasus 20, pada usia 2 tahun yang dibiarkan saja 11 kasus 68,75, dibawa ke dokter gigi 2 kasus 12,50, diobati sendiri 3 kasus 18,75, pada usia 3 tahun yang dibiarkan saja 19 kasus 82,61, diobati sendiri 3 kasus 13,04, lain-lain dibawa ke rumah sakit 1 kasus 4,35 dan pada usia 4 tahun yang dibiarkan saja 27 kasus 72,97, dibawa ke dokter gigi 2 kasus 5,41, dibawa ke puskesmas 1 kasus 2,71 dan diobati sendiri 7 kasus 18,91 Tabel 14. Tabel 14. Distribusi tindakan orangtua terhadap trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian di PAUD, TK dan Posyandu Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan Tindakan Orang tua Frekuensi Kasus Usia Kejadian Trauma n 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun Dibiarkan saja Dibawa ke dokter gigi Dibawa ke puskesmas Diobati sendiri Lain-lain dibawa ke rumah sakit 6 60 2 20 2 20 11 68,75 2 12,50 3 18,75 19 82,61 3 13,04 1 4,35 27 72,97 2 5,41 1 2,71 7 18,91 Total 10 100 16 100 23 100 37 100

BAB 5 PEMBAHASAN

Trauma gigi sulung merupakan masalah serius pada anak-anak, karena dapat menyebabkan dampak buruk terhadap fisik, estetik dan psikologis anak. 4,10 Prevalensi trauma gigi yang tinggi lebih sering ditemukan pada masa anak-anak pada periode pertumbuhan dan perkembangan mereka. 19 Ketika anak-anak mulai berjalan, koordinasi otot yang kurang baik akan meningkatkan risiko terjadinya trauma gigi. 37 Pada anak usia 0-6 tahun, trauma gigi merupakan 18 dari seluruh trauma yang terjadi pada tubuh. 8 Berdasarkan hasil penelitian di 2 PAUD, 4 TK dan 8 Posyandu di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Marelan, dari 388 anak usia 1-4 tahun didapat prevalensi trauma gigi sulung anterior sebesar 22,16 Tabel 5. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menemukan bahwa prevalensi trauma pada masa gigi sulung berkisar antara 9,4-41,6. 17 Penelitian ini juga tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aysun dkk pada anak usia 0-3 tahun yang menemukan bahwa prevalensi trauma gigi sulung sebesar 17,4. 2 Trauma gigi sulung lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan. 10 Pada penelitian ini didapatkan bahwa trauma gigi pada anak laki-laki sebesar 58,14, sedangkan anak perempuan 41,86 Tabel 5. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa anak laki-laki 1,4 kali lebih sering mengalami trauma gigi dibandingkan anak perempuan. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Volcan dkk yang menemukan bahwa anak laki-laki 1,5 kali lebih sering mengalami trauma gigi dibandingkan anak perempuan. 37 Hasil ini juga hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Turki pada gigi sulung anak usia lebih dari 21 bulan yang menemukan bahwa trauma gigi pada anak laki-laki sebesar 60,8 dan perempuan 39,2 . Perbedaan ini mungkin disebabkan anak laki-laki lebih aktif dalam kegiatan fisik, permainan dan perkelahian serta perbedaan jenis permainan antara anak laki-laki dan perempuan. 4,37 Usia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya trauma gigi. Prevalensi trauma gigi akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 20,26 Dari 388 anak yang diteliti didapatkan bahwa anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior pada usia 1 tahun 11,64, 2 tahun 18,60, 3 tahun 26,74 dan meningkat menjadi 43,02 pada usia 4 tahun Tabel 6. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andreasen yang melaporkan bahwa puncak trauma gigi sulung terjadi pada usia 4 tahun ketika aktivitas fisik anak meningkat. 37 Trauma gigi sulung lebih sering mengenai gigi anterior maksila, khususnya gigi insisivus sentral dan lateral rahang atas.. 2,10,33 Pada penelitian ini gigi yang paling sering terkena trauma yaitu gigi insisivus sentral rahang atas sebesar 68,22 Tabel 7. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria dkk pada anak usia 0-6 tahun di Brazil yang menemukan bahwa trauma yang mengenai gigi insisivus sentral rahang atas sebesar 84,7. Kondisi ini mungkin berkaitan dengan letak gigi insisivus sentral rahang atas yang lebih menonjol dibandingkan dengan gigi insisivus sentral mandibula dan dipengaruhi juga oleh besarnya overjet gigi bagian rahang atas dan penutupan bibir yang tidak adekuat. 7,18 Bagian rahang atas juga melekat ke tengkorak sehingga menyebabkan rahang atas lebih kaku, sedangkan rahang bawah lebih fleksibel. 18 Trauma gigi lebih sering mengenai satu elemen gigi saja, akan tetapi pada anak yang lebih tua, trauma gigi saat berolahraga, akibat kekerasan, dan kecelakaan lalu lintas dapat mengenai beberapa gigi. 20 Penelitian ini menemukan bahwa beberapa kasus trauma gigi tidak hanya melibatkan satu elemen gigi, namun dapat melibatkan 2-3 elemen gigi. Jumlah elemen gigi yang paling sering terkena trauma yaitu satu elemen gigi sebesar 77,90, sedangkan dua elemen gigi 19,77 dan tiga elemen gigi 3,33. Berdasarkan wawancara dengan orangtua anak diketahui bahwa trauma gigi yang mengenai 2-3 elemen gigi ini disebabkan oleh bermain seperti bersepeda, berlari dan berkejar-kejaran. Hasil ini sesuai dengan penelitian di India yang menemukan bahwa trauma yang mengenai satu elemen gigi memiliki persentase sebesar 60,