Penanganan Darurat Trauma Penanganan Darurat dan Perawatan Trauma

kemungkinan terjadi luka di seluruh tubuh pasien, panggil ambulans untuk membawa pasien ke bagian gawat darurat terdekat. Selalu rujuk pasien untuk pemeriksaan medis bila tidak dijumpai kelainan pada rongga mulutnya. 30 Prognosis dari gigi yang terkena trauma tergantung pada kecepatan penanganan. Andreasen dkk mengelompokkan trauma gigi berdasarkan tingkat kedaruratan perawatan meliputi : 1 Akut yaitu perawatan dilakukan dalam waktu tiga jam. 2 Subakut yaitu perawatan dilakukan dalam waktu 24 jam. 3 Perawatan tertunda yaitu perawatan dilakukan melebihi 24 jam. 31

2.4.2 Perawatan Trauma

Perawatan trauma gigi pada masa gigi sulung berbeda dengan perawatan pada masa gigi permanen. Perawatan trauma pada masa gigi sulung akan lebih sulit dilakukan karena anak-anak cenderung tidak kooperatif. 32 Luka sobek pada jaringan lunak dapat dibersihkan dengan menggunakan larutan saline dan kapas steril, kemudian periksa debris dan fragmen gigi, ini sangat penting dilakukan sebelum melakukan anastesi pada jaringan lunak. 24 Trauma yang terjadi di tempat yang kotor atau kemungkinan banyak bakteri dan mengakibatkan keadaan klinis kemerahan, pembengkakan pada gingiva, maka perlu diberikan ATS Anti Tetanus Serum. 3 Fraktur mahkota yang tidak kompleks fraktur enamel dapat dirawat dengan menghaluskan permukaan yang tajam, jika bagian dentin terpapar, dapat dilakukan restorasi dengan menggunakan resin komposit ataupun semen ionomer kaca. Pada fraktur mahkota yang kompleks, pulpotomi atau pulpektomi dan perawatan restoratif merupakan indikasi, akan tetapi jika anak tidak kooperatif, ekstraksi terhadap gigi sulung yang mengalami trauma dapat dilakukan. Manajemen fraktur akar pada gigi sulung tergantung pada posisi fraktur dan tingkat pergeseran bagian koronal, jika fragmen koronal berpindah dan mobiliti, maka gigi harus diekstraksi dan fragmen bagian apikal ditinggalkan agar diresorbsi segera. Trauma luksasi pada gigi sulung, khususnya intrusi dapat berdampak pada benih gigi permanen. Keadaan ini akan lebih berdampak pada anak-anak dimana akar gigi mereka panjang dan perkembangan gigi permanen belum sempurna. Pada gigi yang mengalami sedikit ekstrusi atau luksasi lateral tanpa gangguan oklusal, gigi dapat ditinggalkan agar dapat bereposisi dengan sendirinya. Pada trauma luksasi intrusi, perawatan tergantung pada arah perpindahan gigi, jika terjadi ke arah palatal dan mendekati perkembangan benih gigi permanen, sebaiknya dilakukan ekstraksi pada gigi sulung akan tetapi jika perpindahan terjadi ke arah bukal menjauhi perkembangan benih gigi permanen, ini dapat dibiarkan agar gigi dapat erupsi dengan sendirinya. Konkusi dan subluksasi tidak memerlukan suatu perawatan aktif, penyelarasan oklusal dapat dilakukan untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat gigi berkontak. Observasi terhadap gigi yang mengalami trauma disarankan untuk menghindari kemungkinan terjadinya nekrosis pulpa. Pada gigi sulung yang mengalami avulsi, replantasi gigi sebaiknya tidak dilakukan untuk mencegah kerusakan benih gigi permanen, selanjutnya jaringan lunak pada bagian gigi yang avulsi di observasi untuk melihat penyembuhan dan kemungkinan kehilangan ruang gigi. 32,33 Orangtua di Amerika Serikat memilih 3 pilihan tempat perawatan saat berhadapan dengan trauma gigi anaknya yaitu praktek dokter, praktek dokter gigi, dan rumah sakit. 31 Pengenalan orangtua tentang trauma gigi dan pengetahuan mengenai gejala pasca-trauma dapat mengarahkan orangtua untuk mencari perawatan, dengan demikian dapat mencegah terjadinya komplikasi pada gigi sulung dan benih gigi pengganti. 6

2.5 Pencegahan Trauma

Trauma gigi tidak mungkin dapat dicegah secara sempurna, kondisi ini karena pada masa anak-anak terjadi peningkatan aktivitas fisik dan memiliki perkembangan koordinasi motorik yang kurang baik. 34 Kegiatan anak khususnya olahraga sering mengakibatkan trauma pada gigi sulung. Anak-anak dan orang dewasa yang melakukan olahraga cenderung meningkatkan risiko trauma pada giginya, akan tetapi pencegahan trauma gigi dapat dilakukan dengan menggunakan mouth guards pada saat olahraga. 32 Sejak tahun 1962, di Amerika telah diwajibkan untuk memakai mouth guards pada saat olahraga seperti sepak bola. 35 Mouth guards biasanya dibuat di