7 apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan di mana koleksi tersebut dapat
ditemukan. Bentuk-bentuk katalog perpustakaan di antaranya adalah katalog kartu,
katalog buku, katalog dalam bentuk mikro microform catalog dan katalog yang diakses melalui komputer Chan 1994. Prosedur pembuatan katalog mengikuti
standar pengkatalogan pembuatan deskripsi dan subyek katalog, klasifikasi dan pekerjaan authority.
Perpustakaan Nasional RI mengikuti standar pengkatalogan berdasarkan AACR2 Anglo-American Cataloguing Rules second edition tahun 1978, standar
klasifikasi menggunakan Dewey Decimal Classication DDC dan pekerjaan authority control sebagai sarana bagi pustakawan untuk menentukan keseragaman
akses pada katalog dan untuk memberikan identitas yang jelas dari penulis dan subjek serta memberikan istilah kosakata yang baku dalam pencarian oleh
pemustaka. Seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, pada katalog yang
diakses melalui komputer, pengkatalog perlu memasukkan kode-kode dan informasi tertentu yang memuat tentang data dari suatu koleksi tertentu yang
nantinya dikenal sebagai format metadata katalog terbacakan komputer untuk dapat ditelusur keberadaan sumber informasi tersebut.
2.2.1 Format Metadata
Foulonneau dan Riley 2008 mengutip dari Caplan 2003 mendefinisikan metadata adalah informasi yang terstruktur tentang sumber informasi dari setiap
jenis atau format. Pendit 2008 menyatakan dari prespektif pengembangan pangkalan data metadata sering diartikan sebagai sesuatu yang mengontrol data;
sesuatu yang menjadikan data terstruktur dan terkendali untuk kepentingan tertentu. National Information Standard Organization 2004 menyatakan bahwa
metadata adalah informasi yang terstruktur yang menggambarkan, menjelaskan, menempatkan atau membuat agar sumber informasi dapat lebih mudah untuk
diambil, digunakan, atau dikelola. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa metadata adalah penyajian informasi yang terstruktur untuk menggambarkan
sumber informasi yang berupa koleksi perpustakaan baik tercetak maupun
8 elektronik. Penyajian infomasi dalam hal ini dapat berupa informasi dalam bentuk
tercetak kartu katalog atau elektronik online public access catalog dengan berbagai ragam dan fiturnya.
2.2.2 MARC Machine Readable Catalog
Seperti dikemukakan sebelumnya, MARC merupakan cantuman record bibliografis yang dihasilkan dalam bentuk katalog online. Agar data katalog dapat
terbacakan mesin, tiap elemen harus dikodekan Chan, 1994. Pengkodean tersebut sesuai dengan aturan AACR2. Cantuman dari MARC terdiri atas tiga
bagian. Bagian pertama berisi informasi yang dimasukkan oleh pengkatalog dan selebihnya dikalkulasikan secara otomatis oleh komputer yang dikenal sebagai
Label Cantuman HeaderLeader. Bagian kedua berfungsi sebagai “daftar isi” sebuah cantuman yang dikenal sebagai Direktori dan bagian terakhir merupakan
Ruas berisi data bibliografi karya yang dikatalog. Ruas tersebut direpresentasikan melalui kode tiga digit yang merupakan identitas yang diberikan kepada setiap
ruas data bibliografi suatu cantuman yang dikenal sebagai Tag. Tabel 1 memperlihatkan Tag yang umum digunakan.
Tabel 1 Tag yang umum digunakan sebagai cantuman bibliografi Tag
Pernyataan 008
Keterangan umum Coded control information 010
Nomor kendali Library of Congress 020
Nomor Buku Standar Internasional ISBN 040
Sumber pengkatalogan 043
Kode wilayah 050
Nomor panggil Library of Congress 082
Nomor panggil Desimal Dewey DDC 090
Nomor panggil lokal 100
Entri utama – Nama orang 110
Entri utama – Nama badan korporasi 111
Entri utama – Nama pertemuan
9 Tag
Pernyataan 130
Entri utama – Judul seragam 245
Pernyataan judul 250
Pernyataan edisi 260
Penerbitan, Distribusi, dsb Imprint 300
Deskripsi fisik 400
Pernyataan seriEntri tambahan – Nama orang 410
Pernyataan seriEntri tambahan – Nama badan korporasi 440
Pernyataan seriEntri tambahan – Judul 500
Catatan umum 504
Catatan bibliografi 505
Catatan isi 600
Entri tambahan subyek – Nama orang 610
Entri tambahan subyek – Nama badan korporasi 611
Entri tambahan subyek – Nama pertemuan 650
Entri tambahan subyek – Topik 651
Entri tambahan subyek – Nama geografis 653
Indeks – Uncontrolled 700
Entri tambahan – Nama orang 710
Entri tambahan – Nama badan korporasi 730
Entri tambahan – Judul seragam 740
Entri tambahan – Judul lain 800
Entri tambahan seri – Nama orang 810
Entri tambahan seri – Nama badan korporasi 811
Entri tambahan seri – Nama pertemuan
Sumber : Chan 1994
Salah satu keunggulan teknologi katalog online saat ini adalah dengan berbagai bentuk cantuman bibliografi dapat diambil untuk ditampilkan. Terlepas
dari puluhan paket perangkat lunak katalog di pasaran, masing-masing menawarkan gaya tersendiri dalam menampilkan antarmuka. Namun sebagian
besar dari paket tersebut memungkinkan perpustakaan untuk menyesuaikan
10 tampilan bibliografi mereka dan memetakan beberapa ruas-ruas MARC sesuai
dengan kepentingannya Wool 1996. Dalam antarmuka pencarian, cantuman MARC standar tidak menyediakan
seluruh informasi yang diperlukan. Proses ekstraksi data diperlukan terkait dengan lokasi koleksi, eksemplar dan informasi khusus lainnya yang tidak terdapat
didalam cantuman MARC. Kadang authority file juga dipakai dalam keperluan ini Breeding 2010. Untuk itulah OCLC membagi tingkat kerincian bibliografis atau
level deskripsi bibliografis menjadi lima tingkatan OCLC Bibliographic Formats and Standards yang digunakan untuk memenuhi kelengkapan informasi metadata
dari sebuah koleksi yang terdiri atas: 1. Full-level cataloging. Cantuman memenuhi kebutuhan pada deskripsi tingkat
kedua AACR2, rule 1.0D2. 2. Core-level cataloging. Cantuman memenuhi kebutuhan pada deskripsi tingkat
pertama AACR2, rule 1.0D1 dan beberapa tambahan pada deskripsi tingkat kedua AACR2, rule 1.0D2.
3. Minimal-level cataloging. Cantuman memenuhi kebutuhan pada deskripsi tingkat pertama AACR2, rule 1.0D1.
4. Abbreviated-level cataloging. Cantuman tidak memenuhi spesifikasi tingkat- minimal ELvl code 3
5. Dublin Core. Seluruh cantuman ditampilkan menggunakan format metadata Dublin Core ELvl code 3.
Perpustakaan Nasional RI menggunakan IndoMARC dalam pembuatan cantuman bibliografis untuk terbitan Indonesia dalam Bibliografi Nasional
Indonesia BNI dan untuk pengkatalogan terbitan lain yang ditambahkan pada koleksinya. Keseluruhan cantuman ini akan menjadi landasan bagi terciptanya
pangkalan data bibliografi nasional PNRI 2011. Menurut Pedoman Pengolahan Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI 2002, tingkat deskripsi bibliografis
menggunakan tingkatan Full-level cataloging level kedua dengan aturan sebagai berikut :
1. Data bibliografis tingkat 2 menurut standar deskripsi bibliografis internasional ISBD International Standard Bibliographic Description dan peraturan
katalogisasi yang digunakan;
11 2. Memasukkan kode pustakawan pengkatalog, pengklasifikasi dan korektor;
3. Memasukkan kode operator pemasukkan data; 4. Data bibliografis sesuai kebutuhan format metadata IndoMARC dengan
rincian sebagai berikut : a. Ruas data yang panjangnya tetap Fixed berisi : Tahun terbit, kode tempat
terbit, kode bahasa, kode ilustrasi, kode terbitan pemerintah, kode terbitan konferensi, kode indeks, kode tajuk utama, kode cantuman yang sudah
dimodifikasi dan kode sumber katalogisasi. b. Ruas data yang panjangnya tidak tetap variabel data field berisi : Nomor
standar bahan pustaka ISBN, ISSN, sumber katalogisasi, kode wilayah, nomor panggil, nomor DDC, tajuk utama nama orang nama badan
korporasi nama pertemuan, judul seragam, judul, edisi, penerbit, deskripsi fisik, seri, catatan, tajuk subyek, tajuk tambahan, tajuk tambahan
judul lain, tajuk tambahan seri, nomor indukeksemplar. Contoh tampilan hasil cantuman MARC melalui katalog terbacakan mesin
OPAC Perpustakaan Nasional RI http:opac.pnri.go.id pada aplikasi Integrated Library System INLIS seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Tampilan hasil cantuman MARC pada OPAC Perpustakaan Nasional RI http:opac.pnri.go.id.
12
2.3 Katalog Induk Union Catalogue