Pemahaman dalam mempelajari KIN online

43 dilakukan dalam satu hari. Alasan tersebut dapat dimaklumi karena beberapa pustakawan yang berdinas di perpustakaan propinsi terkadang memiliki tugas ganda, seperti petugas layanan juga ikut terlibat dalam pengisian data koleksi, petugas pengkatalog terkadang dimutasi ke tempat lain, terkadang tidak ada anggaran dalam melakukan pemasukan data sehingga tugas pengkatalog dapat dilakukan oleh siapa saja serta tidak adanya bagian yang spesifik yang khusus menangani katalog induk daerah KID yang erat kaitannya dengan KIN online. Dengan demikian alangkah baiknya setiap pustakawan propinsi memahami fungsi salin katalog untuk mengantisipasi masalah tersebut. Berdasarkan Gambar 13 terlihat bahwa 31 pustakawan bahkan belum sama sekali mencoba untuk menggunakan fungsi salin katalog sebagai fungsi utama yang harus dikuasai oleh pustakawan. Gambar 13 Frekuensi penggunaan salin katalog bagi pustakawan per-sesi pemasukan data.

4.1.3 Pemahaman dalam mempelajari KIN online

Pengguna akan dihadapkan pada pertanyaan dasar apakah antarmuka yang dimiliki oleh KIN online telah memenuhi keinginan pengguna. Hasil survei menunjukkan pemahaman antarmuka KIN online, fungsi-fungsi tombol dan ikon serta tampilan huruf dan tatawarna sesuai dengan maksud dan tujuan dari KIN Sebagai pustakawan berapa kali fungsi copy cataloging pada KIN online dipakai per-sesi entry ? 58 11 31 Tidak pernah 1 - 3 kali Lebih dari 3 kali N pustakawan = 75 44 online serta merekam kebiasaan pengguna dalam menentukan titik akses pencarian. Persepsi atas antarmuka KIN online Gambar 14 memberikan hasil bahwa 26,83 responden pemustaka dan 48 responden pustakawan mudah memahami antarmuka tersebut dalam melakukan penelusuran, penggunaan tombol-tombol, maksud dan arti dari tombol tersebut secara umum. Sebanyak 60,98 responden pemustaka dan 42,67 responden pustakawan menyatakan cukup memahami antarmuka KIN online karena banyak dari responden yang baru mengetahui laman muka KIN online saat survei dilakukan serta 12,20 responden pemustaka dan 9,33 responden pustakawan menyatakan sulit dipahami arti dan maksud fungsi dan tombol dari KIN online. Hasil survei ini mengindikasikan bahwa KIN online dilihat sebagai antarmuka mesin pencari cukup dipahami oleh pengguna awam sekalipun. Gambar 14 Persepsi pengguna terhadap antarmuka KIN online. Persepsi atas pemilihan huruf, tata letak dan warna pada KIN online memberikan hasil bahwa 39,02 responden pemustaka dan 45,33 responden pustakawan menyatakan menyukai pemilihan huruf, tata letak dan warna. Pernyataan pemilihan huruf, tata letak dan warna dirasa mencukupi dipilih oleh 53,66 responden pemustaka dan 53,33 responden pustakawan serta 7,32 Apakah antarmuka KIN online dapat dipahami ? 12,20 60,98 48,00 26,83 42,67 9,33 10 20 30 40 50 60 70 Sulit dipahami Cukup dipahami Mudah dipahami J u m la h r e s p o n d e n Pemustaka Pustakaw an N pemustaka = 41 N pustakawan = 75 45 responden pemustaka dan 1,33 responden pustakawan menyatakan pemilihan huruf, tata letak dan warna pada KIN online buruk Gambar 15. Hasil survei ini mengindikasikan bahwa pemilihan huruf, tata letak dan warna cukup sesuai dengan harapan pengguna KIN online untuk tampilan yang lebih sederhana. Gambar 15 Persepsi pengguna terhadap pemilihan huruf, tata letak dan warna KIN online. Persepsi atas ruas penelusuranpencarian dan lokasi pada KIN online menunjukkan bahwa 58,54 responden pemustaka dan 65,33 responden pustakawan menyatakan dengan munculnya kolom ruas dan lokasi baik dan diperlukan dalam membantu proses penelusuran. Sebanyak 41,46 responden pemustaka dan 32 responden pustakawan menyatakan adanya ruas penelusuran dan lokasi merupakan hal yang biasa. Ada atau tidak adanya ruas penelusuran dan lokasi tidak begitu berpengaruh bagi mereka. Hasil indikator selama melakukan observasi menunjukkan, rata-rata responden yang memilih pada rentang ini adalah mereka yang umumnya langsung memasukkan kata yang dicari pada ruas penelusuran kemudian meng-klik tombol cari dilambangkan dengan kaca pembesar seperti layaknya mesin pencari yang terdapat di internet. Mereka tidak peduli terhadap adanya fasilitas ini untuk mempersempit hasil pencarian Pemilihan huruf, tata letak dan warna KIN online ? 53,66 1,33 7,32 39,02 45,33 53,33 10 20 30 40 50 60 Buruk Cukup Baik J u m la h r e s p o n d e n Pemustaka Pustakaw an N pemustaka = 41 N pustakawan = 75 46 berdasarkan ruas maupun lokasi dimana bahan pustaka yang dicari berada. Bagi responden yang memilih kolom ruas dan lokasi tidak terlalu dipentingkan dan membantu pada KIN online hanya dipilih oleh 1,72 responden pustakawan. Sesungguhnya dengan adanya ruas penelusuran yang terdiri atas pengarang, judul, subyek, penerbit dan sembarang serta lokasi koleksi yang mengarah pada perpustakaan propinsi tertentu sangat membantu bagi pemustaka maupun pustakawan agar lebih spesifik dalam melakukan penelusuran. Hasil survei tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Persepsi pengguna terhadap ruas penelusuran dan lokasi KIN online. Khusus pustakawan, permintaan atas adanya operator penelusuran seperti operator boolean untuk mempersempit hasil pencarian diinginkan oleh sebagian besar pustakawan 64 dari total 75 responden pustakawan. Pernyataan ini bertolak belakang dengan lebih dari setengah responden pemustaka yang menyatakan bahwa operator penelusuran tidak begitu dipentingkan. Hal tersebut sangat masuk akal mengingat banyak pustakawan yang mengerti pentingnya temu kembali dokumen yang relevan, di mana salah satu caranya ialah dengan mempersempit hasil pencarian melalui operator boolean. Berbeda dengan persepsi pemustaka yang mengutamakan kemudahan dalam pencarian. Terlepas dari perlu Ruas penelusuran dan lokasi pada KIN online ? 41,46 2,67 58,54 0,00 65,33 32,00 10 20 30 40 50 60 70 Buruk Cukup Baik J u m la h r e s p o n d e n Pemustaka Pustakaw an N pemustaka = 41 N pustakawan = 75 47 tidaknya operator penelusuran, International Standard Organization ISO : 8777 Information and documentation – Commands for interactive text searching secara tegas menyatakan bahwa mutlak diperlukan bagi sebuah sistem temu kembali termasuk di dalamnya katalog perpustakaan berbasis komputer, akses basis data berbasis komputer dan fasilitas pencarian berbasis komputer untuk menyediakan sekumpulan instruksi dasar yang digunakan dalam sistem temu kembali dan respon yang akan dihasilkan. Salah satunya adalah operator boolean. Gambar 17 menunjukkan hasil survei yang menyatakan perlu tidaknya operator boolean terdapat pada KIN online. Gambar 17 Persepsi pengguna terhadap operator penelusuran KIN online. Fenomena yang cukup menarik bahwa sebagian besar pengguna baik pemustaka maupun pustakawan ternyata memulai titik akses pencarian dari judul di mana 82,93 responden pemustaka dan 62,67 responden pustakawan memilihnya. Kemudian pilihan kedua pengguna adalah subyek di mana 9,76 responden pemustaka dan 21,33 responden pustakawan yang memilih dan terakhir adalah pengarang di mana 7,32 responden pemustaka dan 16 responden pustakawan yang memilih. Dengan demikian dari sisi pustakawan perlu pendekatan yang sistematis dan kelengkapan pemasukan data yang berkaitan Operator penelusuran Boolean pada KIN online ? 7,32 41,46 51,22 64,00 28,00 8,00 10 20 30 40 50 60 70 Hilangkan Tidak pengaruh Perlu J u m la h r e s p o n d e n Pemustaka Pustakaw an N pemustaka = 41 N pustakawan = 75 48 dengan judul agar ditulis secara cermat. Bagi pengembang aplikasi hendaknya perlu dipikirkan khususnya dalam sistem berbasis metadata MARC agar ruas judul Tag 245 dapat dikaitkan dengan ruas entri utama Tag 1xx dan ruas entri tambahan bagi subyek Tag 6xx. Semuanya bertujuan agar pencarian berdasarkan titik akses judul mencapai hasil yang optimal. Gambar 18 merupakan hasil survei yang menunjukkan pola pencarian berdasarkan titik akses yang dipilih oleh pemustaka dan pustakawan pada KIN online. Gambar 18 Titik akses yang dipakai pengguna dalam mencari koleksi.

4.1.4 Fitur-Fitur Yang Diperlukan Dalam KIN Online