Uji Asumsi Klasik Analisis Dan Pembahasan

77 0,39 dengan nilai rata-rata mean sebesar 0,1826, sedangkan standar deviasi sebesar 0,07979. 6 Komisaris Independen Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel komisaris independen IND dari jumlah sampel N 115 memiliki nilai minimum sebesar 0,25 dan komisaris independen IND maksimum sebesar 0,50 dengan nilai rata-rata mean sebesar 0,3735, sedangkan standar deviasi sebesar 0,05565. b. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Effective Tax Rate. Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel Effective Tax Rate ETR dari jumlah sampel N 115 memiliki nilai minimum sebesar 0,15 dan Effective Tax Rate ETR maksimum sebesar 0,33 dengan nilai rata-rata mean sebesar 0,2461, sedangkan standar deviasi sebesar 0,02999.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji park pada tabel 4.4 78 Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Park sebelum Transformasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2,420 13,655 ,177 ,860 Ln_SIZE -3,721 3,959 -,095 -,940 ,349 Ln_LEV ,322 ,326 ,113 ,988 ,326 Ln_ROA -,844 ,339 -,269 -2,488 ,014 Ln_CI -,393 ,418 -,100 -,942 ,348 Ln_II ,234 ,350 ,064 ,670 ,504 Ln_IND ,574 1,499 ,036 ,383 ,703 a. Dependent Variable: Ln_PARK Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 mengenai hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji park, memberikan koefisien parameter untuk variabel independen profitabilitas ROA signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terdapat Heteroskedastisitas. Maka dari itu untuk mengobati penyimpangan asumsi klasik atas heteroskedastisitas dilakukan dengan Model Regresi Semi Log Ghozali, 2013:193. Model Regresi Semi Log yaitu model regresi kita rubah menjadi semi- log dengan semua variabel independen ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, intensitas aset tetap, intensitas persediaan, dan komisaris independen dalam bentuk logaritma natural sehingga persamaan regresi menjadi seperti berikut ini: ETRt = β1 + β2Ln_SIZE it + β3Ln_LEV it + β4Ln_ROA it + β5Ln_CI it + Ln_ β6II it + β7IND it + €it 79 Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Park Sesudah Transformasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant -3,294 16,650 -,198 ,844 Ln_SIZE -,589 4,827 -,013 -,122 ,903 Ln_LEV ,756 ,398 ,223 1,901 ,060 Ln_ROA -,274 ,414 -,074 -,663 ,509 Ln_CI -,142 ,510 -,030 -,280 ,780 Ln_II ,405 ,426 ,093 ,950 ,344 Ln_IND 3,278 1,828 ,172 1,793 ,076 a. Dependent Variable: Ln_UjiPark Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji park, memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang siginfikan 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas. Grafik 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot Sumber: Data sekunder yang diolah 80 Berdasarkan grafik 4.1 mengenai hasil uji heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi effective tax rate berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhinya yaitu ukuran perusahaan SIZE, leverage LEV, profitabilitas ROA, intensitas aset tetap CI, intensitas persediaan II, dan komisaris independen IND. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas ini dilihat dari nilai tolerance T dan variance inflation factor VIF. Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen Berikut ini adalah tabel hasil pengujian uji multikolonieritas dengan menggunakan nilai tolerance T dan variance inflation factor VIF. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Menggunakan VIF Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant Ln_SIZE ,790 1,266 Ln_LEV ,617 1,620 Ln_ROA ,685 1,461 Ln_CI ,715 1,399 Ln_II ,882 1,134 Ln_IND ,924 1,082 a. Dependent Variable: ETR 81 Berdasarkan tabel 4.6 mengenai hasil uji multikolonieritas menggunakan VIF terlihat bahwa variabel ukuran perusahaan SIZE memiliki nilai tolerance T sebesar 0,790 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,266, variabel leverage LEV memiliki nilai tolerance T sebesar 0,617 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,620, variabel profitabilitas ROA memiliki nilai tolerance T sebesar 0,685 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,461, variabel intensitas aset tetap CI memiliki nilai tolerance T sebesar 0,715 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,399, variabel intensitas persediaan II memiliki nilai tolerance T sebesar 0,882 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,134, serta variabel komisaris independen IND memiliki nilai tolerance T sebesar 0,924 dan variance inflation factor VIF sebesar 1,082. Dari hasil perhitungan nilai tolerance T diatas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance T kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95. Tabel 4.6 juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai variance inflation factor VIF lebih dari 10. Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam model persamaan regresi penelitian ini tidak terdapat masalah pada uji multikolonieritas dan model persamaan regresi dapat digunakan pada penelitian ini. 82 c. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas atas suatu data dilakukan pengujian melalui analisis grafik. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan grafik 4.2 mengenai hasil uji normalitas menggunakan grafik histogram, pada grafik 4.2 menunjukkan pola distribusi pada grafik histogram tersebut adalah grafik histogram dengan pola distribusi normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal atau model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 83 Grafik 4.3 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan grafik 4.3 mengenai hasil uji normalitas menggunakan grafik P-Plot hal ini terlihat data pada grafik tersebut menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. 84 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Sminorv K-S One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 115 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,02741511 Most Extreme Differences Absolute ,077 Positive ,065 Negative -,077 Test Statistic ,077 Asymp. Sig. 2-tailed ,089 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 mengenai hasil uji normalitas menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov, besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0,077 dan signifikan pada 0,089 yang nilainya lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. d. Uji Autokorelasi Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 DW -2, tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau - 2 ≤ DW ≤ +2, terjadi autokorelasi positif jika nilai DW diatas +2 DW +2 Sunyoto, 85 2011:91. Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin – Watson DW test yaitu sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Uji Durbin – Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,405 a ,164 ,118 ,02817 1,705 a. Predictors: Constant, Ln_IND, Ln_SIZE, Ln_ROA, Ln_II, Ln_CI, Ln_LEV b. Dependent Variable: ETR Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.8 mengenai hasil uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson, ditemukan nilai Durbin Watson test sebesar 1,705. Nilai DW tersebut berada di antara -2 dan +2 atau DW - 2 ≤ DW ≤ +2. Maka tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Runs Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -,00145 Cases Test Value 57 Cases = Test Value 58 Total Cases 115 Number of Runs 50 Z -1,592 Asymp. Sig. 2-tailed ,111 a. Median Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji autokorelasi menggunakan run test, bahwa Nilai test adalah -0,00145 dan signifikan pada 0,111 yang nilainya lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random acak. 86

3. Uji Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Profitabilitas, Tingkat Hutang, Intensitas Aset Tetap dan Intensitas Persediaan terhadap Effective Tax Rate pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

69 455 98

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN REFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE DI PERUSAHAAN INDUSTRI DAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2006 – 2011.

0 0 19

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN REFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE DI PERUSAHAAN INDUSTRI DAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2006 – 2011.

0 1 26

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - PENGARUH UKURAN PERUSAHAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDO

0 1 16

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP, INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 14

HALAMAN JUDUL - PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS ASET TETAP, UKURAN PERUSAHAAN, KONEKSI POLITIK DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX AVOIDANCE PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 17