ANALISIS IMPLIKASI CROSSDRESSER TERHADAP PENUTUP
diterapkan dalam seks, niscaya agama akan membimbing tingkah laku hubungan seks yang baik. Seks yang berjalan sesuai dengan moral agama, pasti akan
berjalan dengan baik dan wajar tanpa menodai harkat martabat manusia.
4
Pada dasarnya manusia tidak selamanya hidup lurus dan normal, karena pasti ada saja yang memiliki kecenderungan tidak normal dan tidak wajar, seperti
fenomena crossdresser. Crossdresser yaitu orang-orang yang suka berpakaian dengan pakaian lawan jenisnya untuk kesenangannya, akan tetapi ia tetap
mempunyai kesehatan seks yang normal.
5
Di dalam hukum Islam crossdresser disebut sebagai mukhannats, menurut Muhammad Amin bin Umar Abidin
mukhannats adalah seorang yang berpakaian dengan pakaian wanita dan menyerupakan diri seperti wanita dari gerak-geriknya, perbuatan, dan ucapannya.
6
Pada dasarnya seorang perempuan yang gemar menggunakan pakaian laki-laki oleh masyarakat sudah dianggap tabu. Akan tetapi seorang laki-laki
yang gemar menggunakan pakaian wanita maka akan dianggap menyimpang. Oleh karena itu istilah crossdresser lebih cenderung kepada laki-laki yang gemar
menggunakan pakaian perempuan.
7
Crossdresser tidak sama dengan transgender, transgender adalah seorang laki-laki yang ingin menjadi perempuan secara lahir batin akan tetapi crossdresser
4
M. Bukhari, Islam dan Adab Seksual, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, h. 2.
5
Azi, Showing Category Crossdresser, diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 dari http:bdsmindonesia.yolasite.combdsmdefinisi-singkat-crossdresser
6
Muhammad Amin bin Umar Abidin, Raddu al-Mukhtar ala al-Durri al- Mukhtar, juz IV, h. 69.
7
Hening, Macam-macam Fetishism, diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 dari http:m.vemale.comtopikpenyakit-wanita37247-macam-macam-fetishism.html
hanya gemar menggunakan pakain perempuan saja dan tidak mempunyai kelainan seks untuk menjadi perempuan. Seorang transgender menyukai laki-laki karena ia
merasa dirinya adalah seorang perempuan, akan tetapi crossdresser tetap menyukai perempuan karena ia tidak mempunyai kelainan seks sebagaimana
seorang transgender. Seorang transgender ingin merubah kelaminnya menjadi kelamin perempuan, sedangkan crossdresser tidak ingin berganti kelamin.
8
Salah satu alasan seseorang menjadi crossdresser karena ia merasa mendapat kepuasaan seksual ketika ia menggunakan pakaian perempuan
9
, terlebih ketika ia sedang berhubungan seksual dengan lawan jenisnya. Karena
seorang crossdresser tidak mempunyai kelainan seksual, banyak dari kalangan crossdresser yang sudah berkeluarga, tentu saja apa yang dideritanya dapat
berpengaruh terhadap pernikahannya. Hal ini karena tidak semua perempuan dapat bertahan dan bersabar dengan kelainan yang diderita oleh suaminya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat tema
tersebut kedalam bentuk skripsi dengan judul “Implikasi Crosdresser Terhadap Pernikahan”