Tipe Keunggulan Klon Kemajuan Pemuliaan Karet Indonesia

65 Kelebihan klon ini adalah tanaman lebih tahan terhadap gangguan angin, sehingga tegakan tanaman dapat terpelihara dengan baik sampai saat peremajaan.

5.5.4. Tipe Keunggulan Klon

Mengingat nilai ekonomi yang terkandung pada pohon karet tidak hanya sebatas potensi atas produktivitas lateks tetapi juga terhadap potensi lebih pada kayu karet, maka dalam perkembangannya, tipe klon unggul untuk komoditas karet berdasarkan pola produksi dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu Tipe 1, Tipe 2, dan Tipe 3 Sugiyanto et al., 1998. Tipe 1 dikenal dengan potensi sebagai penghasil cepat, Tipe 2 sebagai potensi penghasil lambat, dan Tipe 3 dengan spesifikasi penghasil lateks dan kayu. Tabel 10 menyajikan perbedaan yang terdapat pada tipe klon unggul yang pengelompokannya didasarkan pada pola produksi karet kering dan laju pertumbuhan batang. Tabel 10 . Tipe Klon Unggul berdasarkan Pola Produksi Karet Kering dan Laju Pertumbuhan Batang Ciri Klon Tipe 1 Penghasil Cepat Tipe 2 Penghasil Lambat Tipe 3 Penghasil Lateks dan Kayu Produksi awal kghath Tinggi 1500 Sedang 1000-1500 Rendah 1000 Produksi lanjutan kghath Melandai 2000-5000 Meningkat 2000-3000 Meningkat 2000-3000 Pertumbuhan batang TM cmth Rendah 4 Sedang 4-5 Tinggi 5 Ukuran batang saat peremajaan cm Kecil 100 Sedang 100-150 Besar 150 Potensi produksi kayu saat peremajaan m 3 ha Rendah 100 Sedang 100-200 Tinggi 200 Klon BPM 24 BPM 107 PB 235 PB 260 RRIM 712 AVROS 2037 PB 217 PR 107 RRIM 600 RRIC 100 IRR 32 IRR 33 IRR 38 BPM 22 Sumber: Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, 1998 66 Klon Tipe 1 dikategorikan sebagai klon penghasil cepat dengan pola produksi langsung tinggi sejak awal dengan rata-rata produksi lima tahun sadap awal lebih dari 1500 kghath. Namun dalam perkembangannya, produksi lanjutan yang dihasilkan memiliki pola melandai, yaitu berkisar antara 2000-5000 kghath. Selain itu, tipe ini tidak toleran terhadap penyadapan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan batang tanaman menghasilkan yang mana tergolong dalam kategori rendah, kurang dari 4 cmth sehingga potensi produksi kayunya saat peremajaan juga tergolong kecil yaitu kurang dari 100 m 3 ha. Karena ukuran batang yang kecil tersebut, maka tipe ini tergolong rentan terhadap gangguan angin. Klon Tipe 2 dikategorikan sebagai klon penghasil lambat karena rata-rata potensi lima tahun sadap awal berkisar antara 1000-1500 kghath. Perkembangan lanjutan yang dihasilkan oleh tipe ini mengalami peningkatan 2000-3000 kghath. Tipe ini termasuk jenis yang toleran terhadap penyadapan dan tidak peka terhadap kekeringan alur sadap. Hal ini terlihat dari pertumbuhan batang tanaman menghasilkan yang berkisar antara 4-5 cmth, sehingga potensi produksi kayu yang dihasilkan pun tergolong cukup besar, yaitu berkisar antara 100-200 m 3 ha. Klon Tipe 3 merupakan jenis yang potensial sebagai penghasil kayu. Pertumbuhan batang tanaman menghasilkan yang tergolong tinggi 5 cmth membuat tipe ini memiliki potensi produksi kayu yang tinggi pula, yang mana potensi tersebut bernilai hingga lebih dari 200 m 3 ha. Hal tersebut membuat batang pohon menjadi tidak peka terhadap angin. Meskipun dikenal sebagai jenis yang potensial sebagai penghasil kayu, namun jenis ini tetap memilikibernilai ekonomi dari segi lateks. 67

VI. PERKEMBANGAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA 6.1.