15 perluasan, serta upaya rehabilitasi dan intensifikasi. Ekspor berbagai jenis
tanaman perkebunan juga berkembang, antara lain berkat dilaksanakannya Proyek Rehabilitasi dan Peremajaan Tanaman Ekspor PRPTE.
2.3. Konsep Keunggulan dan Daya Saing Ekspor
Daya saing ekspor memiliki pengertian kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar itu. Daya
saing suatu komoditi dapat diukur atas dasar perbandingan pangsa pasar komoditi tersebut pada kondisi pasar yang tetap. Dalam hal ini berarti suatu produk
dikatakan memiliki daya saing apabila produk tersebut mampu bertahan dalam suatu pasar meskipun dengan mengalami guncangan Amir, 2004.
Untuk dapat melakukan perdagangan antar negara, maka suatu komoditas perlu memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Ricardo
menyatakan bahwa manfaat dari perdagangan akan tetap dapat diperoleh oleh suatu negara meskipun negara tertentu tidak memiliki keunggulan apapun, selama
rasio harga antarnegara masih berbeda Hady, 2004. Jika tidak ada perdagangan, setiap negara akan memiliki keunggulan komparatif, yaitu kemampuan untuk
menemukan barang-barang yang dapat diproduksi pada tingkat biaya ketidakunggulan relatif yang lebih rendah dimulai dari awal dibukanya
perdagangan daripada barang lainnya. Barang-barang inilah yang seharusnya diekspor untuk ditukar dengan barang lainnya. Hukum keunggulan komparatif
Ricardo menyatakan bahwa setiap negara memiliki keunggulan komparatif dalam sesuatu dan memperoleh manfaat dengan memperdagangkannya untuk ditukar
dengan barang yang lain.
16 Menurut Porter 1998 dalam Abdmoulah dan Laabas 2010 keunggulan
bersaing suatu negara sangat tergantung pada tingkat sumberdaya yang dimilikinya. Keunggulan kompetitif dapat dilihat dari sumberdaya lokal yang
dimiliki suatu negarawilayah. Keunggulan ini dapat dibuat dan dipertahankan melalui suatu proses internal yang tinggi. Perbedaan dalam struktur ekonomi
nasional, nilai kebudayaan, kelembagaan dan sejarah turut serta dalam menentukan keberhasilan kompetitif.
2.4. Ekspor sebagai Sumber Devisa
Setiap negara berbeda dengan negara lainnya, baik ditinjau dari sudut sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja, tingkat
harga, serta keadaan struktur ekonomi dan sosialnya. Perbedaan itu menimbulkan pula perbedaan barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu atau
kualitasnya. Hal inilah yang kemudian mendorong suatu negara untuk menjalin hubungan dagang dengan negara lain guna memenuhi kebutuhan dalam negeri
yang belum ataupun tidak dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Kelebihan produksi dalam negeri akan mendorong terjadinya ekspor.
Pengertian ekspor menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 182MPPKep41998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dan jasa dari daerah kepabeanan suatu negara. Adapun daerah kepabeanan sendiri didefinisikan sebagai wilayah Republik
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen yang
didalamnya berlaku Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan. Pass
17 1997 dalam Novianti dan Hendratno 2008 menyatakan bahwa ekspor penting
dalam dua hal utama yaitu: a bersama-sama dengan impor dalam menghasilkan neraca pembayaran balance of payment dari suatu negara; b ekspor
menghasilkan devisa yang memberikan peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan riil. Secara matematis, ekspor dapat dituliskan sebagai fungsi berikut:
���
= − � +
−1
Dimana: X
t
= Jumlah ekspor komoditas tahun t Q
t
= Jumlah produksi domestik tahun t C
t
= Jumlah konsumsi domestik tahun t S
t-1
= Stok tahun sebelumnya t-1 Pembelian barang ataupun pembayaran jasa dari luar negeri yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mengharuskan setiap negara berusaha untuk memiliki atau menguasai alat-alat pembayaran luar negeri. Alat
pembayaran luar negeri, atau juga disebut sebagai Foreign Exchange Currency atau devisa dapat dianggap sebagai tagihan terhadap luar negeri yang dapat
dipergunakan untuk melunasi hutang yang terjadi dengan luar negeri. Sumber devisa dapat berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Umumnya sumber
devisa dari suatu negara adalah sebagai berikut Amir, 1984: 1
Hasil-hasil dari ekspor barang maupun jasa; 2
Pinjaman yang diperoleh dari luar negeri, baik dari pemerintah suatu negara, badan-badan keuangan internasional, ataupun dari swasta;
3 Hadiah atau Grant dari negara asing;
4 Keuntungan dari penanaman modal di luar negeri;
5 Hasil-hasil dari pariwisata internasional.
18
2.5. Karet Alam