Sentra Produksi Karet Indonesia

58 Malaysia kembali mengalami peningkatan. Tercatat produksi pada tahun 2006 telah mencapai angka 1,28 juta ton. Perbaikan kinerja produksi karet alam tersebut salah satunya dipicu oleh membaiknya harga karet alam di pasaran dunia sejak tahun 2003. Namun penurunan kembali terjadi. Menurut laporan dari Departemen Statistik Malaysia, pada tahun 2009 produksi karet alam negara ini hanya sebesar 857 ribu ton. Penurunan tersebut terjadi karena makin berkurangnya areal sadap karet negara ini akibat alih fungsi lahan, yaitu dari seluas 750 ribu hektar pada tahun 2008 menjadi 590 ribu hektar pada tahun 2009 Association of Natural Rubber Producing Countries, 2010 Lampiran 3.

5.4. Sentra Produksi Karet Indonesia

Karet alam di Indonesia sebagian besar dijalankan oleh perkebunan rakyat Rachman, 2008. Hanya sekitar 7 yang dari total luas areal penanaman karet yang dikuasai oleh perkebunan besar negara serta 8 yang merupakan perkebunan besar milik swasta. Sisanya, sekitar 85 merupakan perkebunan karet milik rakyat Anwar, 2006. Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk penanaman karet. Penanaman karet nasional dilakukan hampir diseluruh wilayah kecuali Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo Departemen Pertanian, 2009. Sebagian besar perkebunan rakyat terpusat di daerah Sumatra dan Kalimantan. Kedua wilayah ini dikenal sebagai daerah tradisional perkebunan karet Sugiyanto et al., 1998. Sedikitnya 15 Provinsi tercatat sebagai sentra produksi karet nasional, antara lain Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, 59 Riau, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur Johari, 2009. Sumatera bagian utara, jika dilihat dari periode iklim yang dimilikinya, hanya dapat dikategorikan sebagai kelas cukup sesuai S2 bagi penanaman karet alam. Wilayah Sumatera bagian selatan merupakan wilayah yang dapat dikategorikan sebagai lahan yang sangat sesuai untuk penanaman karet alam. Selain itu, Kebun Way Lima di Provinsi Lampung dan Kebun Rimsa di Provinsi Jambi memiliki keadaan lahan yang sama. Berbeda dengan kawasan tersebut, seluruh wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah iklimnya dinilai tidak sesuai sementara untuk areal penanaman karet. Hal ini dikarenakan wilayah- wilayah tersebut memiliki curah hujan tahunan yang tinggi dan pendeknya periode bulan kering Sugiyanto et al., 1998. Indonesia merupakan produsen karet alam dengan luas areal terbesar di dunia. Luas areal karet alam Indonesia cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Departemen Pertanian RI, tercatat luas areal perkebunan karet rakyat pada tahun 2001 seluas 3,34 juta hektar. Luasan ini meningkat menjadi sekitar 3,47 juta hektar pada tahun 2008 Lampiran 1. Areal terluas untuk penanaman karet rakyat tersebut terletak di provinsi Sumatra Selatan, disusul kemudian di wilayah Sumatera Utara, Jambi, dan Kalimantan Barat. Sejak sekitar tahun 1967, areal perkebunan karet di Indonesia meningkat sekitar 1,2 per tahun. Namun pertumbuhan ini hanya terjadi pada areal karet rakyat ± 1,5 per tahun, sedangkan pada perkebunan besar negara dan swasta cenderung menurun. Sekitar 400 ribu ha areal karet berada dalam kondisi tua dan 60 rusak dan sekitar 2-3 dari areal tanaman maghasilkan TM yang ada setiap tahun akan memerlukan peremajaan. Untuk keperluan peremajaan petani menggunakan bibit karet yang berasal dari anakan pohon karet praktek tradisional atau bibit yang berasal dari hasil pemuliaan klon sebagaimana yang dilakukan pada proyek SRAP Smallholder Rubber Agroforestry Project dan system sisipan Wibawa, et al, 2000 dalam Purnama, Firdaus dan Mildaerizanti, 2007. Penguasaan lahan petani karet rakyat periode tahun 2000-2009 rata-rata sekitar 1,4 hakk. Hal tersebut sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 7. Jumlah petani yang bergerak di bidang perkebunan karet rakyat pada tahun 2009 tercatat mencapai 2,1 juta kk Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009. Tabel 7 . Rata-Rata Penguasaan Lahan Petani Karet Rakyat Per KK HaKK Tahun Penguasaan Lahan Petani Rakyat Per KK HaKK 2000 1,1253 2001 1,4116 2002 1,4562 2003 1,4171 2004 1,4037 2005 1,3973 2006 1,4097 2007 1,4112 2008 1,3891 2009 1,4099 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan diolah, 2009 Persentase luas lahan TM tanaman menghasilkan terhadap luas lahan total karet alam Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan program revitalisasi terhadap karet alam cenderung dilakukan dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2000, persentase luas lahan TM terhadap luas lahan total karet alam Indonesia sebesar 68,83. Nilai ini mengalami peningkatan 61 menjadi 83,26 pada tahun 2009. Perkembangan persentase luas lahan tersebut sebagaimana disajikan pada Gambar 5. Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan diolah, 2009 Gambar 5. Perkembangan Luas Lahan Tanaman Menghasilkan terhadap Luas Lahan Total Karet Alam Indonesia Guna pengembangan industri karet nasional, Indonesia memiliki pusat- pusat penelitian karet yang berfungsi sebagai areal riset pengembangan karet. Pusat Penelitian Karet Indonesia memiliki empat Balai Penelitian, yaitu Balai Penelitian Sungei Putih di Medan, Balai Penelitian Sembawa di Palembang, Balai Penelitian Getas di Salatiga, Jawa Tengah, dan Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor di Bogor, Jawa Barat. Mandat institusi tersebut adalah untuk mengelola kegiatan inovasi bagi kemajuan bisnis dan industri karet Indonesia melalui kegiatan penelitian, pengembangan, dan jasa pelayanan kepada para stakeholder- nya. Guna peningkatan daya saing terhadap produk karet, maka sejak tahun 1997 Laboratorium Analisis dan Pengujian Karet LAP-Karet yang berada di Balai Penelitian teknologi Karet Bogor telah mendapatkan status sebagai laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan pada tahun 2002, akreditasi mengacu pada SNI 19-17025-2000 Lembaga Riset Perkebunan Indonesia, 2010. 68,83 69,42 70,59 71,24 75,48 80,33 81,46 81,31 83,51 83,26 65 67 69 71 73 75 77 79 81 83 85 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Persentase lahan menghasilkan per luas lahan total 62

5.5. Kemajuan Pemuliaan Karet Indonesia