Pendahuluan Syarat Tumbuh Pendahuluan

70

D. Budidaya Krissan

Gambar 16. Aneka bunga krisan Sumber : Sumber : httpwww.duniakembang.blogspot.com httpwww.connecti.biz

1. Pendahuluan

Budidaya krisan di Indonesia umumnya dilakukan di dalam rumah lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah lindung ini berfungsi untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan tanaman krisan yang optimal. Modifikasi lingkungan tumbuh pun dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang sesuai hingga memberikan iklim mikro yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dan mengurangi pengaruh negatif lingkungan seperti intensitas cahaya matahari yang tinggi, terpaan air hujan langsung dan amplitudo suhu harian yang tinggi serta serangan serangga hama dan patogen.

2. Syarat Tumbuh

Tanaman krisan dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat 700 m – 1200 m dpl dengan suhu udara antara 20◦C – 26◦C untuk pertumbuhan dan antara 16◦C – 18◦C untuk pembungaan dengan kelembaban udara antara 70 - 80. Untuk pertumbuhan akar pada saat awal pertumbuhan diperlukan kelembaban 90 - 95. Tingkat keasaman tanah PH 6,2 – 6,7 71 dan EC 0,8 Mscm-1 Mscm. Tanaman krisan merupakan tanaman hari pendek short day plant yaitu tanaman akan segera berbunga pada hari panjang hari jumlah jam terangnya kurang dari 14,5 jam. Di Indonesia panjang hari dan panjang malam hampir sama yaitu 12 jam, oleh karena itu diperlukan penambahan cahaya dengan tujuan memperpanjang fase vegetatif, agar bagian vegetatif tanaman dapat tumbuh kuat dan dapat mengatur ketingiian tanaman.

3. Budidaya Krisan

a. Penyiapan rumah lindung

Tujuan membuat rumah lindung adalah untuk melindungi tanaman dari keadaan cuaca, lingkungan dan organisme pengganggu tanaman OPT yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan kualitas bunga yang dihasilkan. Rumah lindung dibuat ukuran 100 m2 memanjang sesuai keadaan tanah, tinggi 4 m dari permukaan tanah. Rumah lindung menggunakan rangka bambu, atapnya menggunakan plastik UV, sedangkan bagian samping ditutup dengan screen halus berdiameter 1 mm.

b. Penyiapan sarana dalam rumah lindung

- Menyiapkan bedengan tinggi 25 cm dan lebar 1 m memanjang searah panjang rumah lindung. - Dibuat jaring penegak tanaman dengan lubang anyaman sesuai jarak tanam yang digunakan - Menyiapkan bak air lengkap dengan sarana penunjang lainnya seperti slang palstik, ember dsb untuk memudahkan mengairi tanaman krisan. - Memasang instalasi listrik, lampu dan pengatur waktu atau timer bila memungkinkan untuk pemberian cahaya tambahan bagi tanaman, dengan jarak titik lampu 2 mx 2 m dan tinggi 1,5 m dari atas permukaan bedengan. Intensitas cahaya tambahan 72 diusahakan sekitar 70-100 lux selama sekitar 4 jam pada malam hari. - Menyediakan peralatan pemeliharaan seperti gunting stek, cangkul, embrat dsb untuk memudahkan proses pemeliharaan tanaman dan panen.

c. Persiapan tanam

Tanah diolah secara sempurna sedalam sekitar 30 cm menggunakan cangkul, dan gulma dibuang ke luar rumah lindung. - Tanah dikering anginkan selama 2 minggu, pada periode ini tanah tidak boleh diberi air atau terbasahi. - Dibuat bedengan memanjang sesuai panjang rumah lindung, tanah diolah ringan dengan mencampur pupuk kandang sudah matang sebanyak 3 kgm2. Pada saat yang bersamaan, bedengan diberi pupuk dasar berupa 20 g Uream2, 30 g SP-36m2, dan 35 g KClm2 , dicampur secara merata. Untuk tanah dengan kemasaman tinggi, perlu ditambahkan kapur.

d. Tanam

- Sehari sebelum tanam, bedengan diberi air sampai kapasitas lapang. - Dibuat lubang tanam dengan bambu atau penugal, jarak tanam 12,5 cm x 12,5 cm. - Memperoleh tinggi tanaman yang dikehendaki sebelum tanaman dibungakan. Intensitas cahaya lampu 70-100 lux atau setara dengan intensitas cahaya lampu pijar 75-100 watt atau TL 40 watt. Pemberian cahaya lampu menggunakan metode nite-break siklik dengan pola 10-20×6 10 menit lampu menyala diikuiti dengan 20 menit lampu dimatikan dalam satu siklus6 kali selama 4 jam dari jam 22.00-02.00 setiap hari. Setelah tanaman umur 30 hari, pemberian cahaya tambahan dihentikan. 73 - Pupuk susulan diberikan saat tanaman umur 2 minggu dan 40 hari dengan pupuk majemuk NPK takaran 50 gm2. Untuk menunjang pertumbuhannya, tanaman juga Memasang jaring penegak tanaman yang dibuat dari anyaman plastik, untuk membantu agar tanaman nantinya dapat tumbuh tegak. Lebar anyaman disesuaikan dengan jarak tanam. - Bibit berupa stek berakar ditanam pada masing-masing lubang tanam kerapakan 64 tanamanm2. Setelah tanam, bedengan diberi air secukupnya agar tanaman tidak mati.

e. Sulam

Satu minggu setelah tanam, bibit yang mati atau tumbuh tidak normal diganti bibit baru dengan umur sama.

f. Pemeliharaan

- Seiring dengan pertumbuhan tanaman, jaring penegak tanaman dinaikkan perlahan-lahan agar arah pertumbuhan tanaman tetap tegak lurus tidak miring atau roboh. Jaring penegak ini dipertahankan hingga panen. Setelah panen, jaring penegak disimpan untuk digunakan pada tanam berikutnya. - Selama 7 hari setelah tanam, tanaman diairi setiap hari hingga membasahi seluruh bedengan. Setelah 1 minggu dari tanam, tanaman diairi empat kali seminggu. Pemberian air biasa disiram, menggunakan metode springkle, trikle atau drip. - Pemberian hari panjang dengan cara memberi tambahan cahaya lampu pada malam hari, dimaksudkan untuk mempertahankan fase vegetatif dalam jangka waktu tertentu guna perlu tambahan pupuk cair mulai awal pertumbuhan tanam hingga menjelang panen, takaran sesuai anjuran dengan selang waktu 2 kali seminggu. - Setiap 2 minggu dilakukan pembersihan gulma dengan cara mencabutnya menggunakan tangan. Apabila tajuk tanaman sudah 74 menutup tanah, frekuensi menyiang dikurangi sesuai kebutuhan. Pembersihan rumput juga perlu dilakukan di areal di luar rumah lindung.

g. Pengendalian hama dan penyakit

- Hama yang merusak krisan antara lain pengorok daun Liriomyza sp dan trip Thrip parvispinus, sedangkan penyakitnya adalah karat daun Puccinia horiana dan busuk akar-pangkal batang Pythium sp. Hama pengorok daun dapat dikendalikan dengan memotong dan membuang daun terserang, tanam varietas tahan, insektisida berbahan aktif abamektin, amitraz, klorfenapir, atau siromazin. Hama trip, dapat dikendalikan dengan cara memotong dan membuang daunbunga terserang, atau menyemprot tanaman menggunakan insektisida berbahan aktif merkaptodimetur. - Penyakit karat daun , dapat dikendalikan dengan menanam varietas tahan, memotong dan membuang daun sakit, menggunakan jarak tanam lebar, atau menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim. Penyakit busuk akar-pangkal batang menyebabkan tanaman layu dan mati, dapat dikendalikan dengan menggunakan pupuk kandang yang sudah jadi, menanam stek sehat, atau mencabut tanaman sakit lalu membuangnya ke luar rumah lindung, dan bekas cabutan diberi fungisida. sedangkan penyakitnya adalah karat daun Puccinia horiana dan busuk akar- pangkal batang Pythium sp. Penyakitt karat daun terjadi pada daun, dapat dikendalikan dengan menanam varietas tahan, memotong dan membuang daun sakit, menggunakan jarak tanam lebar, atau menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim. 75

h. Panen

Bila bunga pada seluruh pertanaman telah 80 mekar sempurna, tanaman bunga krisan bisa dipanen, dengan memotong batang krisan setinggi 10 cm dari permukaan bedengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam. Panen sebaiknya pada pagi hari jam 06.00-08.00. Gambar 17. Bunga krisan yang siap dipanen dan dijual Sumber : Sumber : httpwww.swaiklan.com httpwww.deptan.go.id

E. Budidaya Lily

1. Pendahuluan

Lily Lilium sp. merupakan salah satu tanaman bunga potong yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Warna menarik yang dimilikinya menempatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi penggemarnya sepanjang masa. Lily di Indonesia dibudidayakan di daerah pegunungan dan dapat ditanam sepanjang tahun. Daerah penghasil bunga lily yang potensial saat ini adalah: Cipanas-Puncak, Sukabumi, Lembang dan Bogor. 76 Gambar 18. Aneka bunga lily Sumber : Sumber : httpwww.canadianfarmersmarket.com httpwww. greenhousecanada.com Gambar 19. Aneka rangkaian bunga lily Sumber : httpwww.flickr.com Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lily semakin ; meningkat, tetapi kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh para produsen bunga potong di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan kualitas bunga yang baik dibutuhkan kualitas bibit yang baik, serta teknik budi daya yang baik pula. Sampai saat ini, bibit lily masih diimpor dari negeri Belanda dengan harga yang cukup mahal, karena bibit lily belum ada atau belum 77 banyak diprodiiksi di Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dibahas tentang lily lokal krek lily karena waktu panennya sulit untuk diprediksi. Lily merupakan tanaman yang memiliki umbi sejati bulb, bentuknya cawan yang dikelilingi oleh sisik. Sisik-sisik tersebut menyerupai lembaran yang berdaging dan dapat dipisahkan dengan mudah yang kemudian dapat ditumbuhkan menjadi tunas tanaman baru. Cara seperti itu adalah salah satu jalan untuk memperbanyak tanaman lily. Tanaman lily dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: lily asiatik, lily oriental, dan lily longiflorum. Lily asiatik yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran lingkar umbi 10-14 cm. Batang tanaman tegar, dengan panjang berkisar antara 50-100 cm. Daunnya melekat pada batang dan tumbuh berseiang- seling, bentuk daunnya lanset meruncing dan tidak bertangkai daun. Tandan bunga berada di ujung batang, terdiri dari 4-15 kuntum bunga per batang. Bunga lily asiatik bermacam-macam warnanya, sesuai dengan jenisnya. Lily oriental yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran lingkar umbi 1418 cm. Tinggi tanaman bisa mencapai antara 50-85 cm. Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap batang bunga mempunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti mangkuk, dan bila sudah mekar baunya harum. Lily longiflorum yang biasa digunakan di Kebun Ciputri mempunyai ukuran lingkar umbi 12-14 cm dan 14-16 cm. Batang tanaman tegar, tingginya antara 50-100 cm. Daunnya melengkung, lebih panjang dan lebih besar daripada daun lily asiatik. Bunganya berbentuk seperti terompet, dengan jumlah bunga 2-5 kuntum per tangkai.

2. Syarat Tumbuh