Sistem Zonasi Kawasan Konservasi Laut Daerah

Sampai saat ini penataan zonasi kawasan konservasi laut belum optimal karena kelengkapan data dan informasi dasar dari potensi sumberdaya pesisir yang ada belum optimal. Penataan zonasi kawasan konservasi laut merupakan pembagian kawasan atas berbagai zona yang mencerminkan adanya suatu perlakuan tertentu di masing-masing zona tersebut. Penataan zonasi bertujuan untuk optimalisasi fungsi dan peruntukkan potensi sumberdaya alam hayati dan ekosistem pada setiap bagian kawasan Sriyanto, 1998. Aspek negatif dari suatu perencanaan zonasi yaitu kelihatan sangat kaku dalam menyederhanakan kompleksnya masalah konservasi. Hal yang tidak mudah dalam perencanaan zonasi adalah menentukan batas-batas di laut tetapi hal ini dapat ditunjukkan oleh titik terluar dari setiap kegiatan yang diatur dan dibatasi secara jelas untuk menegaskan batasnya Laffoley, 1995. Sedangkan sistem zonasi yang dimaksud dalam PP NO.60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, terdiri dari zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona pemanfaatan, dan zona lainnya sesuai dengan keperluan. Zonasi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Zona Inti merupakan DPL yang dibentuk oleh masyarakat dan bila dianggap masih kecil, maka dapat ditambah jumlah dan luasnya. Zona ini diperuntukan bagi: a perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, b penelitian, dan c pendidikan. 2. Zona Perikanan Berkelanjutan merupakan zona yang memiliki nilai konservasi, tetapi dapat bertoleransi dengan pemanfaatan oleh pengguna nelayan dan pembudidaya, dan juga zona yang mempunyai potensi untuk berbagai pemanfaatan yang ramah lingkungan. Zona perikanan berkelanjutan diperuntukkan bagi : a perlindungan habitat dan populasi ikan, b penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan, c budidaya ramah lingkungan, d pariwisata dan rekreasi, e penelitian dan pengembangan, dan f pendidikan. 3. Zona Pemanfaatan akan ditentukan supaya selaras dengan berbagai pemanfaatan yang ada dalam kawasan dan sesuai dengan tujuan KKLD. Zona Pemanfaatan diperuntukkan bagi: a perlindungan habitat dan populasi ikan, b pariwisata dan rekreasi, c penelitian dan pengembangan, dan d pendidikan. 4. Zona lainnya merupakan zona di luar zona inti, zona perikanan berkelanjutan, dan zona pemanfaatan yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain: zona perlindungan, zona rehabilitasi dan sebagainya.

2.4. Penataan Ruang Kajian Marxan

Marxan Marine Reserve Design using Spatially Explicit Anealling dikembangkan sebagai sebuah produk pengembangan Spexan untuk memenuhi kebutuhan Great Barrier Reef Marine Park Authority GBRMPA Ball, I. R. and H.P. Possingham, 2000. Ide yang mendasari pengembangan MARXAN ini adalah permasalahan perencana konservasi dalam menentukan daerah konservasi karena daerah perencanaan yang berpotensi cukup luas sehingga banyak kemungkinan daerah yang akan dipilih sebagai daerah konservasi. Perangkat lunak Marxan adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu merancang sebuah kawasan perlindungan laut atau jejaring kawasan perlindungan laut. Hal ini karena Marxan dapat memberikan bantuan dalam menentukan daerah konservasi berdasarkan data dan skenario perencanaan yang telah disiapkan secara otomatis Darmawan and Darmawan, 2007. Dengan perangkat lunak ini para perencana dapat mencoba berbagai skenario perencanaan kawasan yang berbeda dan melihat hasilnya. Dari hasil tersebut perencana dapat memilih skenario terbaik untuk perencanaan. Penggunaan Marxan sangat mudah bagi pengguna pemula karena prosesnya didesain secara otomatis sehingga pengguna dapat mencoba berbagai scenario dan dapat melihat seperti apa hasilnya Meerman, 2005. Perangkat lunak ini menggunakan algoritma simulated annealing , yang memiliki cara kerja terbagi menjadi 3 bagian, yaitu iterative improvement, random backward dan repetition . Ketiga langkah algoritma tersebut berfungsi mencari nilai cost yang paling rendah. Penerapan Marxan telah digunakan untuk mendukung perancangan kawasan konservasi laut dan darat di seluruh dunia. Namun Marxan lebih dikenal untuk digunakan dalam merancang jaringan konservasi pada ekosistem terumbu karang di daerah tropis dan subtropis Fernandes et. al ., 2005. Beberapa zonasi kawasan konservasi di Indonesia telah menggunakan Marxan. Hal ini dilakukan karena Marxan mempunyai beberapa keunggulan antara lain : 1. Software MARXAN dapat dengan mudah terintegrasi dengan program Arcview, dengan tersedianya ekstensi-ekstensi yang memudahkan pembuatan planning unit, file-file yang diperlukan MARXAN serta otomatisasi pembuatan shapefile hasil perhitungannya. 2. Mempunyai skenario luas dan terbuka, berbagai skenario dapat dikembangkan agar tercipta sebuah bentuk kawasan konservasi yang sesuai dengan yang diinginkan. 3. Transparan, seluruh proses dilakukan secara algoritma matematis, sehingga alurnya dapat diikuti dalam kerangka ilmiah. Selain itu juga berbagai faktor, baik ekologi maupun sosial dapat menjadi input dalam perhitungan. 4. Bisa mengadopsi penataan zonasi menurut PP No. 60 Tahun 2007 dan Permen No. 17 Tahun 2008