Ekosistem Terumbu Karang HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakter Kawasan Basilika
langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat. Manfaat langsung dari terumbu karang adalah sebagai habitat bagi sumberdaya ikan, pariwisata dan
sebagai obyek penelitian. Sedang manfaat tidak langsung sebagai penahan abrasi, keanekaragaman hayati dan lain-lain.
Tipe terumbu karang di kawasan ini adalah terumbu karang tepi fringing
reef dengan luas 2.329,53 hektar. Ada beberapa
pinnacle ditemukan. Namun
karena keberadaannya cukup dalam dan data sebelumnya belum ada sehingga belum dapat diidentifikasi.
Pengamatan terumbu karang di kawasan ini dilakukan pada 15 stasiun yang terdiri dari Batauga 3 stasiun, Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua masing-
masing 4 stasiun. Data terumbu karang di Batauga merupakan data sekunder diperoleh dari hasil penelitian Coremap II Buton pada tahun 2008, sedang data
Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua merupakan data primer yang diperoleh pada saat penelitian Tabel 5.
Tabel 6 Persentase penutupan karang di lokasi pengamatan
LokasiStasiun Tutupan Kategori Karang
Karang Keras
Karang Lunak
Biota Lain
Karang Mati
Abiotik Batauga
ST1 33,60
15,63 14,70
36,07 ST2
11,14 14,12
12,82 61,92
ST3 11,38
37,62 36,90
14,10 Rata2
18,71 15,79
18,14 37,36
Siompu ST1
42,00 2,00
2,17 18,67
35,17 ST2
18,67 7,50
5,50 55,33
13,00 ST3
0,67 99,33
ST4 23,05
1,40 5,00
24,95 45,60
Rata2 21,10
2,73 3,17
24,74 48,28
Liwutongkidi ST1
10,33 1,33
12,50 75,83
ST2 48,83
44,00 7,17
ST3 50,67
5,33 21,50
22,50 ST4
44,17 37,50
18,33 Rata2
38,50 0,33
1,33 28,88
30,96 Kadatua
ST1 36,67
1,33 6,67
37,67 17,67
ST2 43,53
4,33 28,00
24,13 ST3
29,33 1,67
33,67 35,33
ST4 35,80
3,50 12,50
41,70 6,50
Rata2 36,33
2,71 4,79
35,26 20,91
Data sekunder Coremap 2008
Kondisi terumbu karang di kawasan ini berkisar dalam kategori buruk sampai baik dengan persentase penutupan karang hidup dari 0,70 – 50,70.
Secara umum persentase penutupan karang hidup yang paling baik dari keempat lokasi ini adalah Liwutongkidi yaitu pada stasiun 3 sebesar 50,70 Tabel 5.
Sedang persen penutupan paling kecil terdapat di Pulau Siompu yaitu pada stasiun 3 sebesar 0,70. Kecilnya persentase ini karena dasar perairan pada
stasiun ini adalah pasir dan mempunyai arus yang cukup kuat, sehingga planula karang tidak dapat tumbuh dimana planula karang memerlukan dasar yang keras
untuk tumbuh Gambar 4. Stasiun 2 Pulau Siompu memiliki penutupan karang karas sebesar 18,7.
Bila dibandingkan dengan stasiun lain, maka Stasiun 2 tergolong sedang. Dilihat dari penutupan karang mati, maka stasiun ini tergolong yang paling tinggi. Hal ini
karena pada stasiun ini terjadi aktifitas penangkapan yang paling tinggi, dimana dilokasi ditemukan banyak alat tangkap berupa bubu Gambar 5a disekitar
stasiun tersebut. Dilokasi juga ditemukan biota pemangsa karang Acanthaster
planci Gambar 5b yang cukup besar pengaruhnya terhadap karang.
Kondisi terumbu karang bila dibandingkan secara keseluruhan, maka kondisi terumbu karang di Batauga mempunyai persen penutupan yang paling
kecil yaitu berkisar antara 11,14-33,60 dengan rata-rata 18,71. Hal ini karena kondisi perairan dilokasi ini mempunyai kecerahan yang paling rendah. Jenis
karang yang ditemukan di daerah ini terbatas pada karang jenis tertentu yang tahan pada kondisi perairan dengan kecerahan rendah yaitu
non-Arcopora dari
jenis Porites. Secara umum kondisi terumbu karang di kawasan ini bila dibandingkan
dengan hasil penelitian Napoleon 2006 tentang kondisi terumbu karang di Pulau Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua Lampiran 2 relatif tidak ada
perubahan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari beberapa stasiun yang kebetulan berdekatan mempunyai penutupan karang hidup yang hampir sama.