Teori Subsidi Tinjauan Teori 1. Teori Produksi

Gambar 2.1. menghubungkan antara elastisitas produksi εp, produk total TP, produk rata-rata AP, dan produk marjinal MP adalah sebagai berikut: 1. Tahap I: Nilai elastisitas produk lebih besar dari satu ε p 1, produk total, produk rata-rata, dan produk marjinal mengalami peningkatan yang kemudian produk marjinal menurun hingga nilainya sama dengan produk rata-rata increasing rate. Tahap I merupakan tahap irasional karena faktor produksi yang digunakan belum optimal sehingga perlu dilakukan penambahan kuantitas input. 2. Tahap II : Nilai elastisitas produk kurang atau sama dengan satu ε p ≤1, produk total mengalami peningkatan, namun produk rata- rata dan produk marjinal mengalami penurunan hingga marjinal produk sama dengan nol diminishing rate. Tahap II merupakan tahap yang rasional karena input yang digunakan telah optimal sehingga tidak perlu ditambah atau dikurangi. 3. Tahap III : Nilai elastisitas produk lebih kurang dari nol ε p 0, produk total dan produk rata-rata mengalami penurunan, sedangkan produk marjinal bernilai negatif decreasing rate. Tahap III merupakan tahap irasional karena input yang digunakan telah melebihi batas optimal sehingga perlu dilakukan pengurangan input.

2.1.2. Teori Subsidi

Subsidi merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada badan usaha atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk dalam kuantitas yang lebih besar atau pada harga yang lebih murah Handoko dan Patriadi, 2005. Menurut Suparmoko 2003 dalam Handoko dan Patriadi 2005, subsidi dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu subsidi dalam bentuk uang cash transfer dan subsidi dalam bentuk barang atau subsidi innatura in kind subsidy. Subsidi dalam bentuk uang diberikan oleh pemerintah kepada konsumen sebagai tambahan penghasilan atau kepada produsen untuk dapat menurunkan harga barang. Subsidi dalam bentuk barang merupakan subsidi yang dikaitkan dengan jenis barang tertentu, yaitu pemerintah menyediakan suatu jenis barang tertentu dengan jumlah yang tertentu pula kepada konsumen atau produsen tanpa dipungut bayaran atau pembayaran di bawah harga pasar Handoko dan Patriadi, 2005. Adanya subsidi akan memberikan pengaruh pada permintaan untuk konsumsi bersubsidi subsidized consumption atau penawaran untuk produksi bersubsidi subsidized production Handoko dan Patriadi, 2005. Pengaruh subsidi terhadap produksi dapat dilihat pada Gambar 2.2.. Produksi bersubsidi menggeser kurva penawaran S ke bawah menjadi kurva penawaran S’. Hal ini mengakibatkan bertambahnya kuantitas produk yang dihasilkan Q menjadi Q’ dan membuat perubahan harga dari P menurun menjadi P’. Kebijakan pemberian subsidi umumnya dikaitkan pada barang dan jasa yang memiliki eksternaslitas positif dengan tujuan untuk menambah output dan lebih banyak sumber daya yang dialokasikan ke proses produksi barang dan jasa tersebut. Secara umum, subsidi juga memberikan dampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain: 1 subsidi menciptakan alokasi sumber daya yang tidak efisien karena konsumen membayar barang dan jasa pada harga yang lebih rendah daripada harga pasar sehingga muncul kecenderungan konsumen tidak hemat dalam mengkonsumsi barang yang disubsidi; dan 2 subsidi dapat menyebabkan distorsi harga Spencer dan Amor dalam Handoko dan Patriadi, 2005. Handoko dan Patriadi, 2005 Gambar 2.2. Grafik Pengaruh Subsidi Terhadap Produksi

2.1.3. Subsidi Pupuk