Lahan Benih Gambaran Umum Usaha Tani Kedelai

39 Tabel 4.1. Rata-rata penggunaan input produksi di Pulau Jawa tahun 2010 Variabel Pulau Jawa Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur 1 2 3 4 5 6 Luas panenm 2 2.522,46 2.445,28 2.420,30 1.004,94 2.769,44 Benih kghektar 57,88 45,20 56,76 54,65 58,23 Urea kghektar 163,34 217,81 75,98 86,20 158,40 TSP kghektar 78,97 88,62 38,56 41,13 69,62 KCl kghektar 4,70 6,19 1,10 2,13 4,89 Tenaga Kerja OHhektar 162 113 200 234 183 Sumber: Hasil olahan

4.2.1. Lahan

Kedelai merupakan jenis tanaman pangan yang dapat diusahakan pada lahan sawah maupun lahan bukan sawah. Sebanyak 47,56 persen rumah tangga usaha tani kedelai di Pulau Jawa mengusahakan kedelai pada lahan sawah, dan 52,44 persen mengusahakannya pada lahan bukan sawah. Kedelai di Pulau Jawa pada umumnya 80,53 diusahakan rumah tangga pada lahan milik sendiri. Kemudian sebanyak 9,47 persen rumah tangga mengusahakan kedelai pada lahan sewa, dan sebanyak 10 persen pada lahan bebas sewa dan lainnya. Rata-rata luas panen petani kedelai di Pulau Jawa tahun 2010 ialah seluas 2.522,46 m 2 dengan standar deviasi 1.770,62. Luas panen yang paling rendah ialah sebesar 250 m 2 dan yang tertinggi ialah 18.000 m 2 . Berdasarkan data ini bisa dilihat bahwa perbedaan pada luas panen kedelai memiliki rentang yang jauh antara nilai paling kecil dan paling besar. Berdasarkan Gambar 4.3, lebih dari setengah 58,37 petani kedelai di Pulau Jawa melakukan usahanya dengan luas panen kurang dari 2.500 m 2 . Hanya 40 sedikit 1,16 petani yang luas panennya mencapai luas satu hektar atau lebih. Jika luas panen ini dianggap merepresentasikan komponen modal dalam usaha tani kedelai, maka dapat disimpulkan bahwa usaha tani kedelai di Pulau Jawa mayoritas dilakukan oleh petani dengan modal kecil. Gambar 4.3. Persentase petani kedelai di Pulau Jawa menurut kelompok luas panen

4.2.2. Benih

Penggunaan varietas benih sangat menentukan produktivitas kedelai yang diusahakan. Rumah tangga sebenarnya diarahkan untuk menggunakan benih dengan produktivitas tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bibit unggul untuk di Pulau Jawa sudah cukup tinggi. Sebanyak 72,74 persen rumah tangga usaha tani kedelai menggunakan bibit unggul dan 27,26 persen menggunakan benih lokal. Namun berdasarkan sertifikasi benih yang digunakan, ternyata penggunaan benih yang bersertifikat masih di bawah 50 persen. 50 100 Persentase Petani Kedelai Menurut Kelompok Luas Panen 2.500 m2 58,37 2.500-4.999 m2 31,03 5.000-7.499 m2 8,07 7.500-9.999 m2 1,38 =10.000 m2 1,16 41 Sebanyak 53,96 persen rumah tangga masih menggunakan benih yang tidak bersertifikat, dan 46,04 persen sisanya menggunakan benih bersertifikat. Rata-rata jumlah benih yang digunakan ialah sebanyak 57,88 kghektar. Penggunaan benih paling rendah sebanyak 5 kghektar dan tertinggi ialah 160 kghektar. Dari segi angka rata-rata jumlah benih yang digunakan, penggunaan benih dalam usaha tani kedelai di Pulau Jawa sudah cukup baik karena telah berada dalam kisaran angka yang ideal yaitu 50-75 kghektar. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa lebih dari separuh 50,83 petani kedelai di Pulau Jawa menggunakan benih dalam jumlah yang tepat. Gambar 4.4. Persentase petani kedelai di Pulau Jawa menurut jumlah benih yang digunakan

4.2.3. Pupuk