paling banyak dialami oleh mahasiswa. Sesuai yang dikemukakan oleh Ajzen, faktor nonmotivasi berperan untuk mewujudkan niat dalam sebuah perilaku. Ketersediaan
sumber serat dan faktor ekonomi tersedianya uang merupakan bagian dari faktor nonmotivasi yang akan menentukan niat yang dimiliki mahasiswa untuk dapat
mewujudkan perilaku konsumsi serat sesuai kebutuhan.
6.6 Kontribusi Sikap, Norma Subyektif, Kontrol Perilaku dan Niat dalam
Terbentuknya Perilaku Konsumsi Serat pada Mahasiswa FKIK UIN Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta memiliki sikap dan
norma subyektif yang favorable dalam mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan.. Di samping itu, niat yang terbentuk pada sebagian besar mahasiswa untuk dapat
mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan juga positif. Akan tetapi, dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki level perceived behavioral control
yang rendah. Rendahnya level perceived behavioral control yang ditemukan pada mahasiswa
FKIK merupakan faktor terkuat yang melandasi mengapa mahasiswa belum dapat memiliki perilaku konsumsi serat yang belum mencukupi kebutuhan harian. Sehingga,
pada penelitian ini diketahui bahwa perceived behavioral control memiliki kontribusi yang paling besar diantara variabel lainnya yang terdapat dalam theory of planned
behavior untuk dapat mewujudkan sebuah perilaku. Seperti yang terlihat dalam bagan theory of planned behavior bagan 2.1, peran perceived behavioral control merupakan
ciri khas teori ini dibandingkan dengan theory reasoned action atau teori lainnya. Pada
bagan dapat dilihat bahwa ada dua cara atau jalan yang menghubungkan tingkah laku dengan perceived behavioral control. Cara yang pertama diwakili dengan garis penuh
yang menghubungkan perceived behavioral control dengan tingkah laku secara tidak langsung melalui perantara niat. Hubungan yang tidak langsung ini setara dengan
hubungan dua faktor lainnya dengan tingkah laku. Ajzen 2005 berasumsi bahwa perceived behavioral control mempunyai implikasi motivasional pada niat. Cara yang
kedua adalah hubungan secara langsung antara perceived behavioral control dengan tingkah laku yang digambarkan dengan garis putus-putus, tanpa melalui niat.
Besarnya kontribusi perceived behavioral contol pada perilaku konsumsi serat mahasiswa dapat terjadi, sebab perilaku makan merupakan salah satu contoh perilaku
yang tidak sepenuhnya di bawah kendali seseorang. Artinya, kontrol yang dirasakan untuk dapat mewujudkan perilaku tersebut harus memiliki faktor yang dapat
memfasilitasi hingga akhirnya perilaku makan tersebut dapat terealisasi. Dalam theory of planned behavior, perceived behavioral control adalah faktor yang sangat berperan
dalam memprediksi tingkah laku yang tidak berada di bawah kontrol penuh individu tersebut Ajzen, 2005.
Menurut Ajzen 2005, ketersediaan kesempatan dan sumber-sumber yang dimiliki merupakan faktor yang memfasilitasi sehingga dapat memperkuat munculnya perilaku.
Dengan adanya ketersediaan kesempatan tersebut, maka niat mahasiswa hingga memunculkan perilaku konsumsi serat sesuai kebutuhan harian akan semakin besar.
Ketersediaan kesempatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketersediaan makanan bersumber serat untuk dikonsumsi. Akan tetapi dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa ketersediaan makanan bersumber serat adalah hambatan utama yang
dialami mahasiswa dan mereka tidak yakin untuk dapat mengatasi hambatan tersebut. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Jakarta tidak mewujudkan perilaku konsumsi serat yang baik meskipun mereka telah memiliki sikap, norma subyektif dan niat yang positif .
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan