Kelebihan dan Kekurangan Theory of Planned Behavior

planned behavior adalah niat individu untuk melakukan perilaku tertentu. Niat diasumsikan untuk menangkap faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. Niat merupakan indikasi seberapa keras orang bersedia untuk mencoba, berapa banyak dari upaya mereka berencana untuk mengerahkan hal tersebut dalam rangka untuk melakukan sebuah perilaku. Sebagai aturan umum, semakin kuat niat untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin besar kemungkinan harus kinerjanya. Harus diperjelas, bahwa niat perilaku dapat ditemukan dalam sebuah perilaku hanya jika perilaku yang dimaksud adalah di bawah kendali kehendak, yaitu, jika seseorang dapat memutuskan pada kemauannya untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku Ajzen, 1991. Meskipun beberapa perilaku mungkin sebenarnya memenuhi persyaratan ini cukup baik, kinerja yang paling tergantung setidaknya pada tingkat tertentu pada faktor nonmotivasi seperti ketersediaan peluang dan sumber daya yang diperlukan misalnya, waktu, uang, keterampilan, kerjasama orang lain. Secara kolektif, faktor-faktor ini merupakan kontrol yang sebenarnya mewakili atas perilaku seseorang. Hingga seseorang memiliki peluang dan sumber daya yang dibutuhkan, dan bermaksud untuk melakukan perilaku tersebut, ia akan berhasil dalam melakukannya Ajzen, 1991.

2.8.6. Kelebihan dan Kekurangan Theory of Planned Behavior

Adanya berbagai penelitian yang menggunakan theory of planned behavior sebagai dasar teori, menunjukkan betapa fleksibelnya teori tersebut untuk digunakan dalam berbagai bidang kajian. Artinya, meskipun awalnya teori tersebut dicetuskan untuk memprediksi perilaku-perilaku sosial dalam kajian psikologi sosial, ternyata teori ini dapat diaplikasikan secara luas. Hal tersebut cukup dapat dimengerti, karena memang hampir tidak ada perilaku yang tidak berimplikasi sosial. Dalam penelitian-penelitian tersebut, pada umumnya para peneliti hanya menggunakan theory of planned behavior sebagai landasan teori, sebagai kerangka kerja dan atau memverifikasi teori tersebut dalam setting yang berbeda dan di tempat yang berbeda pula, untuk kemudian menyatakan bahwa teori tersebut benar adanya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Kolvereid 1996, Chiou 1998, Okun Sloane 2002, Martin Kulinna 2004, Marrone 2005, Godin dkk. 1992, Higgins Marcum 2005, Billary Philipov 2005, Tang Wong 2005 dan Kouthouris Spontis 2005. Penelitian-penelitian tersebut juga menggunakan theory of planned behavior untuk memprediksi niat perilaku tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh penggagasnya Achmat, 2010. Theory of planned behavior juga berguna untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Selain itu, teori ini berguna untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang membeli mobil baru, memilih seorang calon dalam pemilu, dan sebagainya Achmat,2010. Meskipun demikian, para peneliti tersebut tetap melihat adanya beberapa kelemahan dari theory of planned behavior sehingga perlu ditindaklanjuti dengan penelitian berikutnya. Pada umumnya mereka menyoroti tentang kesenjangan antara niat berperilaku dengan perilaku yang aktual. Misalnya, Kolvereid 1996 dan Godin dkk. 1992 yang mempertanyakan hubungan antara niat dengan perilaku aktual. Godin dkk. secara khusus mempertanyakan peran perceived behavioral control yang berkontribusi dalam memprediksi niat tetapi tidak bisa memprediksi perilakunya itu sendiri. Okun Sloane 2002 menyatakan perlunya suatu strategi memperkuat niat agar terwujud dalam perilaku nyata. Sejalan dengan pemikiran Okun Sloane, Kouthouris Spontis 2005 menyatakan perlunya menemukan alasan teoritis dan praktis mengapa niat tidak terwujud dalam perilaku aktual. Dan karenanya ia melihat bahwa perceived behavioral control yang memegang peranan penting dalam hal tersebut. Pendapat ini bertentangan dengan atau justru menjawab pertanyaan Godin dkk. Kouthouris dan Spontis kemudian menyarankan agar penelitian-penelitian berikutnya lebih difokuskan pada faktor-faktor penyela antara niat dengan perilaku aktualnya. Beberapa peneliti juga melihat pentingnya mengaitkan theory of planned behavior dengan konteks budaya, karena teori ini banyak berbicara mengenai beliefs dan norma. Misalnya Chiou 1998 dalam pembahasan penelitiannya menyampaikan pentingnya memperhatikan masalah budaya tersebut, terkait dengan budaya individualistik dan kolektivistik. Budaya sering berujud dalam bentuk tekanan sosial dan tekanan sosial yang berbeda akan berpengaruh pada berbedanya norma subjektif dan persepsi terhadap kontrol Achmat, 2010.

2.9. Kerangka Teori

Ajzen 1991 mengatakan bahwa dalam theory of planned behavior, perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Munculnya niat berperilaku ditentukan oleh tiga faktor penentu, yaitu sikap terhadap perilaku,

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Upaya perpustakaan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam negeri (fkik-UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat

0 5 104

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Determinan Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan Tahun 2013

1 18 114

Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

3 22 57

Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

5 26 95

PEGUMUMAN BEASISWA KEDOKTERAN UIN 2017

0 2 2

Penerapan Mind Map pada Mahasiswa Blok Special Topic (Pirene) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Warmadewa

0 0 7