makanan sumber serat. Sementara hasil penelitian Badrialaily 2004 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara uang saku yang diterima setiap bulan
dengan konsumsi serat makanan. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswa UIN
Jakarta, diketahui bahwa mahasiswa FKIK UIN Jakarta lebih banyak yang mengetahui tentang kebutuhan serat 52,3 dibandingkan dengan mahasiswa non FKIK 5,7.
Namun, rata-rata konsumsi serat dan persentase mahasiswa FKIK yang telah memenuhi kebutuhan serat harian lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa non FKIK. Rata-
rata konsumsi serat harian mahasiswa FKIK UIN Jakarta adalah 15,93 grhari, sedangkan rata-rata konsumsi serat harian mahasiswa non FKIK adalah 18,44 grhari.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang melandasi terbentuknya perilaku konsumsi serat di kalangan mahasiswa FKIK UIN
Jakarta dengan menggunakan teori pada tingkat intrapersonal atau individu.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
FKIK UIN Jakarta terhadap perilaku konsumsi serat sesuai kebutuhan harian? 2.
Bagaiman gambaran norma subjektif mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Jakarta dalam mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan
harian ?
3. Bagaimana gambaran persepsi kontrol perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Jakarta dalam mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan harian?
4. Bagaimana gambaran niat mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
FKIK UIN Jakarta untuk mengkonsumsi serat sesuai dengan kebutuhan harian?
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Menganalisa faktor-faktor yang melandasi terbentuknya perilaku konsumsi makanan berserat di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
FKIK UIN Jakarta dengan menggunakan theory of planned behavior.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan FKIK UIN Jakarta terhadap perilaku konsumsi serat sesuai kebutuhan harian.
2. Diketahuinya gambaran norma subjektif mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan FKIK UIN Jakarta dalam mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan harian.
3. Diketahuinya gambaran persepsi kontrol perilaku mahasiswa Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK UIN Jakarta dalam mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan harian.
4. Diketahuinya gambaran niat mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan FKIK UIN Jakarta untuk mengkonsumsi serat sesuai kebutuhan harian.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Institusi
a. Memberikan tambahan informasi tentang faktor-faktor yang melandasi
terbentuknya perilaku konsumsi serat pada mahasiswa.berdasarkan Theory of Planned Behavior.
b. Hasil analisa penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak terkait.
1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
a. Terlaksananya salah satu upaya untuk mengimplementasikan tri darma
perguruan tinggi, yaitu akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat. b.
Sebagai tambahan referensi penelitian yang berguna bagi masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat luas.
1.5.3. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan dan khasanah pengetahuan peneliti.
b. Sebagai pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
c. Media pengembangan kompetensi diri sesuai dengan keilmuan yang
diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti suatu masalah.
1.5.4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan dan dapat dijadikan data
pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.
1.6. Ruang Lingkup
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melandasi terbentuknya perilaku konsumsi serat di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan FKIK UIN Jakarta berdasarkan Theory of Planned Behavior. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2012. Penelitian dilakukan menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mengetahui makna secara mendalam tentang perilaku seseorang dalam mengkonsumsi makanan. Data yang digunakan adalah data primer
dengan teknik wawancara mendalam pada mahasiswa FKIK UIN Jakarta, berdasarkan pedoman wawanca semiterstruktur sesuai dengan theory of planned behavior.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Serat
Dibandingkan dengan protein, lemak dan karbohidrat selama ini pembahasan mengenai serat makanan sering kali terabaikan. Serat termasuk bagian dari makanan
yang tidak mudah diserap dan mempunyai fungsi penting yang tidak tergantikan oleh zat lainnya. Menurut The American Assosiation of Ceral Chemist, serat pangan merupakan
bagian yang dapat dimakan dari tanaman atau karbohidrat analog yang resisten terhadap pencernaan dan absorpsi pada usus halus dengan fermentasi lengkap atau partial pada
usus besar Joseph, 2002. Definisi lain dari serat makanan adalah zat non gizi yang berguna untuk diet. Serat makanan tidak dapat diserap oleh dinding usus halus dan tidak
dapat masuk dalam sirkulasi darah Sulistijani, 2002. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata serat yang tidak dapat dicerna tidak hanya terdiri dari selulosa, tetapi
juga lignin hemiselulosa, pentose, gum dan senyawa pektin. Oleh karena itu akhirnya digunakan istilah serat pangan dietary fiber untuk menunjukan bahwa lignin serta
karbohidrat lain yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh, termasuk ke dalamnya Muchtadi, 2001.
2.2. Kebutuhan Serat