Robert N. Entmant Penutupan, bab ini adalah bab terakhir yang berisikan mengenai

2. Murray Edelman

Menurut Edelman, apa yang kita ketahui tentang realitas atau tentang dunia tergantung pada bagaimana kita membingkai dan mengonstruksimenafsirkan realitas. Realitas yang sama bisa jadi akan mengahasilkan realitas yang berbeda ketika realitas tersebut dibingkai atau dikonstruksi dengan cara yang berbeda. Misalnya, perang bisa disebut sebagai perjuangan suci dapat juga disebut sabagai agresi. Pilihan mana yang diambil tidak hanya berkaitan dengan pilihan kata semata, tetapi mengahadirkan realitas sendiri ketika hadir di tengah khalayak. Khalayak didikte untuk memahami realitas dengan cara tertentu atau dengan bingkai tertentu. 29 3. William A. Gamson dan Andre Modigliani Framing sebagai cara bercerita atau gususan ide yang tersusun dan berkaitan dengan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. 30 Konsep framing mengacu pada perspektif dramaturgi yang dipelopori oleh Erving Goffman. Dramaturgi adalah sebuah kerangka analisis dari presentasi simbol yang memiliki efek persuasif. 31 Bisa disimpulkan bahwa dramaturgi bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak seseuai dengan apa yang diharapkan oleh media massa kepada pembaca. 29 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: Lkis, 2002, h.155. 30 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, h.192 31 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: Lkis,2002, h.95. Keberadaan di suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi dan sebagainya. Semua elemen dan struktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu yang mendukung ide sentral dari suatu berita. 32 Dalam pandangan Gamson, framing dipahami sebagai seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu. Ide sentral ini, akan didukung oleh perangkat wacana lain sehingga antara satu bagian wacana dengan bagian lain saling mendukung. Ada dua perangkat bagaimana ide sentral ini diterjemahkan dalam teks berita. Pertama, framing device perangkat framing. Perangkat framing ini ditandai dengan pemakaian kata, kalimat, grafikgambar, dan metafora tertentu. Kedua, reasoning devices perangkat penalaran. Perangkat ini berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks tersebut yang merujuk pada gagasan tertentu. Sebuah gagasan tidak hanya berisi kata atau kalimat, gagsan itu juga selalu ditandai oleh dasar pembenaran tertentu, alasan tertentu dan sebagainya. 33 32 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: Lkis,2002, h.224. 33 Ibid, h.227. Tabel II.3 Perangkat Framing William A. Gamson dan Andre Modigliani Frame Central organizing idea for making sense of relevant events, sugegesting what is at issues Framing Devices Perangkat framing Reasoning Devices Perangkat penalaran Methapors Perumpamaan atau pengandaian Roots Analisis kausal atau sebab akibat Catchprases Frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan Appeals to principle Premis dasar, kalim-klaim moral Exemplar mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian bisa teori, perbandingan yang memperjelas bingkai. Consequences Efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai Depiction Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu. Visual Images Gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan

4. Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsep dari framing yang saling berkaitan. Pertama dalam konsep psikologi. Framing dalam konsep ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Kedua, konsep sosiologis. Konsep ini lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Bingkai dipahami sebagai proses bagaimana seseorang menglasifikasikan, mengorganisasikan, dan menfsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar. Pertama, stuktur sintaksis yang berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam susunan umum berita. Struktur semantik ini dapat diamati dari berbagai bagan berita lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya. Kedua, struktur skrip yang berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik yang berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke dalam kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Keempat, struktur retoris yang berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita, bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafik, dan gambar yang dipakai bukan hanya mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca.

C. Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak menerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis. Dua fungsi media massa