Pemberitaan Kompas.com pada tanggal 5 Agustus 2013 Teks ke-

dalam ajaran Budha tidak dibenarkan membalas kejahatan dengan kejahatan. Agama Budha selalu mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia. Bahkan, kejahatan harus dibalas dengan kebaikan. “Menurut Adi, ajaran Budha tidak mengenal kejahatan dibalas dengan kejahatan. Ajaran Budha justru menganjurkan kejahatan dibalas dengan kebaikan”. 8 Dalam teks ini ada unsur pembenaran dari narasumber sebagai pihak korban. Bahwa agama yang mereka anut tidak mungkin melakukan kejahatan. Mereka selalu mengajarkan kebaikan. Dalam hal ini Kompas.com melihat peristiwa dari sisi umat Budha sebagai korban yang rumah ibadahnya menjadi sasaran ledakan bom. Treatment Recommendation, Evaluasi umat Budha agar tidak terpancing isu yang beredar. Ledakan bom yang terjadi di Vihara Ekayana sempat dikaitkan dengan isu balas dendam atas penderitaan kaum Rohingya di Myanmar. Hal ini bisa memacu munculnya konflik baru yang berkepanjangan antar umat beragama antara Islam dan Budha. Untuk itu, dalam pemberitaanya Kompas.com melalui narasumber ketua Hikmahbudhi menyatakan bahwa umat Budha harus mengevaluasi dan jangan mudah terpancing isu yang belum pasti kebenaranya. “Umat Budha diharapkan terus mengevaluasi, mencari persoalan di mana letak masalahnya dan jangan sampai terpancing.” 9 8 Tabel IV.1, No.2. 9 Ibid. Tabel IV.5 Problem Identification Menteri Agama Suryadharma Ali Causal Interpretation Pernyataan Menteri Agama Moral Evaluation Budha mengajarkan kebaikan Treatment Recommendation Evaluasi umat Budha

C. Pemberitaan Kompas.com pada tanggal 6 Agustus 2013 Teks ke-

3 Tabel IV.6 Tanggal Judul Isi Berita Sumber Berita 6 Agustus 2013 Cegah Terorisme, Pemerintah Harus Aktif Selesaikan Konflik Myanmar Pemerintah dihimbau untuk memberikan kontribusi lebih agar kasus penindasan kaum Rohingya di Myanmar cepat terselesaikan. Nurhuda Ismail Pengamat Terorisme dan Suryadharma Ali Menteri Agama Problem Identification, Masalah terorisme. Kasus ledakan yang terjadi di Vihara Ekayana dalam teks berita Kompas.com dikonstruksikan sebagai peristiwa teror yang tidak lepas dari kondisi yang terjadi di Myanmar. Yakni kasus penindasan kaum Rohingya oleh sebagian umat Budha di Myanmar. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia tentu memiliki keterikatan dengan kasus ini. Untuk itu, pemerintah diminta untuk bertindak lebih dalam upaya menghentikan konflik yang selama ini terjadi di Myanmar. Namun ternyata selama ini peran Indonesia masih belum cukup dalam memberikan konstribusi demi terselesaikanya kasus di Myanmar. Kita tahu sebelumnya bahwa bertahun-tahun lamanya kaum Rohingnya mendapat perlakuan tidak manusiawi dan juga berbagai penindasan di Myanmar. ”Indonesia yang kebijakan politiknya bebas aktif, ternyata pemerintahnya tidak cukup bersuara di ASEAN. Jadi, pemerintah Indonesia harus mulai bersikap lebih .” 10 Causal Interpretation, Kelompok radikal yang melakukan aksi teror. Melalui teks beritanya Kompas.com melakukan seleksi isu dengan menonjolkan aspek terorisme dalam kasus ledakan bom di Vihara Ekayana. Kompas.com menganggap bahwa ledakan di Vihara Ekayana dilakukan oleh kelompok radikal yang kemudian melakukan aksi teror terhadap kaum minoritas. Kaum minoritas di sini dapat diartikan sebagai umat Budha yang rumah ibadahnya menjadi sasaran aksi ledakan bom. “Hal itu juga untuk meredam kebencian kelompok radikal terhadap minoritas yang dapat berujung aksi teror isme.” 11 Dari paragraf tersebut dapat disimpulkan bahwa aksi ledakan bom yang terjadi di Vihara Ekayana merupakan aksi teror yang dilakukan kelompok radikal karena kebencian. Hal ini erat kaitanya dengan isu yang saat itu beredar, bahwa aksi pengeboman dilakukan oleh oknum 10 Tabel IV.1, No.3. 11 Ibid.. yang inging membelas dendam kepada umat Budha atas penindasan yang selama ini di alami oleh kaum Rohingya di Myanmar. Hal ini diperkuat dengan kalimat pada baris terakhir teks berita Kompas.com. “Diduga, pelaku peledakan adalah kelompok radikal Indonesia yang ingin menunjukan solidaris mereka terhadap etnis Rohingya.” Moral Evaluation, peran aktif pemerintah diharapkan mampu meredam kebencian kelompok radikal. Dalam berita yang di munculkan kali ini, Kompas.com menekankan peran pemerintah Indonesia dalam upaya menghentikan konflik etnis Rohingya di Myanmar melalui politik bebas aktif. Hal tersebut disampaikan oleh narasumber yang merupakan pengamat terorisme. Melalui narasumber tersebut, disampaikan bahwa Indonesia kurang berperan aktif dalam upaya penghentian konflik di Myanmar. Namun, pada narasumber kedua yang merupakan seorang Menteri Agama Suryadharma Ali disampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya secara maksimal agar konflik antarwarga mayoritas Budha dan minoritas muslim Rohingya di Myanmar bisa dihentikan. “Pemerintah Indonesia sudah berupaya sebatas tata kehidupan internasional dengan meminta pemerintah Myanmar untuk memperhatikan betul konflikk agama di sana. Saya yakin umat Budha Indonesia telah melakukan hal yang sama.” 12 12 Tabel IV.1, No.3. Treatment Recommendation, Pemerintah harus bersikap lebih. Hal ini terkait peran pemerintah dalam menyelesaikan konflik di Myanmar. Dua hari setelah peristiwa ledakan bom yang terjadi di Vihara Ekayana, Kompas.com memberitakan tentang ledakan bom dengan sudut pandang dari seorang pengamat masalah terorisme yakni Nurhuda Ismail. Dalam berita tersebut diangkat permasalahan tentang kurangnya pengaruh Indonesia melalui kebijakan politik bebas aktif dalam upaya menyelesaikan konflik Myanmar. “Pemerintah Indonesia disarankan lebih berperan aktif untuk menyelesaikan konflik antaragama di Myanmar.” 13 Namun menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, pemerintah Indonesia telah berupaya sebatas tata kehidupan internasional dengan meminta pemerintah Myanmar memperhatikan betul konflik di Myanmar. Di sini dapat dilihat bahwa Kompas.com memilih dua narasumber yang memiliki latar belakang yang berbeda dan juga dengan pendapat yang berbeda pula. Dari sisi seorang pengamat terorisme pemerintah Indonesia dianggap masih belum berperan aktif dalam upaya menghentikan konflik di Myanmar. Namun, Suryadharma Ali menganggap pemerintah Indonesia telah berupaya secara maksimal sebatas tata kehidupan internasional dalam upaya menghentikan konflik yang melibatkan umat Budha dan etnis Rohingya tersebut. 13 Tabel IV.1, No.3.