Manajemen dan Redaksi Republika Online

keagamaan dan terlebih kasus ledakan bom tersebut terjadi di sebuah rumah ibadah, yaitu Vihara Ekayana yang terletak di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Peristiwa ini dikaitkan dengan konflik Rohingya karena dalam bom yang diletakan di depan pintu masuk Vihara ditemukan pesan melalui sebuah kertas yang isinya menyatakan bahwa pelaku ingin melakukan pembalasan atas penderitaan kaum Rohingya yang selama ini terjadi di Myanmar. Causal Interpretation, pihak yang ingin memecah belah hubungan umat beragama. Dalam teks berita yang diturunkan Kompas.com pada tanggal 5 Agustus 2013 ini, Kompas.com menyoroti pernyataan Menteri Agama Suryadharma Ali tentang peristiwa meledaknya bom di Vihara Ekayana. Dalam teks berita tersebut dijelaskan bahwa teror bom dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin memecah belah hubungan antara umat Islam dengan Budha. Namun Suryadharma Ali dalam pernyataanya menegaskan bahwa dirinya yakin umat Islam dan Budha tidak akan terpengaruh dengan kejadian tersebut. Hal ini dijelaskan dalam petikan teks berikut: “ledakan di Vihara Ekayana nerupakan tindakan terror yang ingin membuat umat beragama terpecah belah. Namun, ia yakin kalau umat Islam dan Budha tidak akan terpengaruhh dengan kejadian sepertu itu.” 2 Selain itu Menteri Agama Suryadharma Ali juga menjelaskan bahwa pelaku pengeboman Vihara Ekayana sudah mencoreng 2 Tabel IV.1, No.1. kesucian bulan Ramadhan, mengingat ledakan bom terjadi di malam bulan Ramadhan, tiga hari menjelang hari raya Idul Fitri. Moral Evaluation, balas dendam adalah tindakan yang salah. Penemuan pesan singkat pada kertas yang ditemukan di tempat kejadian perkara membuat kejadian ini dikaitkan dengan konflik Rohingya di Myanmar.Beberapa pihak pun menduga bahwa pelaku melakukan aksi pengeboman sebagai wujud solidaritas dan dengan tujuan membalas dendam kepada umat Budha.Namun pernyataanya, Menteri Agama menegaskan bahwa solidaritas yang dilakukan pelaku dengan melakukan pengeboman di Vihara Ekayana adalah tindakan yang salah. Solidaritas yang dilakukan pelaku bukan solidaritas yang positif. Karena hal tersebut dapat memicu timbulnya permasalahan baru dan tentu saja akan mengganggu hubungan antar umat beragama di Indonesia sebagai negara yang sangat majemuk. ”Menurutnya, solidaritas yang dilakukan pelaku yang diduga membela Rohingya bukan solidaritas yang positif.Bahkan, pelaku menginginkan adanya konflik antar umat beragama.” 3 Dari penggalan teks tersebut diketahui bahwa Menteri Agama Suryadharma Ali tidak membenarkan adanya balas dendam dalam bentuk apapun, apalagi dalam bentuk kekerasan dengan melakukan pengeboman terhadap rumah ibadah agama lain. Solidaritas dengan melakukan pengeboman jelas merupakan tindakan yang salah. 3 Tabel IV.1, No.1.