Pemberitaan Republika Online pada 6 Agustus 2013 teks

munculnya aksi teror yang dikhawatirkan akan kembali terjadi. Mengingat pada kasus sebelumnya muncul isu bahwa aksi ledakan bom di Vihara Ekayana merupakan wujud solidaritas dan juga balas dendam terhadap umat Budha terkait konflik Rohingya di Myanmar. “Sementara itu, Kapolres Bogor, AKBP Asep Syarifudin menyebutkan, pihaknya telah menginstruksikan anggotanya untuk memberikan pengamanan di Vihara-vihara yang ada di Kabupaten Bogor.” 26 Tabel IV.15 Problem Identification Mewaspadai kasus teror Causal Interpretation Kasus teror dikhawatirkan akan terulang Moral Evaluation Ledakan bom di Vihara Ekayana menjadi perhatian serius. Treatment Recommendation Polres Bogor dihimbau untuk melakukan pengamanan di sejumlah Vihara.

D. Pemberitaan Republika Online pada 6 Agustus 2013 teks

keempat Tabel IV.16 Tanggal Judul Isi Berita Sumber 6 Agustus 2013 Ikatan Sarjana NU Kecam Peledakan di Vihara Ekayana Kecaman Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdathul Ulama ISNU terhadap aksi peledakan bom di Vihara Ekayana. Ali Masykur Musa Ketua Umum ISNU. 26 Tabel IV.1,No.7. Problem Identification, Kecaman Ketua Umum ISNU, Ali Masykuri Musa. Republika Online kembali mengangkat berita ledakan bom di Vihara Ekayana dua hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Seperti yang dipaparkan dalam wawancara peneliti dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, M. Irwan Arief Yanto bahwa pihaknya sebagai media online dengan komunitas Islam dan bernafaskan Islam memilih narasumber dari kelompok Islam yang memiliki pemikiran yang moderat. Hal ini bisa terlihat dari berita dengan judul “Ikatan Sarjana NU Kecam Peledakan di Vihara Ekayana. “Pemilihan narasumber tentunya dari kelompok Islam yang mempunyai pemikiran yang moderat. Seperti MUI, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, atau Ketua Nahdatul Ulama.” 27 Dari penggalan wawancara tersebut, diketahui bahwa Republika Online merupakan media yang melihat sebuah berita dari sudut pandang Islam dengan memilih narasumber-narasumber yang memiliki pemikiran Islam. Salah satunya adalah ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ISNU, Ali Masykur Musa. Dalam berita tersebut dipaparkan bahwa beliau menentang dan juga mengecam aksi peledakan bom di Vihara Ekayana. Causal Interpretation, berbuat kasar dan menghilangkan nyawa sesama makhluk Tuhan adalah salah. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan Redaktur Pelaksana Republika Online , pihaknya 27 Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, M. Irwan Arief Yanto, Jakarta 21 November 2013. mengungkapkan bahwa secara umum Republika Online mengecam aksi tersebut. Berita yang dimunculkan kepada masyarakat merupakan kecaman- kecaman yang ditujukan kepada pelaku ledakan bom di Vihara Ekayana. “Kami dalam hal ini mengutuk aksi yang dilakukan oleh para pelaku peledakan bom. Untuk itu bisa kita lihat bahwa berita yang ada di Republika Online merupakan kecaman-kecaman oleh para ulama termasuk juga narasumber lain.” 28 Dari wawancara tersebut Republika Online mencoba menggiring masyarakat untuk menolak dan juga mengecam aksi teror yang sebelumnya menimpa sebuah Vihara. Menurut Ketua Umum ISNU, Ali Masykur Musa aksi peledakan bom di Vihara Ekayana adalah tindakan yang biadab dan tidak dibenarkan dalam agama. “Apapun alasanya berbuat kasar apalagi sampai menghilangkan nyawa sesama makhluk Tuhan adalah biadab dan tidak dibenarkan menurut agama.” 29 Penggunaan kata “biadab” di sini menekankan adanya penekanan yang mengarah ke sesuatu yang negatif. Kata biadab sendiri memiliki konotasi yang buruk di masyarakat. Sehingga terdapat kesan kebencian dan juga penolakan keras terhadap para pelaku aksi ledakan bom di Vihara Ekayana tersebut. 28 Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, M. Irwan Arief Yanto, Jakarta 21 November 2013. 29 Tabel IV.1, No.8. Moral Evaluation, Peristiwa ledakan bom di Vihara Ekayana jangan sampai merusak perdamaian yang selama ini telah dibina. Beberapa saat setelah peristiwa meledaknya bom di Vihara Ekayana ditemuka pesan yang disampaikan pelaku melalui sebuah kertas yang berada di tempat kejadian perkara yang berisikan bahwa aksi ledakan yang dilakukan oleh pelaku merupakan pembalasan dendam atas konflik yang tengah dialami etnis Rohingya di Myanmar. Namun beberapa pihak menganggap bahwa hal ini merupakan bentuk provokasi dari pihak tertentu. “Jangan sampai ada nila setitik merusak susu sebelanga, apalagi ada pihak yang merekayasa dan memanfaatkan peristiwa ini untuk keuntungan pribadi atau kelompoknya.” 30 Penggalan peribahasa dalam berita tersebut dapat diartikan sebagai kekhawatiran adanya provokasi yang dapat merusak keharmonisan antar umat beragama terutama Islam dan Budha. Treatment Recommendation, kasus pengemboman harus diusut tuntas. Sama seperti pada berita-berita sebelumnya yang berisi kecaman dan juga penolakan terhadap aksi teror, dalam berita kali ini Republika Online menawarkan solusi pengusutan secara tuntas kasus ledakan bom di Vihara Ekayana. Bukan itu saja, menurut Ketua Umumu ISNU, Ali Masykur Musa, perlu adanya penyelidikan apakah kasus ledakan di Vihara Ekayan terkait dengan aksi pengeboman yang saat itu marak 30 Tabel IV.1,No.8