Pohon ”  karya  AA.  Navis  dan  cerpen  Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon
karya Kuntowijoyo terhadap pembelajaran sastra di sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu: 1.
Mendeskripsikan  bentuk  intertekstual  yang  terdapat  dalam  cerpen Robohnya  Surau  Kami  karya  AA.  Navis  dan  cerpen  Burung  Kecil
Bersarang di Pohon karya Kuntowijoyo. 2.
Mendeskripsikan  implikasi  bentuk  intertekstualitas  cerpen  Robohnya Surau Kami karya AA. Navis dengan cerpen Robohnya Surau Kami karya
AA.  Navis  dan  cerpen  Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon  karya Kuntowijoyo terhadap pembelajaran sastra di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian  ini  diharapkan  mampu  memberikan  manfaat  kepada pembaca.  Adapun  manfaat  penelitian  yang  diharapkan  dari  penelitian  ini
adalah sebagai berikut. 1.
Manfaat Teoretis Membantu  pembaca  agar  dapat  memperluas  pengetahuan  terutama  dalam
bidang bahasa dan sastra Indonesia, khususnya bagi pecinta sastra. 2. Manfaat Praktis
a Bagi Pembaca dan Pecinta Sastra
Dapat digunakan pembaca dan pecinta sastra sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lain dalam menganalisis studi interteks.
b Bagi Mahasiswa
Membantu mahasiswa untuk menemukan gagasan atau ide yang kreatif di masa mendatang.
c Bagi Dunia Pendidikan
Dapat digunakan guru bahasa dan sastra di sekolah sebagai bahan ajar. d
Bagi Peneliti
Membantu  peneliti  memperkaya  pengetahuan  dan  wawasan  mengenai dunia bahasa dan sastra Indonesia.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam mengkaji intertekstual cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A.
Navis dengan cerpen “Burung Kecil Bersarang di Pohon” karya Kuntowijoyo
digunakan  metode  kualitatif.  Penelitian  kualitatif  mempertahankan  hakikat nilai-nilai
2
.  Metode  kualitatif  memberikan  perhatian  terhadap  data  ilmiah. Data  berhubungan  dengan  konteks  keberadaan  melibatkan  sejumlah  besar
gejala sosial yang relevan. Penelitian  kualitatif  deskriptif  merupakan  penelitian  yang  menyajikan
temuannya dalam bentuk deskripsi kalimat yang rinci, lengkap dan mendalam mengenai  proses  mengapa  dan  bagaimana  sesuatu  terjadi.  Pengkajian
deskriptif  menyarankan  pada  pengkajian  yang  dilakukan  semata-mata  hanya berdasarkan  pada  fakta  atau  fenomena  yang  secara  empiris  hidup  pada
penuturnya  sastrawan.  Artinya  yang  dicatat  dan  dianalisis  adalah  unsur- unsur dalam karya sastra seperti apa adanya.
Jenis  penelitian  pada  penelitian  ini  adalah  penelitian  dasar  yang memfokuskan pada deskripsi tentang hubungan interteks pada cerpen. Dengan
demikian, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
2. Objek Penelitian
Objek  penelitian  adalah  unsur-unsur  yang  bersama-sama  dengan  sasaran penelitian  membentuk  data  dan  konteks  data.  Objek  penelitian  itu  penting
bahkan  merupakan  jiwa  penelitian,  apabila  objek  penelitian  tidak  ada,  maka tentu saja penelitan tidak akan pernah ada. Objek dalam penelitian ini adalah
hubungan  intertekstual  dalam  cerpen “Robohnya  Surau  Kami”  karya  A.A.
Navis dengan cerpen “Burung Kecil Bersarang di Pohon” karya Kuntowijoyo.
2
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hlm. 47
3. Data dan Sumber Data
a Data
Data  penelitian  sastra  adalah  kata-kata,  kalimat,  dan  wacana.  Adapun data penelitian ini adalah data yang berupa kata, kalimat, dan wacana yang
terdapat dalam cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis dengan
cerpen “Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon”  yang  diklasifikasikan  sesuai
dengan  analisis  yang  dikaji  yaitu  hubungan  intertekstual  dalam  cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis dengan cerpen “Burung Kecil
Bersarang di Pohon ” karya Kuntowijoyo.
b Sumber Data
Sumber  data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  sumber  data  primer dan  data  sekunder,  adapun  data  yang  diperoleh  dari  sumber  data  tersebut
adalah sebagai berikut: 1
Sumber Data Primer Sumber  data  primer  adalah  sumber  data  utama,  sumber  asli.
Sumber data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus. Sumber primer dari
penelitian  ini  yaitu  cerpen “Robohnya Surau Kami” dalam kumpulan
cerpen  berjudul  Robohnya  Surau  Kami  karya  AA.  Navis  terbitan Gramedia  Pustaka  Utama,  tahun  2010,  v+142  halaman  dan  cerpen
“Burung Kecil Bersarang di Pohon” dalam kumpulan cerpen berjudul Dilarang Mencintai Bunga-bunga karya Kuntowijoyo terbitan Pustaka
Firdaus, tahun 1996, xvii+202 halaman. 2
Sumber Data Sekunder Sumber  data  sekunder  merupakan  data  kedua.  Selain  itu  data
sekunder  merupakan  data  yang  berhubungan  dengan  penelitian  yang telah dilakukan. Data sekunder membantu peneliti dalam menganalisis
data  primer  dalam  sebuah  penelitian  berupa  artikel-artikel  di  situs internet  on  line  ataupun  dalam  artikel  koran  yang  berhubungan
dengan  objek  penelitian  yang  difokuskan  pada  A.A.  Navis  dan Kuntowijoyo.
3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  teknik  pustaka  dan  catat.  Teknik  pustaka  yaitu  studi  tentang
sumber-sumber  yang  digunakan  dalam  penelitian  sejenis,  dokumen yang  digunakan  untuk  mencari  data-data  mengenai  hal  atau  variabel
yang  berupa  catatan,  transkrip,  buku,  majalah,  gambar,  dan  data-data yang  bukan  angka.  Teknik  simak  adalah  suatu  metode  pemerolehan
data yang dilakukan dengan cara menyimak suatu penggunaan bahasa. Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  pembacaan  dan  penyimakan
cerpen “Robohnya  Surau  Kami”  dan  “Burung  Kecil  Bersarang  di
Pohon ”  secara  cermat,  terarah,  dan  teliti.  Pada  saat  melakukan
pembacaan  tersebut  peneliti  mencatat  data-data  yang  berhubungan dengan intertekstual yang ditemukan dalam kedua novel tersebut.
Setelah  itu  barulah  peneliti  mencocokan  dengan  materi pembelajaran  dan  kurikulum  di  sekolah.  Dalam  pembelajaran  di
sekolah  baik  SMPSMA  terdapat  materi  pelajaran  mengenai  unsur- unsur intrinsik dan ekstrinsik.
4 Teknik Analisis Data
Analisis  data  dalam  penelitian  kualitatif  dilaksanakan  secara  terus menerus,  sejak  pengumpulan  data  di  lapangan  sampai  waktu  penulisan
laporan  penelian.  Hal  ini  dikarenakan  pengumpulan  data  sebagai  jalan menuju  terciptanya  penulisan  laporan  penelitian  yang  dilakukan.  Analisis
data  merupakan  kegiatan  yang  berjalan  dari  awal  hingga  akhir  penulisan penelitian yang berlangsung terus menerus.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pembacaan  heuristik  dan  hermeneutik.  Pembacaan  heuristik  merupakan
cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik. Pembacaan heuristik
dapat  juga  dilakukan  secara  struktural.  Pembacaan  ini  berasumsi  bahwa bahasa  bersifat  referensial  artinya  bahasa  harus  dihubungkan  dengan  hal-
hal nyata. Pembacaan hermeneutik atau retroaktif merupakan kelanjutan dari
pembacaan heuristik untuk menyampaikan makna. Metode ini merupakan cara  kerja  yang  dilakukan  oleh  pembaca  dengan  bekerja  secara  terus-
menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Jadi, penafsiran disampaikan lewat bahasa, bukan bahasa itu sendiri.
Karya  sastra  perlu  ditafsirkan  sebab  di  satu  pihak  karya  sastra  itu  terdiri atas  bahasa,  di  pihak  lain,  di  dalam  bahasa  sangat  banyak  makna  yang
tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan.
3
Langkah  awal  analisis  cerpen “Robohnya  Surau  Kami”  dan
“Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon”  yaitu  memaparkan  strukturalnya dengan  menggunakan  metode  pembacaan  heuristik,  pada  tahap  ini
pembaca  dapat  menemukan  arti  atau  makna.  Tahap  ini  juga mengungkapkan  satu  persatu  hasil  analisis  struktural  masing-masing
cerpen,  sehingga  dapat  diketahui  struktur  yang  membangun  cerpen “Robohnya Surau Kami” dan “Burung Kecil Bersarang di Pohon”.
Selanjutnya  dilakukan  pembacaan  hermeneutik,  yaitu  peneliti bekerja  secara  terus  menerus  lewat  pembacaan  teks  sastra  secara  bolak-
balik  dari  awal  sampai  akhir.  Cerpen “Robohnya  Surau  Kami”  adalah
cerpen  yang  pertama  dibaca  secara  terus  menerus,  bolak-balik  dari  awal sampai akhir. Kemudian cerpen
“Burung Kecil Bersarang di Pohon” yang dibaca  secara  terus  menerus,  bolak-balik  dari  awal  sampai  akhir,  hal  ini
bertujuan  untuk  mengungkapkan  hubungan  interteks  pada  cerpen “Robohnya  Surau  Kami”  dan  “Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon”  yang
3
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hlm. 45
lebih  difokuskan  pada  transformasi  dalam  tema,  tokoh,  latar  tempat,  dan masalah agama kedua cerpen.
H. Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  relevan  memuat  penelitian-penelitian  terdahulu  yang relevan  dengan  topik  penelitian.  Penelitian-penelitian  tersebut  diuraikan
sebagai  berikut:  Analisis  mengenai  cerpen “Robohnya  Surau  Kami”
sebelumnya  telah  dilakukan,  antara  lain  oleh  Siswo  Harsono  2009  yang berjudul
“Kontestasi  Kesalehan  Ritual  Versus  Sosial  Kritik  Sosial  terhadap Praktik Keberagamaan
”.
4
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa  kesalehan ritual  merupakan  representasi  dari  masyarakat  Minangkabau  yang  religius.
Sedangkan  kesalehan  sosial  yang  diwujudkan  dalam  bekerja  merupakan representasi  dari  masyarakat  pedagang.  Si  kakek  penjaga  surau  hidup  dalam
habitus  meminjam  istilah  Bourdieu  religius  yang  selalu  beribadah  secara ritual.  Sedangkan  Ajo  Sidi  yang  selalu  merantau  hidup  dalam  habitus  sosial
yang  selalu  bekerja.  Bagi  masyarakat  religius,  cerita  keagamaan  merupakan tuntunan  kehidupan.  Bagi  masyarakat  perantau,  cerita  dari  berbagai  tempat
yang  identik  dengan  bualan  menjadi  bahan  hiburan.  Dalam  kontestasi  kedua habitus  itulah  masyarakat  Minangkabau  yang  ritual  dikalahkan  oleh  yang
sosial, beribadah dikalahkan oleh bekerja. Anwar 2007 dalam analisisnya “Cerpen-cerpen Kuntowijoyo: Dialektika
Dua  Dunia”,
5
hasil  penelitiannya  menyatakan  bahwa  pola  cerita  dalam “Burung  Kecil  Bersarang  di  Pohon”  mengingatkan  kita  pada  cerpen
“Robohnya  Surau  Kami”.  Baik  Navis  maupun  Kuntowijoyo  agaknya  ingin
menegaskan  bahwa  ibadah  sosial  humanisasi  dan  liberasi  sama  pentingnya dengan ibadah ritual kepada Tuhan trasendensi.
Bambali 2007 mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam skripsinya  yang  berjudul  Intertekstual  Novel  Geni  Jora  Karya  Abidah  El
4
Siswo Harsono, “Kontestasi Kesalehan Ritual Versus Sosial Kritik Sosial Terhadap Praktik Keberagamaan”, dalam http:staff.undip.ac.id diunduh pada 2009
5
Wan Anwar, Kuntowijoyo: Karya dan Dunianya, Jakarta: PT Grasindo, 2007, hlm. 127
Khalieqy dengan Novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisyahbana.
6
Hasil  penelitian  skripsinya  menunjukkan  terdapat  persamaan  tema  utama dalam  novel  Layar  Terkembang  dan  novel  Geni  Jora,  yaitu  perjuangan
perempuan  untuk  memperoleh  kesamaan  hak  dengan  laki-laki  harus mengubah  pemikiran  dan  pandangannya  tentang  sikap  perempuan.  Watak
tokoh  utama  juga  memiliki  persamaan,  antara  lain  suka  membaca,  pandai, kejam,  pemarah,  tegas,  semangat,  dan  pemberani.  Begitu  pula  dengan  tokoh
tambahan pada kedua novel yang mempunyai lebih banyak persamaan, antara lain  pada  tokoh  Yusuf  dengan  Zakky  yang  kekanak-kanakan,  intelek,
petualang,  dan  romantis,  tokoh  Maria  dengan  Elya  tegas,  tokoh  Lola  dengan Ratna  yang  cekatan  dan  pandai,  dan  ayah  Tuti  dengan  ayah  Kejora,  seorang
yang  bijaksana  dan  religious.  Jadi,  kesimpulannya  novel  Geni  Jora  menjadi teks  transformasi,  mempunyai  persamaan  dengan  novel  Layar  Terkembang
yang menjadi hipogramnya. Persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya  adalah  pengkajian  dilakukan  pada  karya  sastra  berupa  cerpen, yaitu Robohnya Surau Kami dan Burung Kecil Bersarang di Pohon, selain itu
persamaan juga tampak dalam pengkajian intertekstual. Adapun perbedaannya adalah  peneliti  akan  melakukan  penelitian  untuk  mengungkapkan  hubungan
intertekstual antara cerpen dengan cerpen, sedangkan cerpen yang akan dikaji hubungan  intertekstualnya  adalah  cerpen  Robohnya  Surau  Kami  dan  Burung
Kecil Bersarang di Pohon.
6
Bambali, “Intertekstual Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dengan Novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisyahbana
”, Skripsi pada  Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2007
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Cerpen