yang lebih stabil dari pada remaja awal. Steinberg, 1990, Gunarsa ; Offer Howard dalam Hapsari, 2001 dalam Dewi Maulina, 2004
2.4 Hubungan Konsep Diri Dengan Kecenderungan Berperilaku Bullying
Siswa SMAN 70 Jakarta
Hubungan konsep diri dengan kecenderungan berperilaku bullying terlihat dari apa yang sudah dipaparkan di atas. Konsep diri juga berhubungan dengan
komunikasi interpersonal antar individu. Mereka senior melakukan itu karena adanya rasa ingin dihargai dan dihormati oleh juniornya. Di sini akan berpengaruh
terhadap konsep diri baik dari senior maupun junior.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bullying dengan perilaku senioritas pada remaja mempunyai hubungan satu sama lain. Bullying merupakan
tindak kekerasan yang dilakukan dan biasanya remaja terutama SMA yang sedang dalam masa pencarian jati dirinya, mereka haus akan kehormatan, yang
mengharuskan adik kelasnya menghormati kakak kelasnya yang terkadang melalui cara kekerasan yang biasa disebut senioritas. Dan senioritas itu
dipengaruhi oleh agresivitas remaja yang berlebihan, yang tidak dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sebenarnya bullying tidak hanya meliputi
kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, menampar, memalak, dll. Tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal, seperti memaki, mengejek, menggosip,
dan berbentuk kekerasan psikologis, seperti mengintimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan. Berdasarkan sebuah survei terhadap perlakuan bullying,
sebagian besar korban melaporkan bahwa mereka menerima perlakuan pelecehan
secara psikologis diremehkan. Kekerasan secara fisik, seperti didorong, dipukul, dan ditempeleng lebih umum di kalangan remaja pria.
Dan itu semua berhubungan dengan konsep diri remaja tersebut. Di mana kebanyakan memiliki konsep diri yang negatif, yaitu tidak dapat mengakui
kelemahan yang ada dalam dirinya. Itu juga dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan sekitar yang selalu mendukung mereka melakukan itu semua.
Dengan melihat konsep diri seseorang melalui tingkah lakunya, maka kita dapat mengetahui bahwa orang yang memiliki konsep diri yang negatif cenderung
memiliki rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal – hal yang baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh,
rendah diri, merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak perilaku lainnya. Sebaliknya orang yang konsep dirinya positif
akan selalu optimis, berani mencoba hal – hal baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup,
bersikap dan berfikir positif, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang handal. Gunawan, 2005 dalam Siti Homsiah, 2009
2.5 Kerangka Berfikir