lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang dibaca. Salah satu penyebab rendahnya motivasi karena tidak tahu apa yang ingin diperoleh
dari bahan bacaan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah seperti seorang pengendara yang terus berjalan tetapi tidak tahu hendak kemana tujuan yang akan
dicapai.
16
Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh baik secara nalar maupun emosional. Jika
memiliki otak yang cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, dapat memahami materi dengan mudah. Akan tetapi, motivasi yang membantu untuk mempertahankan
pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk menikmati suatu bahan bacaan.
17
c. Khawatir tidak memahami materi yang dibaca
Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang hendak dibaca. Khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan nanti tidak bisa dipahami.
Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi kenyataan jika terus dibawa ketika membaca. Kekhawatiran bahwa tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya
akan benar-benar menjadi kenyataan. Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri sendiri
bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti tidak
16
Ibid. 39
17
Ibid. 43
bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan berlubang oleh tetesan air yang terus-menerus.
18
d. Kebiasan buruk dalam membaca
Hal terakhir yang kita bahas dalam hambatan membaca adalah kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang. Kebiasaan buruk dalam membaca jika terus dipelihara
akan membuat kecepatan membaca terganggu.
19
Banyak orang memiliki kebiasaan buruk dalam membaca sehingga memperlambat kecepatan termasuk membuat tingkat pemahaman lebih rendah.
Hambatan tersebut diantaranya:
1 Vokalisasi : Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang dibaca.
Dengan demikian, kecepatan membaca akan sama dengan kecepatan berbicara. Tingkat vokalisasi ini berbeda pada tiap-tiap orang termasuk
tinggi rendahnya bunyi yang yang dilafalkan. Kebiasaan vokaliasasi penulis duga muncul ketika pertama belajar membaca dan diminta melafalkannya.
Untuk mengatasinya, tiuplah bibir seperti bersiul ketika membaca dan letakan tangan di leher untuk meyakinkan bahwa tidak ada getaran.
20
2 Subvokalisasi : Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tetapi di hati.
Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.
18
Ibid. 45
19
Ibid. 44
20
Mohamad Yunus, at. al., Bahasa Indonesia Tim Penulis Bahas Indonesia UT- ASMI, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, ed. 2, cet. Ke-3, hlm. 2.20
Untuk mengatasinya, usahakan melebarkan jangkauan mata sehingga fiksasi pandangan mata dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap
idenya daripada melafalkannya.
21
3 Gerakan bibir : Ada juga yang tidak bersuara, tetapi bibir seperti orang
berbicara dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua kebiasaan buruk yang kita bahas.
Untuk mengatasinya, yaitu: a Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut;
b Kunyahlah permen; c Ucapkan berulang-
ulang, „satu, dua, tiga‟ atau „tu, wa, ga‟.
22
4 Gerakan kepala : Banyak orang ketika membaca kepalanya ikut bergerak
mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya.
Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata.
Untuk mengatasinya, yaitu: a Letakan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca; b Peganglah dagu seperti memegang jenggot;
c Letakan ujung-ujung telunjuk jari di hidung, sehingga bila kepala bergerak akan segera menyadarinya dan dapat menghentikannya.
23
21
Ibid. 2.22
22
Ibid. 2.20
5 Regresi : Pernahkah membaca suatu kalimat atau paragraf kemudian tidak
yakin dengan isinya atau merasa kurang paham kemudian balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut. Bayangkan jika dalam satu
halaman saja melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah terbuang.
Untuk mengatasinya, yaitu: a Tanamkan kepercayaan diri, jangan berusaha menghapal dan mengerti setiap
kata atau kalimat pada paragraf itu jangan terpaku pada detail. Teruskan saja baca, jangan ikuti godaan untuk kembali ke belakang;
b Puasatkan perhatian pada bahan bacaan, bila ada yang tertinggal, tinggalkan saja
c Bacalah terus sampai kalimat selesai. Apa yang tertinggal nanti akan muncul lagi dan akan Anda temui lagi. Tak ada alasan untuk mengecek ke
belakang.
24
Setelah kita mengetahui hambatan membaca cepat yang telah dipaparkan di atas, mulailah kita menghilangkan hambatan tersebut satu per satu agar kita bisa
menjadi pembaca yang cepat dan tepat. Kita harus sadari ketika kebiasaan itu masih terbawa, kita tidak akan dapat meningkatkan kemampuan membaca.
6. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat