Hubungan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan perilaku prososial siswa SMPN 10 Tangerang

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII

SMP TERPADU DARUL ‘AMAL SUKABUMI DENGAN TEKNIK

SKIMMING TAHUN AJARAN 2011-2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Nuryati 107013000091

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuryati

Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Maret 1987

NIM : 107013000091

Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012

Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

Mahasiswa Ybs.

Nuryati


(3)

ABSTRAK

Nuryati 107013000091, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII D SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012

Penelitian ini berawal dari rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal; (2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik skimming.

Oleh karena itu, melalui penelitian secara khusus ingin mencapai tujuan penelitian antara lain: (1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik

skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal; (2) Mendeskripsikan

perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi permasalah yang ada di dalam kelas. Metode yang dilakukan peneliti terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi. Dan terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb semeta alam yang telah melimpahkan nikmatnya pada kita dengan mengutus Nabi Saw yang agung, dan memerintahkan kita mengikuti akhlak belau yang mulia agar kita menjadi orang-orang yang mulia dan beruntung memperoleh Ridho Allah dari hari pembalasan nanti.

Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kehariban sang penuntun yang mendidik dan membawa kita dari gelapannya kemusyrikan menuju cahaya tauhid yang demikian benderang. Dialah Nabi Muhammad Saw yang jujur lagi terpercaya.

Meskipun melalui banyak hambatan yang dialami penulis dalam penyusunan skripsi ini, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan terutama dana yang tak mungkin dilukiskan dengan kata-kata. Namun dengan keuletan dan kesungguhan akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagaimana orang bijak mengatakan bahwa setiap perjuangan pasti ada pengorbanan, meski tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril yang hikmahnya dapat penulis rasakan maupun materil yang penulis bergantung padanya. Untuk semua itu penulis dapat menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak, terutama penulis ingin menyampaikan kepada:

1. Nurlena Rifa‟i, M.A. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, petunjuk serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan.


(5)

5. Seluruh staf perpustakaan utama dan staf perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan staf perpustakaan Universitas Terbuka. Atas tersedianya buku-buku yang dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga Besar Pondok Pesantren Terpadu Darul „Amal Sukabumi, khusunya Kepala Sekolah, bagian Kurikulum, guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, dan staf SMP-T yang telah memberikannya waktunya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Efendi dan mamah Neneng tersayang, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk terus maju meraih kesuksesan, dan selalu memberikan kasih sayangnya kepada penulis sampai detik ini (mah, pak ini adalah persembahan atau hadiah berharga dari Eteh). Maafkan Ananda belum bisa membalas pengorbanan semuanya, semoga Allah Swt senantiasa memberikan curahan Rahmat dan Kasih sayang-Nya kepada mereka. Amin.

8. Mamah H. Ai Nurani tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Apih Dudung sareng Mimih Nurhayati sakulawargi yang senantiasa dengan sabar mendidik, membesarkan, memotivasi dan memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga dan tak pernah putus.

9. Saudara-saudaraku tercinta, Bi Siti Rohmah sareng amang Firman yang selalu senantiasa penulis repotkan pada saat penulis kekurangan materi. 10. Beh Sayidah sareng mang Rusman, yang selalu memotivasi penulis untuk

tetap semangat.

11. Wa Een sareng Wa Asep, Wa Eulis yang selalu memberikan motivasi dan kasih sayang yang hingga penulis untuk terus maju dan selalu semangat.


(6)

12. Buat Aa ku tercinta Neng ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karena Aa tidak pernah berhenti memotivasi dan menyemangati Neng. Love You sayang.

13. Adik-adikku Sayang Siti Kodariah, Siti Jahrah, dan Deris, keluarga besar dari Mamah dan keluarga besar dari Bapak yang selalu mendoakan penulis siang dan malam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 14. Sahabat-sahabatku Elis, Mbk Indah, Rasdi, Mas Kris, Eva, Maya, dan Leli

yang tak henti-hentinya menemani, menghibur, memotivasi penulis ketika penulis dalam kesulitan, semoga persahabatan kita tidak pernah putus ditelan waktu. Teman-teman PBSI angkatan 2007 khususnya kelas A, dan Teman-teman ILMIDA. Juga buat teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dengan demikian, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Jakarta, September 2011


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS A. Landasan Teoretis ... 9

B. Kajian Pustaka ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 33

B. Tempat Penelitian... 33

C. Desain Penelitian ... 33

D. Instrumen Penelitian... 38

E. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang Sekolah ... 43

B. Hasil Penelitian ... 46


(8)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 94 B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar subjek penelitian ... 31

Tabel 2. Kategori penilaian pemahaman membaca cepat ... 39

Tabel 3. Pedoman penilaian kecepatan membaca ... 39

Tabel 4. Hasil kecepatan membaca prasiklus ... 47

Tabel 5. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat prasiklus ... 48

Tabel 6. Hasil kecepatan membaca siklus I ... 49

Tabel 7. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat siklus I ... 50

Tabel 8. Hasil observasi aspek positif siklus I ... 52

Tabel 9. Hasil observasi aspek negative siklus I ... 54

Tabel 10. Hasil kecepatan membaca siklus II ... 59

Tabel 11. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat siklus II ... 66

Tabel 12. Hasil observasi aspek positif siklus II ... 67

Tabel 13. Hasil observasi aspek negative siklus II ... 71

Tabel 14. Peningkatan kecepatan membaca teks ... 82


(10)

DAFTAR BAGAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aktivitas siswa membaca cepat siklus I ... 61

Gambar 2. Aktivitas siswa menghitung kecepatan membaca siklus I ... 62

Gambar 3. Aktivitas siswa menjawab soal siklus I ... 62

Gambar 4. Aktivitas siswa saat mengisi jurnal siklus I ... 63

Gambar 5. Aktivitas siswa membaca cepat siklus II ... 78

Gambar 6. Aktivitas siswa menghitung kecepatan membaca siklus II ... 79

Gambar 7. Aktivitas siswa menjawab soal siklus II ... 79

Gambar 8. Perbandingan aktivitas siswa membaca cepat ... 91

Gambar 9. Perbandingan aktivitas siswa menghitung kecepata membaca 92 Gambar 10. Perbandingan aktivitas siswa menjawab soal... 99


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat memberikan harapan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Berbagai cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia seperti adanya Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP) yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pembelajaran membaca sebagai bagian dari pembelajaran bahasa yang mengalami perkembangan dari masa ke masa, seperti di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Pembelajaran membaca harus diperhatikan kebiasaan cara berpikir teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai suatu proses yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah.

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa di samping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara. Cara yang akan ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kempetensi dan kompetensi dasar.


(13)

Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan isi bacaan dari apa yang ditulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya.

Menurut Enderson dalam bukunya Cahyani, dkk dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording

and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru

melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (oral language meaning) yang mencakup perubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.1

Membaca adalah suatu kegiatan berinteraksi dengan teks dan menerka isi teks yang dibaca. Untuk dapat melaksanakan proses berinteraksi dan menerka isi teks secara efektif dan efisien, diperlukan sejumlah pengetahuan. Membaca juga merupakan proses pemecahan masalah, yang aktif dan bukan keterampilan bahasa yang pasif, tetapi keterampilan yang aktif.

Kemampuan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang diajarkan dan berkonsekuensi diteskan, kepada pembelajar bahasa. Bersama dengan kemampuan menyimak, kemampuan membaca tergolong kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media penyampaiannya. Kemampuan menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan memahami bahasa lisan, sedangkan kemampuan membaca untuk bahasa tulis. Banyak cara yang distandarkan

1

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: UPI Press, 2007), hlm. 9


(14)

untuk mengukur kemampuan membaca. Sejumlah teknik pengukur kemampuan membaca yang sering dipergunakan antara lain adalah dengan mempergunakan bentuk betul-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan, dan lain-lain.2

Membaca merupakan hal yang penting atau hal yang paling mendasar dalam dunia pendidikan. Karena membaca merupakan proses memperoleh informasi atau wawasan dari buku yang dibaca terutama buku mata pelajaran. Jadi, tanpa membaca tidak akan memperoleh informasi yang dapat menambah wawasan siswa.

Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih. Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung pada sikap, tingkat keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih.

Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman. Seseorang dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat, tetapi sedikit memahami bacaan, maka tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat. Adapun seorang mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki pemahaman yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu ingatannya, sehingga harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat, dan kata-kata yang telah dibacanya.

Teknik membaca yang dipilih sangat bergantung pada tujuan membaca. Baik

skimming maupun scanning merupakan teknik membaca yang khusus diperlukan

dalam membaca cepat dan efektif. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan

2

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. Ke-1, hlm. 246-247


(15)

membaca yang lebih menyeluruh yang memerlukan penglihatan menyeluruh dan memerlukan kompetensi yang khusus. Sedangkan teknik membaca scanning merupakan kegiatan membaca yang terbatas, karena hanya pencari informasi yang spesifik. Walaupun demikian, kedua teknik ini bisa dipakai dalam waktu yang bersamaan, dan yang akan penulis bahas yaitu, teknik skimming.

Dalam pembelajaran terutama mata pelajaran bahasa Indonesia, untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) evaluasi siswa tidak berdasarkan satu aspek saja melainkan ada empat aspek berbahasa yaitu aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Jadi, empat keterampilan berbahasa ini dievaluasikan kepada siswa.

Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.3 Oleh karena itu, para siswa perlu dilatih secara intensif, teratur, dan berkesinambungan dalam kegiatan membaca untuk melakukan kegiatan yang aktif dan dapat merangsang pola pikir mereka.

Dari survei pendahuluan yang penulis laksanakan meliputi observasi dan wawancara dengan guru dan siswa di kelas VIII SMP-T Darul „Amal untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi siswa, diperoleh data keadaan siswa dan kemampuan siswa, karateristik siswa, dan keinginan siswa sebagai berikut.

3

Novi Resmini, Yayah Churiyah, dan Nenden sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori da Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2008), hlm. 93


(16)

Pertama, berdasarkan wawancara dengan siswa menyatakan pernah belajar membaca cepat namun mereka belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu teknik. Guru masih menerapkan proses pembelajaran konvensional yaitu guru berceramah dan siswa mengerjakan tugas. Guru hanya mengajarkan siswa untuk membaca tanpa disertai dengan teknik yang dapat memudahkan siswa untuk membaca dengan cepat serta dapat menemukan memahami bacaan dengan cepat pula. Kedua, berdasarkan keterangan guru dan hasil observasi, kemampuan membaca siswa masih dalam tahap per kata dan kalimat. Ketiga, berdasarkan keterangan guru, siswa jika diberi pelajaran membaca tampak kurang berminat dan kurang tertarik dengan bacaan yang disajikan. Keempat, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, mereka ingin pembelajaran yang menyenangkan. Selama ini siswa menganggap pembelajaran membaca membosankan.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan rendahnya kemampuan membaca cepat yang dapat diidentifikasi berikut ini.

1. Siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal dalam pembelajaran membaca cepat teks masih dikatakan rendah dan hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa.

2. Faktor dari guru, yaitu (a) Penjelasan materi yang disampaikan guru sulit dipahami oleh siswa; (b) Tidak pernah menggunakan teknik dalam pembelajaran membaca cepat sehingga kurang menarik dan membosankan.


(17)

3. Faktor dari siswa, yaitu (a) Kurang minat siswa untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia; (b) Kurangnya pemahaman siswa tentang hakikat membaca cepat yang sebenarnya; (c) Kurangnya latihan membaca sehingga siswa belum bisa membaca cepat teks.

Untuk mengatasi masalah pertama yang terdapat pada guru, sebaiknya metode atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Selain itu, guru lebih banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta memberikan kesempatan untuk bertanya.

Sedangkan, untuk mengatasi masalah faktor pada siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, karena menganggap pelajaran tersebut membosankan dan banyak siswa yang meremehkan, karena tanpa belajar pun mereka sudah dapat berbahasa Indonesia. Untuk mengubah anggapan yang demikian, guru sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka.

C.Batasan Masalah

Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan, permasalahan penelitian ini dibatasi pada kemampuan membaca cepat pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal perlu dikaji karena nilai akademis mereka masih di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru. Guru selama ini hanya menggunakan metode ceramah yang membosankan sehingga tidak menggugah minat siswa untuk membaca sehingga siswa merasa jenuh belajar yang sifatnya monoton.


(18)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal Tahun ajaran 2011-2012?

2. Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal Tahun ajaran 2011-2012 .

2. Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis setelah dilakukannya latihan membaca cepat melalui pembelajaran siklus adalah menambah khasanah pengembangan pengetahuan membaca cepat. Selain itu, mengembangan teori pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.


(19)

Manfaat praktis, bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam pemilihan teknik yang relevan dengan materi pelajaran. Bagi siswa, memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Manfaat bagi pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORETIS DAN KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teoretis

Teori-teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian ini, terdiri atas teori yang berkenaan dengan memabaca cepat untuk memperoleh inti atau gagasan dalam teks yang dibaca dan termasuk di dalamnya dengan menggunakan teknik skimming. Berikut ini, uraian masing-masing teori yang relevan dengan penelitian membaca cepat dalam membaca buku teks dengan teknik skimming.

1. Hakikat Membaca

Menurut KBBI membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau atau hanya dalam hati).4

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar menghafal tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, prikolinguistik, dan meta kognitif. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.5

Menurut Goodman dalam Alfin, membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis.6

4

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), ed. Ke-4 hlm. 109

5

Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2 PGKSD, UNNES. 2006, hlm. 4

6

Jauharoti Alfin, dkk. Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program For Islamic Schools, 2008) ed. 1 paket 7, hlm. 7-10


(21)

Menurut Syafi‟ie dalam Alfin, membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan proses psikologis dimulai ketika indra visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem saraf.7

Jadi, membaca adalah suatu kegiatan yang berinteraksi dengan teks dan menerka isi teks yang dibaca. Melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pikiran, pemahaman, daya khayal, dan pemecahan masalah.

2. Proses Membaca

Menurut Burns dalam Prambudi, proses membaca meliputi sembilan aspek, yaitu:

a. Aspek sensori

Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan. b. Aspek perseptual

Anak mengenali rangkaian simbol tertulis, baik berupa kata, frasa, atau kalimat kemudian memberi makna dengan menginterpretasikan teks yang dibacanya.

c. Aspek urutan

Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

7


(22)

d. Aspek pengalaman

Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang dihadapi dalam membaca.

e. Aspek berpikir

Anak membuat simpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami bacaan tersebut.

f. Aspek pembelajaran

Anak belajar membaca dalam kegiatan pembelajaran. g. Aspek asosiasi

Anak mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna. h. Aspek afektif

Kegiatan memusatkan perhatian anak, membuktikan kegemaran membaca dan menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.

i. Aspek pemberian gagasan

Anak memberikan gagasan atau pendapat tentang teks yang telah mereka baca.8

3. Jenis-jenis Membaca

Ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara pembaca, membaca dapat dibagi dua yaitu:

8

Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2 PGKSD, UNNES. 2006, hlm. 5-6


(23)

a. Membaca nyaring, membaca bersuara, atau membaca lisan (oral reading). Cara ini dilakukan ketika belajar membaca sewaktu di sekolah dasar, deklamasi puisi, membaca naskah pidato, dan ikrar.

b. Membaca dalam hati (silent reading). Cara ini dilakukan ketika membaca buku, surat kabar, atau majalah. Tujuan membaca dalam hati adalah agar si pembaca mampu memahami isi bacaan dengan baik dan cepat.

Pada saat membaca dalam hati, yang kita gunakan adalah:

1. Mata digunakan untuk melihat dan menyapu halaman-halaman yang dibaca dengan cepat.

2. Ingatan berperan sebagai penyimpan dan penyaring isi bacaan yang ditangkap melalui mata.

Jadi, dilihat dari terdengar atau tidaknya suara pembaca yang penulis bahas adalah jenis membaca dalam hati (silent reading).

Ditinjau dari tujuannya, membaca terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Membaca ekstensif adalah cara membaca yang dilakukan terhadap sebanyak-banyaknya teks dalam waktu sesingkat mungkin. Teknik ini lebih tepat dilakukan ketika menghadapi jumlah teks yang sangat banyak, sedangkan waktu yang dimiliki sangat sempit.

Tujuan membaca ekstensif adalah (a) memperoleh pemahaman umum; (b) menemukan hal tertentu dalam teks.

2. Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan menganalisis bahan bacaan secara teliti dan mendalam.


(24)

Jadi, ditinjau dari tujuan membaca di atas yang penulis bahas adalah membaca ekstensif yaitu membaca dilakukan sebanyak-banyak teks dalam waktu yang singkat.

Ditinjau dari kecepatannya, membaca terbagi atas jenis-jenis berikut.

1. Membaca reguler, yaitu cara membaca dengan kecepatan relatif lambat.

Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris, dengan tujuan memahami teks yang tingkat kesulitannya sangat tinggi, misalnya karya-karya ilmiah.

2. Membaca sekilas (scanning) adalah membaca dengan melihat sekilas

bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar, atau lainnya. Cara ini lebih tepat dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan ringan lainnya.

3. Membaca cepat (skimming) adalah membaca dengan cara lebih cepat.

Pandangan mata langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks. Cara ini lebih tepat dilakukan untuk mencari sesuatu kata dalam kamus atau nomor tertentu dalam buku telepon.

4. Membaca kecepatan tinggi (warp speed) adalah cara membaca suatu teks

dengan kecepatan tinggi dengan disertai pemahaman yang tinggi pula. Jadi, ditinjau dari jenis kecepatan membaca di atas yang penulis bahasa adalah membaca cepat (skimming) yaitu membaca dengan cara yang lebih cepat.

4. Hakikat Membaca Cepat

Membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif


(25)

singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu kecepatan dan ketepatan.9

Membaca cepat merupakan suatu keterampilan dan yakinlah bahwa keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan Anda dalam menguasai dan mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap, keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu, apabila Anda merasa belum dapat membaca cepat, Anda harus berkeinginan untuk memperbaiki dan merasa yakin bahwa Anda akan dapat melakukan hal itu.10

Membaca cepat mempunyai beberapa keuntungan terutama dalam keadaan mendesak waktu. Dengan membaca cepat memberikan kesempatan untuk membaca secara luwes.11

Metode membaca cepat tergantung pada beberapa tujuan atau pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami intisari bacaan, bukan bagian-bagian perinciannya yang detail-detail. Metode membaca cepat menuntut kecepatan yang paling tinggi.12

Jadi, membaca cepat itu adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca dan merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bacaan yang dibacanya.

9

Atikah Anindyarini dan sri Ningsih, Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 18

10

Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, hlm. 3.4 11

Budinuryatna, Kasuriyanta, dan Imam Koermen, Pengajaran Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. I, hlm. 11.27

12 Saadie, Ma‟mur, dkk Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, cet. ke-1, hlm. 10.5


(26)

Albert dalam Harras mengemukakan tujuan utama dalam membaca cepat, yaitu untuk:

a. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat; b. Menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;

c. Menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. Sedangkan manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara cepat dan efektif;

b. Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri banyak halaman buku atau bacaan;

c. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memperhatikan atau membaca bagian yang tidak kita perlukan.13

5. Hambatan Membaca Cepat

Membaca cepat bagi orang awam atau seseorang yang tidak mendapatkan latihan khusus membuat mereka merasa lelah dalam membaca karena lamban dalam membaca. Ada beberapa hal yang dapat menghambat proses membaca cepat yaitu:

a. Sulitnya konsentrasi

Ketika tidak konsentrasi dalam membaca, informasi yang diterima oleh mata kemudian diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian cukup sehingga menyebabkan hilangnya pemahaman. Tidak jarang hal ini membuat seseorang harus mengulang bahan bacaan berkali-kali dalam proses membaca. Pengulangan ini

13

Mohamad Yunus, at. al., Bahasa Indonesia (Tim Penulis Bahas Indonesia UT-ASMI), (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 2, cet. Ke-3, hlm. 2.20


(27)

disebut regresi dan merupakan salah satu kebiasaan yang perlu dihilangkan jika ingin memperbaiki kecepatan baca.14

Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor di antaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu karena adanya hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang terlalu keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain. Dalam membaca konsentrasi sangat penting karena menentukan kemampuan dalam menangkap dan memahami isi bacaan. Apalagi ketika kita membaca cepat, maka konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca berbanding lurus dengan pemahaman dan bukan sebaliknya.15

Sebelum membaca, coba atasi faktor-faktor yang menyebabkan sulit berkonsentrasi. Cari tempat yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum mulai membaca.

Setelah hal di atas dilakukan, selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi itu sendiri. Dalam membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah kerjasama antara mata dan otak yang bekerja menangkap kata dengan cepat dan otak menerjemahkan, mengomentari, dan memahami kata demi kata yang ditangkap.

b. Kurangnya motivasi

Banyak orang membaca tetapi tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan yang dibaca. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat membaca dengan

14

Muhammad Nur, Speed Reading For Beginners, (Panduan Membaca lebih cepar, lebih cerdas, dan pemahaman yang lebih baik), ed. Bahasa Indonesia, hlm. 39

15


(28)

lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang dibaca. Salah satu penyebab rendahnya motivasi karena tidak tahu apa yang ingin diperoleh dari bahan bacaan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah seperti seorang pengendara yang terus berjalan tetapi tidak tahu hendak kemana tujuan yang akan dicapai.16

Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh baik secara nalar maupun emosional. Jika memiliki otak yang cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, dapat memahami materi dengan mudah. Akan tetapi, motivasi yang membantu untuk mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk menikmati suatu bahan bacaan.17

c. Khawatir tidak memahami materi yang dibaca

Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang hendak dibaca. Khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan nanti tidak bisa dipahami. Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi kenyataan jika terus dibawa ketika membaca. Kekhawatiran bahwa tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya akan benar-benar menjadi kenyataan.

Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri sendiri bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti tidak

16 Ibid. 39 17Ibid


(29)

bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan berlubang oleh tetesan air yang terus-menerus.18

d. Kebiasan buruk dalam membaca

Hal terakhir yang kita bahas dalam hambatan membaca adalah kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang. Kebiasaan buruk dalam membaca jika terus dipelihara akan membuat kecepatan membaca terganggu.19

Banyak orang memiliki kebiasaan buruk dalam membaca sehingga memperlambat kecepatan termasuk membuat tingkat pemahaman lebih rendah. Hambatan tersebut diantaranya:

1) Vokalisasi : Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang dibaca. Dengan demikian, kecepatan membaca akan sama dengan kecepatan berbicara. Tingkat vokalisasi ini berbeda pada tiap-tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi yang yang dilafalkan. Kebiasaan vokaliasasi penulis duga muncul ketika pertama belajar membaca dan diminta melafalkannya. Untuk mengatasinya, tiuplah (bibir seperti bersiul) ketika membaca dan letakan tangan di leher untuk meyakinkan bahwa tidak ada getaran.20

2) Subvokalisasi : Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tetapi di hati. Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.

18 Ibid. 45 19Ibid

. 44 20

Mohamad Yunus, at. al., Bahasa Indonesia (Tim Penulis Bahas Indonesia UT-ASMI), (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 2, cet. Ke-3, hlm. 2.20


(30)

Untuk mengatasinya, usahakan melebarkan jangkauan mata sehingga fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya daripada melafalkannya.21

3) Gerakan bibir : Ada juga yang tidak bersuara, tetapi bibir seperti orang berbicara dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua kebiasaan buruk yang kita bahas.

Untuk mengatasinya, yaitu:

a) Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut; b) Kunyahlah permen;

c) Ucapkan berulang-ulang, „satu, dua, tiga‟ atau „tu, wa, ga‟.22

4) Gerakan kepala : Banyak orang ketika membaca kepalanya ikut bergerak mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata.

Untuk mengatasinya, yaitu:

a) Letakan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca;

b) Peganglah dagu seperti memegang jenggot;

c) Letakan ujung-ujung telunjuk jari di hidung, sehingga bila kepala bergerak akan segera menyadarinya dan dapat menghentikannya.23

21

Ibid. 2.22 22


(31)

5) Regresi : Pernahkah membaca suatu kalimat atau paragraf kemudian tidak yakin dengan isinya atau merasa kurang paham kemudian balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut. Bayangkan jika dalam satu halaman saja melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah terbuang.

Untuk mengatasinya, yaitu:

a) Tanamkan kepercayaan diri, jangan berusaha menghapal dan mengerti setiap kata atau kalimat pada paragraf itu jangan terpaku pada detail. Teruskan saja baca, jangan ikuti godaan untuk kembali ke belakang;

b) Puasatkan perhatian pada bahan bacaan, bila ada yang tertinggal, tinggalkan saja!

c) Bacalah terus sampai kalimat selesai. Apa yang tertinggal nanti akan muncul lagi dan akan Anda temui lagi. Tak ada alasan untuk mengecek ke belakang.24

Setelah kita mengetahui hambatan membaca cepat yang telah dipaparkan di atas, mulailah kita menghilangkan hambatan tersebut satu per satu agar kita bisa menjadi pembaca yang cepat dan tepat. Kita harus sadari ketika kebiasaan itu masih terbawa, kita tidak akan dapat meningkatkan kemampuan membaca.

6. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat

a. Banyak informasi penting dapat diserap dalam waktu yang cepat; b. Membaca cepat memperluas wawasan;

23

Ibid. 2.21

24Ibid . 2.21


(32)

c. Membaca cepat meningkatkan kemahiran berbahasa yang lain; d. Memabaca cepat membantu menghadapi ujian/tes;

e. Membaca cepat meningkatkan pemahaman.25 7. Cara Meningkatkan Kecepatan Membaca

Soedarso dalam Uswatun Khasanah menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1) melihat dengan otak karena otak menyerap apa yang dilihat mata serta persepsi dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan; (2) menggerakkan mata terarah (fixed) pada suatu sasaran (kata) dan melompat ke sasaran berikutnya; (3) melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata yaitu satu fiksasi meliputi dua atau tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian; dan (5) meningkatkan konsentrasi karena dengan konsentrasi, pembaca menjadi cepat mengerti dan memahami bacaan.

Nurhadi dalan Uswatun Khasanah lebih detail menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca yaitu (1) menerapkan metode dan teknik membaca; (2) memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai dengan tujuan membaca; (3) membiasakan untuk membaca pada kelompok-kelompok kata; (4) jangan mengulang kalimat yang telah dibaca; (5) jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat; (6) cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat; (7) abaikan kata-kata tugas yang

25

KholidHarras, Endah Tri Priyanti, dan Titik Harsiati, Membaca 1, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, cet. Ke-2, hlm. 432-433


(33)

berulangulang seperti yang, di, dari, pada dan sebagainya; (8) jika penulisan dalam bentuk kolom, arahkan gerak mata ke bawah lurus (vertikal).

Wainwright dalam Uswatun Khasanah beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1) menghilangkan regresi karena regresi dapat memperlambat kecepatan membaca; (2) mengembangkan ritme, cara ini dilakukan untuk menghindari regresi; (3) meningkatkan daya jangkauan pandang mata dapat dilakukan dengan melihat kata-kata sekaligus, mengenali kumpulan kata, dan mengubah cara kerja otak dalam menerima informasi; (4) latihan tachistoscopic atau sering disebut flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi.26

Secara teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali lipat dari kecepatan semula. Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan kecepatan membaca, diikuti latihan yang intensif, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, dan membiasakan diri membaca dengan cepat maka dalam beberapa minggu kecepatan membaca dapat meningkat.

8. Mengukur Kecepatan Membaca

Membaca merupakan keterampilan berbahasa, dan setiap orang mempunyai kemampuan membaca yang berbeda-beda, namun kemampuan membaca dapat diukur.

Rumus membaca cepat: x=y x 60 menit z

26

Uswatun Khasanah, “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan Ide Pokok dengan Teknik Ayunan Visual Siswa X-II SMA Negeri 2 Semarang Tahun ajaran 2008/2009”. (Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNNES 2009), hlm. 23-24


(34)

Keterangan:

x : kecepatan membaca

y : jumlah kata teks yang telah berhasil dibaca z : lama membaca dalam detik

Rumusan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman isi teks: Kemampuan pemahaman isi teks = Jumlah jawaban betul x 100%

Jumlah soal Rumusan untuk mengetahui kemampuan membaca:

Kemampuan membaca = kecepatan baca x kemampuan pemahaman isi teks.27 9. Hakikat Buku Teks

“Istilah buku teks yang dipergunakan dalam modul ini adalah terjemahan atau padanan textbook dalam bahasa Inggris. Walaupun dalam kamus textbook diterjemahkan dengan buku pelajaran (Echols dan Shadily; 1983 : 1984) tetapi demi kepraktisan dan untuk menghindarkan kesalahpahaman maka istilah buku teks tetap diperguanakan dalam modul ini”.28

Buku teks adalah buku pelajaran dalam pelajaran tertentu yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.29

27

Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 19

28

Dadang Sundawa, Yon Rizal, dan Rifai Asfari, Kurikulum dan Buku Teks Pendidikan Ekonomi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. Ke- 4, hlm. 5.4

29

Henry Guntur Tarigan dan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), hlm. 13


(35)

a. Fungsi buku teks

Dalam Tarigan, Greene dan Patty merumuskan beberapa peran buku teks sebagai berikut:

1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran; 2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah subject-matter yang kaya, mudah

dibaca, dan bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan ketika keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya;

3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi;

4) Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya metode dan sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa;

5) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam awal yang perlu dan sebagai penunjang bagi pelatihan dan tugas praktis;

6) Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tempat guna.30

7) Menyediakan suatu sumber yang tersusun

30 Ibid. 17


(36)

b. Kualitas buku teks

1) Buku teks harus menarik minat siswa yang mempergunakannya; 2) Buku teks harus memberikan motivasi kepada siswa pemakainya;

3) Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang memanfaatkannya;

4) Buku teks seyogyanya memepertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya;

5) Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya; lebih baik kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;

6) Buku teks harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas pribadi para siswa yang mempergunakannya;

7) Buku teks harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang memakainya;

8) Buku teks harus mempunyai sudut pandang atau “point of view” yang jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para pemakainya yang setia;

9) Buku teks harus mampu memberikan pemantapan, penekanan pada nilai-nilai anak dan orang dewasa;


(37)

10) Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa pemakainya.31

10. Teknik Skimming

Menurut Fry dalam Mikulecky skimming memiliki kesamaan dengan

scanning, yaitu memerlukan kecepatan membaca yang sangat tinggi. Namun,

skimming mempunyai perbedaan dengan scanning dalam hal berikut.

Skimming adalah suatu teknik membaca dengan kecepatan tinggi untuk

mencari hal-hal yang penting atau ide pokok dari suatu bacaan. Keterampilan membaca yang sangat berguna ialah skimming, yang melibatkan pembaca sepintas dan cepat untuk mendapatkan kesan keseluruhan dan umum.

Skimming dilakukan dengan cara membaca judul, subbab, dan beberapa alinea

pertama dalam setiap bab-nya. Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam setiap bab, maka Anda dapat pula membaca sekilas ringkasan tadi.

Fungsi skimming adalah mendapatkan ide utama tentang topic bacaan, bukan detailnya. Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika Anda bisa mendapatkan ide pokok dan bisa membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara umum.32

31

Ibid. 21

32

www.muhammadnoer.com/2009/07/teknik-membaca-skimming/ kamis 27-10-11. Pukul 20.16


(38)

skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks dengan cepat guna memperoleh gambaran umum mengenai teks tersebut.33 Sedangkan

Scanning merupakan jenis membaca cepat dengan bertujuan untuk menemukan

informasi khusus dalam teks dengan cepat.34

Keterampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan melakukan latihan-latihan. Harus berlatih memperluas jangkauan pandangan mata kita terhadap kelompok-kelompok kata dan berpindah dengan cepat.35

Jadi, teknik skimming adalah suatu teknik membaca cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan yang menggunakan waktu yang relatif singkat.

Langkah-langkah membaca skimming:

1. Membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku;

2. Telusuri daftar isi atau kata pengantar, apakah informasi yang kita butuhkan itu ada;

3. Dengan penuh perhatian, telusuri dengan cepat tinggi setiap paragraf atau subbab yang Anda hadapi;

4. Berhentilah ketika merasa menemukan apa yang Anda cari;

5. Bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang Anda cari tersebut.

33

Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung: UPI Press, 2007), hlm. 107

34Ibid . 109 35Ibid. 108


(39)

Tujuan Skimming dan Manfaat Skimming

A.Tujuan Skimming

1. Untuk mengenali topic bacaan; 2. Untuk mengetahui pendapat orang; 3. Untuk mengetahui organisasi penulisan;

4. Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca keseluruhan;

5. Untuk penyegaran apa yang pernah kita baca. B.Manfaat Skimming

1. Dapat mencari suatu informasi khusus yang diperlukan dari sebuah teks bacaan atau buku secara cepat dan efesien;

2. Dapat menjelajahi banyak halaman buku dalam waktu yang singkat;

3. Tidak terlalu banyak membuang-buang waktu mencari sesuatu yang diinginkan dari buku, khususnya tindakan yang tidak menunjang terhadap pencarian informasi tersebut.

11.Penggunaan Teknik Skimming

Penggunaan teknik skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk menemukan gagasan utama atau ide pokok dalam suatu hal/bacaan.

Teknik skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara cepat dan memerlukan kompetensi yang khusus untuk memeroleh intinya, untuk mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memeroleh gagasan mengenai maksud penulis.


(40)

Keterampilan membaca merupakan peran yang sangat penting dalam pembelajaran berbahasa. Membaca adalah modal utama keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Dengan memiliki kemampuan membaca yang baik, siswa bisa memperoleh informasi dan menambah pengetahuan yang ada.

Kemampuan membaca harus diterapkan lebih dini kepada siswa untuk menunjang kegiatan pembelajaran, dapat diterapkan juga teknik yang baik untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Teknik skimming harus diberikan pada siswa dalam melatih kemampuan membaca. Dengan teknik skimming ini, siswa bisa mendapatkan manfaat membaca cepat serta memahaminya. Pemebelajaran membaca cepat dengan teknik skimming ini melibatkan semua siswa secara individual. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk meningkatkan kemampuan membaca. Semua itu tidak terlepas dari pantauan guru walaupun siswa membaca cepat guru tetap memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan membacanya.

B.Kajian Pustaka

Penelitian tentang membaca cepat itu sangat menarik. Karena banyak sekali temuan peneliti terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat. Tujuannya untuk memberikan gambaran adanya perbedaan pelaksanan pembelajaran keterampilan membaca dengan teknik yang berbeda-beda. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Uswatun Khasanah (2009) dan Fatmawati (2005)

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Khasanah (2009) dengan yang dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian,


(41)

tindakan yang dilakukan, variabel penelitian, dan subjek penelitian. Dalam penelitian Uswatun Khasanah (2009), masalah yang dikaji adalah adakah peningkatan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skipping ayunan visual. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Tindakan yang dilakukan Uswatun Khasanah (2009) dengan menggunakan teknik skipping ayunan visual. Variabel penelitian adalah keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dan variabel teknik skipping ayunan visual. Subjek penelitian ini adalah keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok pada siswa X.11 SMA Negeri 2 Semarang.

Persamaan penelitian ini dengan Uswatun Khasanah (2009) adalah jenis penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, dan jenis data. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan instrumen yang digunakan berupa instrumen tes dan nontes. Analisis data nontes melalui deskriptif kualitatif dan data tes berupa deskriptif presentase.

Masalah yang dikaji peneliti adalah meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks.


(42)

Tindakan yang dilakukan penelitian adalah dengan menggunakan teknik

skimming. Subjek yang digunakan oleh penelitian adalah keterampilan membaca

cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi.

Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat 250 kpm dengan Pembelajaran Latihan Berjenjang Authentic Assessment pada Siswa Kelas VIIIA MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2004/2005 karya Fatmawati (2005) meneliti bagaimana meningkatkan keterampilan membaca cepat 250 kpm. Pembelajaran latihan berjenjang dan penilaian authentic

assessment yang digunakan mampu meningkatkan keterampilan membaca.

Pembelajaran ini mempunyai kelebihan yaitu siswa dapat menghilangkan kebiasaan buruk dalam membaca.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2005) dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah masalah yang dikaji, tujuan penelitian, tindakan yang dilakukan, variabel penelitian, dan subjek penelitian. Dalam penelitian Fatmawati (2005), masalah yang dikaji adalah apakah Pembelajaran latihan berjenjang dan penilaian authentic assessment dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat VIII A dan apakah terdapat perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran latihan berjenjang dan penilaian authentic assessment.

Tindakan yang dilakukan berupa tindakan di dalam kelas dan tindakan di luar kelas. Variabel penelitian adalah kemampuan membaca cepat dan variabel. Latihan berjenjang dan penilaian authentic assessment. Subjek penelitian ini adalah


(43)

keterampilan membaca cepat siswa kelas VIII A MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2004/2005.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fatmawati (2005) adalah pada jenis penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, dan jenis data. Jenis penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan instrumen nontes. Analisis data nontes melalui deskriptif kualitatif dan data tes berupa deskriptif persentase.

Masalah yang dikaji peneliti adalah meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks.

Tindakan yang dilakukan penelitian adalah dengan menggunakan teknik

skimming. Subjek yang digunakan oleh penelitian adalah keterampilan membaca

cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik skimming. Dengan demikian, diharapkan adanya hasil peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa SMP kelas VIII karena, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa diajarkan bagaimana bisa menemukan gagasan dan mendapatkan informasi secara cepat dan tepat untuk menghasilkan


(44)

kemampuan membaca dengan cepat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya.

C.Kerangka Berpikir

Pada kegiatan membaca cepat, masalah yang biasa ditemukan dalam pembelajaran membaca cepat, kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca, siswa kesulitan memahami isi teks. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya pelajaran membaca cepat dijadikan suatu kegiatan membaca yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. pembelajaran melalui teknik skimming dan scanning dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pembelajaran membaca cepat, karena teknik

skimming dan scanning melatih siswa dapat membaca secara cepat dan tepat.

D.Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas,

1. Hipotesis yang diajukan adalah akan terjadi peningkatan kemampuan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia untuk memahami isi teks bacaan dan perubahan tingkah laku siswa kelas VIII SMP-T Darul „Amal Sukabumi, pembelajarannya menggunakan teknik

skimming.

2. Hipotesis yang diajukan adalah tidak akan terjadi peningkatan kemampuan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia untuk memahami isi teks bacaan dan perubahan tingkah laku siswa kelas VIII SMP-T Darul „Amal Sukabumi, pembelajarannya menggunakan teknik skimming.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII D SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi, yang berjumlah 18 orang.

Tabel 1

DAFTAR SUBJEK PENELITIAN

No Nama No Nama

1 Ade Oktaviani Sutisna 10 Puspa Indah 2 Anisa Nur Syifa 11 Putri Mutia 3 Esa zilda Andriyanti 12 Rika

4 Fatma Hanifah 13 Rimba Dasela Tuga 5 Indah Nurul Arifah 14 Sarah Alfiah

6 Lala Melina 15 Siti Aulia Ekawati 7 Melia Anggraeni 16 Siti Jamilah

8 Nazla Tsani 17 Sumarni

9 Novi Nurjanah 18 Sutini

B. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Terpadu Darul „Amal, Jampang Kulon Sukabumi.


(46)

C.Desain Penelitian

Desain penelitian dibuat untuk menjadikan peneliti mampu menjawab pertanyaan dengan valid, objektif, dan hemat. Desain penelitian disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empirik yang kuat relevansinya dengan masalah penelitian.36

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti dalam PTK adalah masalah yang muncul dalam kelas.

PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut Classroom Action

Research dalam bahasa Inggris, yaitu penelitan yang dilakukan guru di kelas atau di

sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.37

Menurut Suyanto ( 1997), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut. (1) masalah yang diteliti adalah riil yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan peneliti (on the job problem oriented), (2) berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving oriented), (3) berorientasi pada peningkatan mutu (improvemen oriented), (4) urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical), (5) berorientasi tindakan (action oriented), (6) pengkajian terhadap dampak tindakan, (7) specifics contextual, (8) kolaboratif (collaborative), (9) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (10) dilaksanakan berdasarkan siklus (perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi) dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus.38

36

Fred N. kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 483-485

37

Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 16 38


(47)

Prinsip-prinsip PTK meliputi (1) tidak mengganggu KBM; (2) tidak menyita waktu; (3) metodologi andalan; (4) merupakan masalah guru; (5) konsistensi terhadap prosedur etika; (6) permasalah terkait dalam misi sekolah.39

Ada empat jenis Penelitian Tindakan Kelas menurut Chein dalam M. Mega. N dan Kharina Islami Dewi di antaranya:

1. PTK Diagnostik

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dirancang untuk menuntun peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini, peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.

2. PTK Partisipan

Penelitian Tindakan Kelas Partisispan suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan, apabila peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan pembuatan laporan.

3. PTK Empiris

Dikatakan Penelitian Tindaka Kelas Empiris apabila peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan, kemudian membukukannya. Pada partisipasinya, proses penelitian ini berkenaan dengan penyimpanan catatan dengan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaanya sehari-hari.

4. PTK Eksperimental

Disebut Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental apabila PTK dilaksanakan sebagai upaya menerapkan berbagai teknik dan strategi secara efektif dan efisien.

39Ibid


(48)

Dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkannya, PTK dapat menentukan cara yang paling efektif dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.40

Berdasarkan keempat jenis PTK di atas, model yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah PTK partisipan. Model ini sesuai dengan model penelitian yang akan dilaksanakan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming, di mana peneliti akan ikut serta secara langsung dalam proses tersebut hingga akhir penyusunan laporan.

PTK mengupayakan perbaikan kondisi pembelajaran dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di dalam kelas. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian daur. Proses pengkajian terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap atau dalam penelitian kelas dapat digambarakan sebagai berikut.

40

Dewi Yanti, Penerapan Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel Tahun Ajaran 2010-2011 , (Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta, 2010), hlm.


(49)

Bagan 1. Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK41 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar

1. Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru;

41

Suyandi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press), cet. Ke- 1, hlm. 50 Perencana

Refleksi

Pelaksanaa

Refleksi SIKLUS I

Pengamata

Pelaksanaa Pengamata

SIKLUS II Perencana


(50)

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat;

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran dll.42

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek akademis dan praktis.

1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek;

2. Manfaat praktis dari hasil pelaksanaan PTK antara lain (a) merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas, (b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya, dengan guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, sehingga kurikulum dapat berjalan dengan secara efektif

42

Rido Kurnianto, et. al. Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprinta, 2009), Ed. 1 hlm. 4-9.


(51)

melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.43

D.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berupa instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia. Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku siswa setelah diadakan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.

1. Instrumen tes

Bentuk instrumen yang berupa tes yaitu untuk mengukur pemahaman siswa terhadap kemampuan membaca cepat. Bentuk tes yang diberikan terhadap siswa adalah pilihan ganda.

43Ibid


(52)

Tabel 2

Kategori Penilaian Pemahaman Membaca Cepat

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi

1 Sangat Baik 85-100

2 Baik 65-85

3 Cukup 45-64

4 Kurang 25-44

5 Sangat Kurang 0-24

Jumlah Siswa 18

Berdasarkan penghitungan kecepatan membaca yang dilakukan dapat digolongkan tingkat kecepatan membaca siswa. Penggolongan kecepatan membaca berdasarkan pada pedoman yang sudah dibuat yaitu:

Tabel 3

Pedoman Penilaian Kecepatan Membaca No Kecepatan Membaca Kategori 1 250-299 kpm (kata per menit) Sangat Cepat 2 200-249 kpm (kata per menit) Cepat 3 150-199 kpm (kata per menit) Sedang 4 100-149 kpm (kata per menit) Lambat 5 50-99 kpm (kata per menit) Sangat Lambat


(53)

Berdasarkan tabel di atas siswa mempunyai kecepatan membaca 250-299 kpm tergolong membaca sangat cepat. Siswa mempunyai kecepatan membaca 200-249 kpm tergolong cepat. Siswa yang kecepatan membaca 150-199 kpm tergolong sedang. Siswa yang kecepatan membacanya 100-149 kpm tergolong lambat. Dan siswa yang kecepatan membaca 50-99 kpm tergolong sangat lambat.

2. Instrumen nontes

Instrumen nontes terdiri dari observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto.

a. Observasi

Format observasi yang digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

b. Wawancara

Bentuk wawancara siswa pada setiap akhir pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

c. Jurnal Siswa dan Guru

Bentuk jurnal siswa dan guru pada setiap akhir pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

d. Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran.

E.Teknik Analisis Data

Data tes dianalisis dengan teknik kuantitatif sedangkan data nontes dianalisis dengan teknik kualitatif.


(54)

1. Teknik kuantitatif

Hasil analisis data tes diperoleh dari hasil siswa berupa angka. Nilai tiap-tiap tes dihitung jumlahnya dalam satu kelas (∑N) kemudian dihitung dalam presentase dengan mengunakan rumus:

Persentase kemampuan membaca siswa = (∑N) x 100%

nxs

Keterangan:

∑N : Jumlah nilai dalam satu kelas n : Nilai maksimal soal tes

s : Banyaknya siswa dalam satu kelas

Hasil persentase kemampuan siswa tiap-tiap tes kemudian dibandingkan anatara hasil tes siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming dan keberhasilan penelitian.

2. Teknik kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes. Data kualitatif ini diperoleh dari data observasi, wawancara, jurnal, dan dokumen foto. Adapun langkah penganalisisan data kualitatif adalah dengan mengaalisis hasil observasi yang telah diisi saat pembelajaran dan mengklarifikasikannya dengan teman peneliti yang membantu dalam penelitian; data wawancara dianalisis dengan cara membaca catatan atau mendengarkan rekaman hasil wawancara; data jurnal dianalisis dengan cara membahas seluruh jurnal siswa dan guru. Hasil analisis tersebut untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan dalam latihan-latihan membaca cepat, untuk


(55)

mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam membaca cepat dengan teknik

skimming serta sebagai dasar untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Latar Belakang Sekolah

SMP Terpadu Darul „Amal berdiri di bawah Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam Darul „Amal. Darul „Amal terlahir dari seorang anak desa yang miskin dan yatim, yang se masa kanak-kanaknya selalu menggembala setiap sore dan malam hari mendapatkan bimbingan agama dari seorang Ustadz Abdullah Mubarok (alm), dengan berbagai keprihatin Sekolah Dasar Beliau tamatkan tahun 1966. Selepas SD, meski hasrat menggebu untuk melanjutkan ke SMP namun faktor ekonomi, menyeret Beliau hanya masuk Pondok Pesantren Mekar Sari yang Cinagen, dengan bimbingan Mu‟alim Ucep Suryadin.

Pada tahun 1967 Beliau dapat masuk Sekolah PGA P (4 tahun) Al-Ma‟arief berkat bantuan Kepala Sekolahnya Didin Saefuddin yang membebaskannya dari semua bentuk biaya apapun, dan tamat tahun 1971. Dengan berbekal izin dan doa Ibu serta hasrat yang menggelora untuk meninggalkan kampong halaman dan merantau ke Kota Sukabumi, namun ketika di pertengahan jalan (Pasir Piring) Beliau diturunkan kondektur bis yang Beliau tumpangi karena ongkosnya kurang, namun kejadian itu tidak mengurungkan niatnya untuk terus berangkat menuju perantauan dan ditapakinya perjalanan yang sisa (kira-kira 80 km-an) lagi untuk sampai di Kota Sukabumi, melewati hutan dan kampung-kampung penduduk.

Dengan bantuan tukang Beca, akhirnya sampai tujuan, yaitu di Pondok Pesantren Tipar, dan diterima oleh Pimpinan Pesantren K.H. E. Fachruddin Masthura,


(57)

dengan bebas bayaran, namun biaya pangan tidak ada yang menanggungnya, dan pernah selama 4 hari Beliau tidak makan. Pada akhir tahun 1974 tamat Madrasah Aliyah Al-Masthuriah dengan kegetiran yang luar biasa, Beliau hanya menggondol ijazah lokal, sementara ujian Negara tidak Beliau ikuti, karena tidak mampu membayar uang ujian. Beliau tatap teman-teman sekelasnya yang menuju ruang ujian Negara dengan tetesan air mata sambil menjemur padi milik pak Kiayi di halaman rumahnya.

Meski hasrat melanjutkan kuliah begitu besar, lagi-lagi faktor ekonomi yang mengiring Beliau hanya masuk di Pondok Pesantren Siqaayaturrahmah, Selajambu, Jl. Selabintana, dengan bimbingan K.H. M. Mudrikah Hanafi, Beliau mendalami kitab-kitab pesantren sampai akhir tahun 1975, Beliau mengikuti ujian Negara SP. IAIN Pacet Cianjur, dan dengan berbekal ijazah SP. IAIN Cianjur itulah Beliau mengikuti testing masuk PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran) Jakarta. Pada tahun 1976 mulai menempuh kuliah di PTIQ dan mendapatkan orang tua asuh yaitu Kel. H. M. Djubaedi Soelaeman, anugrah Allah melalui bantuannya Beliau dapat menyelesaikan studinya tahun 1983, dan pada tahun akademik 1984 Beliau diangkat menjadi Dosen mata kuliah Tafsir dan Hadits Ahkam di Fakultas Syari‟ah alma mater.

Pada tahun Akademik 1984, beliau mengikuti testing Doktoral Fakultas Syari‟ah IAIN dan diterima di Jurusan Peradilan Agama, dengan bantuan biaya dari Mayjen Pol. (Pur) Drs. H. Soedarto dan pada tahun 1987 Beliau menyelesaikan S-1 nya di IAIN. Sejak tahun 1984-1990 Beliau memberikan kuliah di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian), dengan mata kuliah Falsafah Kejuangan dan Islamologi,


(58)

sementara di sore harinya memberikan kursus Tafsir di PKK. BA (Pusat Kursus-kursus Bimbingan Agama) Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru.

Sejak tahun 1982 se masa beliau jadi mahasiswa beliau menancapkan tekadnya, membela kaum senasibnya yatim dan fakir miskin, serta membangun desanya. Dengan kemampua yang serba terbatas beliau mengambil anak tetangganya untuk menekuni ilmu agama di Pesantren, lalu tahap berikutnya menyekolahkan anak-anak lingkungan sekitar yang potensial tetapi tidak mampu dalam ekonomi, dan bersamaan dengan selesai kuliahnya tahun 1984 mendirikan Majis Ta‟lim dan Mudzakarah Alim Ulama Darul „Amal yang Beliau bimbing sebulan sekali. Dan sejalan dengan perkembangan anak asuh dan santuna social, pada bulan Januari 1992 beliau membentuk Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul „Amal di desa kelahirannya yaitu, kp. Selajati, desa. Bojong Genteng, kec, Jampang Kulon, kab. Sukabumi. Dengan tekadnya yang kokoh bahwa anak Desa harus kembali membangun Desanya, agar kemajuan merata. Drs. H. Umay M Djafar Shiddieq, M.A.,

Visi

Terwujudnya peningkatan prestasi baik dalam bidak akademik dan nonakademik, serta aktif membangun pribadi yang terdidik, kreatif, dan inovatif serta terampil tindakan.

Misi


(59)

2. Membina akhlak, budi pekerti yang luhur untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan;

3. Meningkatkan disiplin kerja seluruh personal sekolah dan menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan professional sebagai dasar terwujudnya layanan edukatif yang baik dan memuaskan peserta didik;

4. Menggalakan dan menegakan disiplin semua personal dengan menanamkan budaya bersih, tertib belajar, dan bekerja;

5. Meningkatkan kerjasama antar sekolah, orang tua, dan masyarakat. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu faktor penting yang mendukung tercapainya cita-cita Bangsa Indonesia yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk mengemban tugasnya dengan senaik mungkin. Setiap lembaga pendidikan berupaya memilih tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di sekolah. Sama halnya dengan SMP Darul „Amal selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga pendidiknya yang profesional dengan latar belakang pendidikan S-1 yang sesuai dengan bidang dan keahlian disiplin ilmunya masing-masing.

B.Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes terdiri dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil prasiklus yaitu hasil tes keterampilan membaca cepat sebelum mendapatkan pembelajaran membaca


(60)

cepat dengan teknik skimming. Hasil tes siklus I dan siklus II yaitu hasil tes keterampilan membaca cepat setelah mendapatkan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming dan diuraikan dalam bentuk data kualitatif. Hasil nontes terdiri dari observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dan diuraikan dalam bentuk deskripsi dan data kualitatif.

1. Prasiklus

Hasil tes prasiklus diperoleh dari hasil kondisi awal siswa sebelum dilakukan penelitian. Kondisis awal merupakan kondisi siswa sebelum mendapatkan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Hasil tes prasiklus ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kondisi awal siswa dalam membaca cepat. Hasil tes awal keterampilan membaca cepat dapat dilihat dati table di bawah ini.

Tabel 4

Hasil kecepatan Membaca Prasiklus No Kategori Rentang

Nilai

Frekuensi Bobot Skor

% Skor Rata-rata

1 Sangat Cepat 250-299 0 0 0 2510 X 100%

299 X 18 = 46,64

Kategori lambat

2 Cepat 200-249 1 200 5,5

3 Sedang 150-199 15 2250 83,4

4 Lambat 100-149 0 0 0

5 Sangat Lambat

50-99 1 60 5,5

Jumlah 18 2510 100


(61)

Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata skor kemampuan membaca cepat yang dicapai siswa pada prasiklus 46,64%. Belum ada siswa yang mencapai kategori sangat cepat dengan rentang nilai kecepatan 250-299 kpm. Siswa yang mencapai kategori cepat hanya 1 siswa dengan rentang nilai kecepatan 200-249 kpm. Siswa yang mencapai kategori sedang sebanyak 15 siswa dengan rentang nilai kecepatan 100-149 kpm. Tidak ada siswa yang mencapai kategori sangat lambat dengan rentang nilai kecepatan 50-99 kpm.

Di bawah ini penjabaran hasil tes pemahaman membaca cepat siswa kelas VIII D SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi.

Tabel 5

Hasil Pemahaman Kemampuan Membaca Cepat Prasiklus No Kategori Rentang

Nilai

Frekuensi Bobot Skor

% 690 X 100% 100 X 18 = 38,34 %

Kategori Kurang 1 Sangat

Baik

85-100 0 0 0

2 Baik 65-84 1 80 5,5

3 Cukup 45-64 4 200 22,3

4 Kurang 25-44 9 350 50

5 Sangat Kurang

0-24 4 60 22,3


(62)

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa rata-rata skor yang dicapai siswa 38,34% atau masuk kategori kurang. Belum ada siswa yang memperoleh kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100. Hanya ada 1 siswa yang memperoleh kategori baik dengan rentang nilai 65-84. Sebanyak 4 siswa yang memperoleh kategori cukup dengan rentang nilai 45-64. Siswa yang memperoleh kategori kurang sebanyak 9 siswa dengan rentang nilai 25-44. Sebanyak 4 siswa yang memperoleh kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0-24.

2. Siklus I

Pembelajaran membaca cepat pada siklus ini merupakan tindakan awal penelitian dengan menggunakan teknik skimming. Hasil pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes dengan hasil penelitian sebagai berikut.

a. Hasil tes siklus I

Hasil tes pada siklus I merupakan hasil tes keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Hasil tes pada siklus I dijabarkan di bawah ini.


(63)

Tabel 6

Hasil Kecepatan Membaca Siklus I No Kategori Rentang

Nilai

Frekuensi Bobot Skor

% Skor Rata-rata

1 Sangat Cepat 250-299 0 0 0 3205 X 100%

299 X 18 = 59,56% Kategori Cukup

2 Cepat 200-249 4 955 22,3

3 Sedang 150-199 11 1989 61,2

4 Lambat 100-149 0 0 0

5 Sangat Lambat

50-99 3 261 16,7

Jumlah 18 3205 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor kecepatan membaca yang dicapai siswa pada siklus I adalah 59,56%, belum ada siswa yang mencapai kategori sangat cepat dengan rentang nilai kecepatan 250-299 kpm. Sebanyak 4 siswa atau 22,3% yang memperoleh kategori cepat dengan rentang nilai kecepatan 200-249 kmp, adapun kategori sedang dicapai oleh 11 siswa atau 61,2% dengan rentang nilai kecepatan 150-199 kmp, pada kategori lambat tidak ada siswa yang mencapainya dengan rentang nilai kecepatan 100-149 dan kategori sangat lambat dicapai oleh 3 siswa atau 16,7% dengan rentang nilai kecepatan 50-99 kpm.


(64)

Tabel 7

Hasil Pemahaman Kemampuan Membaca Teks Siklus I No Kategori Rentang

Nilai

Frekuensi Bobot Nilai

% Skor Rata-Rata

1 Sangat Baik 85-100 0 0 0 920 X 100%

100 X 18 = 51,12% Kategori Cukup

2 Baik 65-84 4 300 22,3

3 Cukup 45-64 8 430 44,5

4 Kurang 25-44 4 150 22,3

5 Sangat Kurang

0-24 2 40 11,2

Jumlah 18 920 %

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa sebesar 51,12% atau termasuk kategori cukup. Pada kategori sangat baik, dengan rentang nilai 85-100 belum ada siswa mencapainya. Rentang nilai 65-84 atau kategori baik dicapai oleh siswa sebanyak 4 siswa. Pada kategori cukup dicapai oleh 8 siswa dengan rentang nilai 45-64. Pada kategori kurang dicapai oleh 4 siswa dengan rentang nilai 25-44, dan pada kategori sangat kurang dicapai oleh 2 siswa dengan rentang nilai 0-24.

b. Hasil nontes siklus I

Data nontes pada siklus I ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data nontes.


(65)

1) Observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingakah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Kegiatn ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan aspek positif dan aspek negatif siswa. Aspek positif siswa antara lain (1) siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa membaca cepat dengan penuh perhatian; (3) siswa mengerjakan soal dengan baik; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa tidak mengganggu teman. Sikap negatif siswa meliputi (1) siswa meremehkan penjelasan guru; (2) siswa enggan melakukan kegiatan membaca cepat; (3) siswa meremehkan tugas untuk mengerjakan soal; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengganggu teman.

Hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa yang melakukan aspek positif maupun aspek negatif dalam pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Hal ini dapat dipahami karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah diajarkan pada mereka sehingga diperlukan proses untuk menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(66)

Tabel 8

Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I

No Aspek Obsevasi Frekuensi Persentase Kategori 1 Siswa memperhatikan

pelajaran dengan sungguh-sungguh

16 88,9 SK

2 Siswa membaca cepat dengan penuh perhatian

12 66,7 B

3 Siswa mengerjakan soal dengan baik

9 50 C

4 Siswa aktif bertanya ketika

kesulitan selama

pembelajaran

6 33,4 K

5 Siswa tidak mengganggu teman

14 77,8 B

Keterangan:

SB : Sangat baik = 81% - 100% B : Baik = 61% - 80% C : Cukup = 41% - 60% K : Kurang = 21% - 40% SK : Sangat kurang= 0% - 20%


(67)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh sebanyak 16 siswa atau masuk dalam kategori sangat baik. Pada aspek siswa membaca cepat dengan penuh perhatian masuk kategori baik karena ada 12 siswa yang melakukan kegiatan membaca cepat dengan penuh perhatian. Aspek ketiga yaitu siswa mengerjakan soal dengan baik masuk dalam kategori cukup. Sebanyak 9 siswa berusaha mengerjakan soal dengan baik.

Pada waktu proses pembelajaran, siswa masih enggan bertanya kepada peneliti ketika mengalami kesulitan. Hanya 6 orang yang aktif bertanya sehingga pada aspek ini masuk dalam kategori kurang. Siswa masih canggung untuk bertanya kepada peneliti.

Aspek kelima yaitu siswa tidak menggangu teman. Pada aspek ini, sebanyak 14 siswa tidak mengganggu teman sehingga masuk dalam kategori baik. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi aspek negatif yang merupakan kebalikan dari aspek positif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(68)

Tabel 9

Observasi Aspek Negatif Siklus I N

o

Aspek Observasi

Frekuen si

Persenta se

Katego ri

1 Siswa

meremehka n

penjelasan guru

2 11,2 SB

2 Siswa

enggan melakukan kegiatan membaca cepat

6 33,4 B

3 Siswa

meremehka n tugas untuk mengerjaka n soal


(69)

4 Siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajar an

12 66,7 K

5 Siswa

menggangg u teman

4 22,3 B

Keterangan:

SK : Sangat kurang= 81% - 100% K : Kurang = 61% - 80% C : Cukup = 41% - 60% B : Baik = 21% - 40% SB : Sangat baik = 0% - 20%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa meremehkan penjelasan guru sebanyak 2 siswa atau masuk dalam kategori sangat baik. Pada aspek siswa enggan malakukan kegiatan membaca cepat


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)