Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman membaca teks dari prasiklus ke siklus I. Hasil tes prasiklus pemahaman membaca
teks sebesar 38,34 atau masuk kategori kurang. Pada siklus I hasil tes pemahaman membaca teks sebesar 51,12 masuk kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut,
adanya peningkatan pemahaman membaca teks sebesar 12,78. Pada hasil tes siklus II juga mengalami peningkatan dari tes siklus I, hasil tes siklus II sebesar 72,23.
Sehingga terjadi peningkatan sebesar 21,11. Hasil tes siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Berdasarkan hasil tes, terjadi
peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
2. Perubahan tingkah laku siswa
Selama proses pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming, peneliti melakukan pengamatan tingkah laku siswa. Pengamatan dilakukan pada siklus I dan
siklus II melalui instrumen nontes berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi.
Pedoman observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan siklus II. Aspek-aspek dalam observasi meliputi sikap positif dan sikap negatif. Aspek positif
siswa meliputi 1 siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; 2 siswa membaca cepat dengan penuh perhatian; 3 siswa mengerjakan soal dengan
baik; 4 siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; 5 siswa tidak mengganggu teman. Aspek negatif siswa meliputi 1 siswa meremehkan
penjelasan guru; 2 siswa enggan melakukan kegiatan membaca cepat; 3 siswa
meremehkan tugas untuk mengerjakan soal; 4 siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; 5 siswa mengganggu teman.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diketahui perubahan perilaku siswa. Ada penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap
positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif. Pada aspek observasi positif siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh pada
siklus II lebih besar dari pada siklus I. Pada aspek negatif siswa meremehkan penjelasan guru, jumlah siswa yang meremehkan penjelasan guru pada siklus II lebih
sedikit dari pada jumlah siswa pada siklus I. Pada aspek positif siswa membaca cepat dengan sungguh-sungguh, jumlah
siswa yang membaca dengan sungguh-sungguh pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Pada aspek negatif siswa enggan membaca cepat, jumlah siswa yang enggan
membaca cepat pada siklus II berkurang dari siklus I. Pada aspek positif siswa mengerjakan soal pemahaman membaca teks dengan
sungguh-sungguh, jumlah siswa yang mengerjakan soal dari guru siklus II lebih banyak dari pada siklus I. Untuk aspek negatif siswa enggan mengerjakan soal
pemahaman membaca teks siklus II, jumlahnya lebih sedikit dari pada siklus I. Aspek berikutnya yaitu keaktifan siswa untuk bertanya ketika mengalami
kesulitan. Jumlah yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada siklus I. Pada aspek negatif, siswa segan bertanya ketika kesulitan bertanya jumlahnya lebih
sedikit dari siklus I.
Aspek terakhir, yaitu siswa tidak mengganggu teman. Pada siklus II jumlah siswa yang tidak mengganggu teman bertambah daripada siklus I. Pada aspek negatif
siswa yang mengganggu teman lebih sedikit daripada siklus I. Berdasarkan hasil observasi selama siklus I dan siklus II, jumlah siswa pada
keseluruhan aspek observasi positif meningkat pada siklus II. Pada aspek negatif, jumlah keseluruhan aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan
demikian, observasi aspek positif siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sedangkan pada observasi aspek negatif mengalami penurunan.
Perubahan tingkah laku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal siswa jurnal guru. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa mengenai
pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming. pertanyaan yang diajukan siswa berjumlah lima
pertanyaan, antara lain 1 minat siswa terhadap pembelajaran membaca cepat; 2 pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang pembelajaran
membaca cepat; 3 ketertarikan siswa terhadap teknik skimming; 4 pendapat siswa tentang penyebab kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming; 5 pesan, kesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Pada aspek pertama, minat siswa terhadap pembelajaran membaca cepat. Jumlah siswa yang berminat atau senang terhadap pembelajaran ini
pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I, da untuk jumlah siswa yang tidak senang pada siklus II lebih sedikit dari siklus I.
Aspek kedua yaitu, pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang pembelajaran membaca cepat. Jumlah siswa yang merasa penjelasan guru
lebih mudah dipahami pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I, dan untuk jumlah siswa yang merasa penejlasan guru sulit dipahami pada siklus II
lebih sedikit dari siklus I. Aspek ketiga yaitu, ketertarikan siswa terhadap teknik skimming.
jumlah siswa yang tertarik pada siklus II lebih banyak daripada siklus I, dan lebih sedikit siswa yang tidak tertarik pada siklus II daripada siklus I.
Aspek pendapat
siswa tentang
penyebab kesulitan
dalam pemebelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Jumlah siswa yang
merasa mudah lebih banyak pada siklus II daripada siklus I, dan jumlah siswa yang merasa kesulitan lebih sedikit daripada siklus I.
Aspek terakhir pesan, kesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Semua siswa memberikan pesan,
kesan, dan saran baik pada siklus I maupun siklus II. Berdasarkan hasil jurnal di atas, terjadi perubahan respon kearah yang lebih baik dari siklus I ke siklus
II. Selain jurnal siswa, guru juga menggunakan jurnal guru untuk melakukan
pengamatan terhadap tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek- aspek pengamatn guru meliputi 1 catatan mengenai kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran; 2 keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming; 3 catatan mengenai tanggapan siswa tentang teknik skimming; 4 catatan mengenai tanggapan siswa terhadap tugas pada
kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming; 5 catatan mengenai kejadian- kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming. Aspek pertama yaitu, catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Kesiapan siswa lebih pada siklus II daripada siklus I. Pada siklus II, siswa lebih tenang dan siap mengikuti pembelajaran membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming. Aspek kedua keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming. Pada siklus II siswa lebih aktif daripada siklus I. Siswa lebih aktif bertanya, baik secara langsung maupun pada saat guru mendekati siswa.
Aspek catatan mengenai tanggapan siswa tentang teknik skimming pada siklus I, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan. Namun, pada siklus II yang
mengalami kesulitan semakin berkurang. Siswa mulai senang membaca dengan teknik skimming.
Aspek selanjutnya yaitu, catatan mengenai tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming, pada siklus I sebagian siswa
merasa kurang antusias untuk membaca dan mengerjakan soal. Namun pada siklus II siswa lebih antusias untuk membaca dan membaca soal.
Aspek terakhir yaitu, catatan mengenai kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Catatan antara siklus I
dan siklus II hampir sama, tentang kejadian yang muncul pada saat pembelajaran
membaca cepat, setelah melihat dari siswa secara langsung, hasilnya memuaskan dari hasil tes pilihan ganda untuk siswa.
Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, terhadap siswa yang memperoleh kecepatan yang cepat, sedang, dan lambat. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Hal yang ditanyakan adalah 1 pendapat siswa dalam
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming; 2 pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming; 3 kesulitan yang dihadapi siswa
terhadap penggunaan teknik skimming dalam kegiatan membaca cepat; 4 perasaan siswa ketika dapat meningkatkan kecepatan membaca; 5 saran siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Pertanyaan pertama yaitu pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming, siswa yang mendapatkan kecepatan membaca cepat dalam siklus I dan siklus II merasa senang dan tertarik dengan
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming karena merupakan pembelajaran yang menarik dan menambah banyak pengetahuan dan bisa lebih
meningkatkan keterampilan membaca cepat. Siswa yang kecepatan membacanya sedang, pada siklus I dan siklus II, merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming, karena dengan pembelajaran tersebut dapat mengukur kemampuan pada saat membaca merasa tertarik dengan pembelajaran
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, dan dengan pembelajaran membaca cepat tersebut bisa lebih mudah mencari isi topik bacaan. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II, merasa
tertarik dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, akan tetapi merasa dikejar waktu akhirnya tidak konsentrasi dan masih kurang
mengerti pemakaian tekniknya. Pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming, siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya cepat pada siklus I dan siklus II merasa penjelasan guru mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh dam penjelasan
guru lebih jelas dibanding membaca materi dari buku secara utuh. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang pada siklus I maupun siklus II juga
berpendapat bahwa penjelasan guru mudah dipahami karena materi membaca cepat tidak begitu sulit dan mudah dimengerti. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya lambat pada siklus I dan siklus II berpendapat bahwa penjelasan guru jelas dan bikin semangat dan bisa dimengerti walaupun tidak semuanya.
Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik skimming dalam kegiatan membaca cepat, bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya pada
siklus I dan siklus II, mereka merasa kesulitan di saat konsentrasinya pudar dan waktu yang relatif singkat. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang
pada siklus I maupun siklus II merasa agak kesulitan karena susah untuk mengetahui ide utamanya dari teks tersebut dan bacaannya kurang menarik. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II merasa kesulitan untuk menemukan ide utama karena merasa kurang memiliki pengetahuan
dan wawasan yang berhubungan dengan teks bacaan. Pertanyaan selanjutnya yaitu, perasaan siswa ketika kecepatan membacanya
meningkat pada siklus I dan siklus II, menurut siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya cepat, merasa senang karena keterampilan membacanya lebih meningkat dan merasa senang dan kagum. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya sedang pada siklus I dan siklua II, merasakan karena bisa menambah prestasi juga bahagia dan senang. Bagi siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II, merasakan senang karena sudah mulai bisa memperbaiki keterampilan membacanya dan merasa senang.
Pertanyaan terakhir yaitu, saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming, menurut siswa yang memperoleh kecepatan membacanya
cepat pada siklus I dan siklus II memberikan saran agar keterampilan membaca ini tidak hanya mengetahui ide utamanya saja, tetapi harus paham dengan bacaannya dan
teknik skimming ini harus lebih sering digunakan dalam pembelajaran membaca. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang pada siklus I dan siklus II
memberikan saran kepada peneliti agar lebih ditingkatkan lagi dan tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran, karena mereka masih kurangnya konsentrasi.
Bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II, memberikan saran agar dijelaskan kembali teknik skimming dan bisa
membaca dalam waktu yang singkat. Perubahan perilaku kearah positif juga bisa terlihat pada hasil dokumentasi.
Pengambilan dokumentasi pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
Foto yang diambil terdiri atas, 1 Aktivitas siswa saat kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming; 2 Aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan membaca;
3 Aktivitas siswa saat menjawab soal tes. Berikut ini perbandingan dokumentasi siklus I dan siklus II.
Siklus I Siklus II Gambar 8. Perbandingan Aktivitas Siswa Membaca Cepat
Gambar di atas adalah perbandingan aktivitas siswa membaca cepat pada siklus I dan siklus II. Terlihat masih ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan
dalam membaca. Kesalahan tersebut di antaranya, mengangkat teks bacaan, menyangga kepala. Banyak pula yang membaca dengan sungguh-sungguh.
Siklus I Siklus II Gambar 9. Perbandingan Aktivitas Siswa Menghitung Kecepatan
Membaca
Gambar di atas terlihat siswa menghitung kecepatan membaca. Pada siklus I dan Siklus II siswa dengan sungguh-sungguh untuk menghitung
kecepatanya secara individu.
Siklus I Siklus II Gambar 10. Perbandingan Aktivitas Siswa Menjawab soal
Pada gambar di atas terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika menjawab soal. Pada siklus I dan siklus II siswa terlihat sunguh-sungguh mengerjakan soal,
namun masih ada juga siswa yang masih terlihat kurang. Siswa menggunakan waktu seefektif mungkin, siswa mulai percaya pada diri sendiri dengan menjawab soal tanpa
harus melihat atau menanyakan pada teman yang lain. Sesuai dengan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan perilaku siswa kelas VIII D SMP- Terpadu Darul „Amal Sukabumi kearah
yang lebih positif setelah dilakukan pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data-data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai
berikut. 1. Terjadi peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi
tahun ajaran 2011-2012 setelah mengikuti pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
2. Telah terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP-Terpadu Darul „Amal Sukabumi tahun ajaran 2011-2012, setelah mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming. Perubahan perilaku siswa ini dapat dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi foto.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas, maka saran dapat peneliti sampaikan sebagai berikut.
1. Pertahankan atau lebih ditingkatkan lagi keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia, dapat menggunakan atau
memanfaatkan teknik skimming dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan teknik tersebut. Penerapan teknik skimming ini